PT Pertamina Lubricants melalui Production Unit Cilacap (PUC) kembali menghadirkan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menjawab kebutuhan nelayan dengan program Pertamina Sahabat Nelayan, yakni program pembinaan nelayan dan perintisan mesin tempel/mesin kapal dan bengkel mesin kapal bagi masyarakat nelayan di Tambakreja Kec. Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Pertamina meresmikan bengkel mesin kapal di Kelurahan Tambakreja, dihadiri Manager Production Unit Cilacap Anugrah Saputra, Kepala BLK Kabupaten Cilacap Guntoro Sejati, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Pardjo HP, Kepala Kelurahan Tambakreja Edi Hartoyo Ketua RW 05 Tambakreja dan Ketua Rukun Nelayan Sentolo Kawat.
Sebelum bengkel diresmikan, sebanyak 15 nelayan setempat telah dilatih selama 30 hari dengan menggandeng instruktur dari Balai Latihan Kerja (BLK) Cilacap dan selanjutnya diberikan modal kerja dan pendampingan untuk merintis bengkel mesin kapal.
Manager Production Unit Cilacap Anugrah Saputra mengungkapkan, Pertamina telah bekerjasama dengan BLK Cilacap sejak tahun 2016 untuk membuat formula pelatihan yang memiliki dampak berkelanjutan.
“Tujuan kami adalah untuk terus membangun SDM unggul di Indonesia dan menciptakan kemandirian ekonomi di tengah masyarakat dimana kami beroperasi,” katanya dalam keterangan rilis, Rabu [2/9/2020].
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Pardjo HP menyampaikan dalam melaut, kondisi kapal yang prima akan menunjang produktivitas para nelayan. “Tidak semua nelayan memahami seluk beluk mesin kapalnya, dan memiliki keterampilan untuk memperbaiki bilamana mesin rusak.
Hal tersebut sudah sekian lama dialami oleh nelayan di Kelurahan Tambakreja. “Mereka terpaksa membawa mesin kapal/mesin tempel yang rusak di lokasi yang cukup jauh dan membutuhkan biaya yang mahal untuk memperbaikinya,”urainya.
Kesejahteraan
Dia menilai kesejahteraan tidak selalu berupa materi, tetapi juga berupa kemudahan dalam melaksanakan tugas dan memperoleh ilmu baru. “Melalui bengkel Pertamina Sahabat Nelayan dapat mewujudkan cita-cita masyarakat nelayan yang sejahtera,” tutupnya.
Badan Pusat Statistik [BPS] mencatat, pada 2018 terdapat 12.966 orang berprofesi sebagai nelayan di Cilacap dan, kini 850 lebih warga Tambakreja berprofesi sebagai nelayan menurut data Ketua Rukun Nelayan Tambakreja.
Anugerah Saputra melanjutkan dengan jumlah profesi nelayan yang cukup besar, diharapkan program ini dapat menjadi bentuk edukasi dan peningkatan keterampilan yang dapat meningkatkan kualitas bekerja, kualitas hidup, kemandirian ekonomi, dan kesejahteraan para nelayan dan dengan begitu akan terus memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Kepala BLK Kabupaten Cilacap Guntoro Sejati mendukung penuh program tersebut.
“Pertamina Sahabat Nelayan sejalan dengan roadmap pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kegelisahan Pemerintah adalah masyarakat yang rendah dalam keterampilan sehingga masyarakat tidak mampu berkembang dan makin terjerat kemiskinan,” terang Guntoro.
Selanjutkan Program Pertamina Sahabat Nelayan akan terus mengembangkan jumlah pelatihan dan pembinaan nelayan dan diharapkan nantinya dapat menjangkau wilayah laut lainnya.[***]
Ril/one