DALAM upaya mengurangi pemakaian pakan ikan komersil yang berbiaya tinggi, KKP terus menggencarkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) melalui berbagai macam langkah strategis, salah satunya yaitu melalui serangkaian kegiatan pelatihan. Kali ini, KKP kembali menyapa masyarakat perikanan Kabupaten Cianjur dengan menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan Berbahan Baku Lokal pada 2-3 April 2021.
Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal, pelatihan diadakan guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat perikanan dalam melakukan usaha pembuatan pakan ikan menggunakan bahan baku lokal secara mandiri guna mendukung masyarakat dalam melakukan kegiatan budidaya.
Pelatihan diikuti oleh 100 orang peserta yang merupakan pelaku utama usaha perikanan budidaya di Kabupaten Cianjur. Dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan, pelatihan diadakan menggunakan metode blended online.
Ditemui secara terpisah, Kepala Balai Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Sjarief Widjaja menyebut, pakan yang selama ini digunakan oleh para pembudidaya ikan adalah pakan pabrikan yang memiliki harga tinggi. Padahal, pakan merupakan komponen yang mendominasi biaya produksi dalam kegiatan usaha budidaya ikan. Ia menyebut, masyarakat cenderung merogoh kocek demi memenuhi kebutuhan pakan pabrikan karena dianggap mudah digunakan dan bernutrisi lengkap.
“Pakan merupakan komponen terbesar dari biaya produksi usaha budidaya yakni sebesar 50%-70%. Namun karena pakan merupakan komponen terpenting dalam kegiatan budidaya, masyarakat masih lebih memilih pakan pabrikan yang cukup menguras kantong karena mudah dan lengkap secara nutrisi,” ucapnya.
Guna mengatasinya, Sjarief mendorong para pembudidaya untuk menekan biaya operasional usahanya dengan membuat pakan alternatif berkualitas menggunakan bahan baku lokal sehingga lebih ekonomis.
“Pada dasarnya, pakan alternatif bisa diramu sendiri dengan melihat karakteristik bahan baku yang dipilih. Melalui pelatihan ini, saya harap pembudidaya mulai dapat mengurangi ketergantungan akan pakan pabrikan yang pada akhirnya akan dapat menyejahterakan pembudidaya ikan,” jelas Sjarief.
Tak hanya itu, Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati berharap agar pelatihan ini dapat menumbuhkan lapangan kerja baru bagi masyarakat di Kabupaten Cianjur melalui hadirnya usaha pembuatan pakan ikan. Bahkan, jika dimanfaatkan dengan baik, hadirnya usaha pakan ini akan membentuk integrasi usaha perikanan yang lengkap dari hulu ke hilir bagi masyarakat setempat.
“Kompetensi yang diberikan dalam pelatihan ini akan menjadi langkah awal terciptanya usaha perikanan yang terintegrasi di daerah ini. Dengan begitu, nanti bapak/ibu juga semakin mudah karena bisa memenuhi kebutuhan satu sama lain. Pembudidaya bisa terpenuhi kebutuhan pakannya, sementara pelaku usaha pakan ikan ini juga bisa membuka lapangan kerja baru,” tuturnya.
“Harapannya, akan tercipta kawasan budidaya terintegrasi di Kabupaten Cianjur sejalan dengan program terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam mengembangkan kampung-kampung budidaya perikanan di daerah berbasis kearifan lokal,” tambah Lilly.
Guna mewujudkannya, ia pun mengarahkan jajaran penyuluh perikanan BP3 Tegal untuk terus mendampingi dan membimbing peserta pasca pelatihan berakhir. “Dengan memanfaatkan kompetensi pelatihan dan peran penyuluh dalam membuat kelompok usaha pakan ikan, usaha baru di bidang budidaya akan tumbuh dan mendorong usaha-usaha budidaya lainnya di daerah Cianjur. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat pun kami harapkan dapat meningkat,” ucapnya.
Anggota Komisi IV DPR-RI, Endang Setyawati Tohari yang menginisiasi kegiatan ini menyatakan bahwa tema pelatihan yang diusung kali ini memang telah menjadi kebutuhan masyarakat perikanan di Kabupaten Cianjur. Ia menyebut, potensi perikanan di Kabupaten Cianjur yang tinggi perlu didorong oleh kapasitas SDM yang mumpuni melalui serangkaian kegiatan pelatihan.
“Kabupaten Cianjur memiliki potensi perikanan yang sangat besar, baik untuk budidaya air tawar maupun air laut. Salah satu proporsi terbesar dari total produksi ikan di daerah ini juga berasal dari pengembangan Keramba Jaring Apung (KJA), belum lagi budidaya udang yang sedang dikembangkan untuk potensi ekspor yang juga beroperasi di daerah ini,” ucapnya.
“Potensi-potensi yang ada ini perlu diimbangi oleh wawasan pelaku usaha perikanan yang mumpuni, maka pelatihan menjadi sangat penting untuk diikuti,” lanjut Endang.
Turut mengindahkan kegiatan ini, Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Cianjur, Rossabardina menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap kegiatan pelatihan. Ia menuturkan harapannya agar kegiatan pelatihan dapat berlangsung secara kontinyu di daerahnya.
Terlebih, Rossa menyampaikan dukungannya terhadap seluruh peserta pelatihan agar dapat memanfaatkan kegiatan pelatihan yang singkat dengan sungguh-sungguh. Tak lupa, ia pun mengingatkan para peserta untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M selama pelatihan berlangsung.[***]
ril