Agribisnis

Begini Kata Jokowi Terkait Ekspor CPO RI

foto : Humas Pemprov. Sumsel

SUMSELTERKINI.CO.ID, PALEMBANG – Presinden RI, Joko Widodo [Jokowi] menerangkan tidak mudah menyelesaikan masalah ekspor  Crude Palm Oil ( CPO). Hal ini, menyangkut produksi yang sangat besar. Akan tetapi pemerintah sudah berusaha amat sangat menyelesaikan persoalan ini.

Terlebih sudah empat tahun ini Pemerintah mengurus minyak sawit yang dicegat di Eropa, hal demikian berkaitan dengan bisnis maupun penjualan yang ada di Eropa.

“Mereka di sana juga jualan minyak bunga matahari, kita jualan minyak kelapa sawit, sehingga masuk kesana dihambat-hambat. Saya sudah kirim tim berapa kali, agar sawit kita diterima disana sebanyak-banyaknya,” ungkapnya.

“Awal tahun yang lalu saya juga ketemu Perdana Menteri Tiongkok, Saya minta Tiongkok beli lebih banyak dari sekarang, Saya minta tambahan agar produksi ini bisa diserap sehingga harganya naik. Ada tambahan 500.000 ton. Tapi ternyata juga belum mempengaruhi harga pasar secara baik,” tuturnya saat silaturahmi Presiden RI dengan perangkat desa dan Kader pembangunan desa Provinsi Sumsel, di Palembang Sport and Convention Center (PSCC) Minggu (25/11/2018) siang.

Diuraikannya secara rinci, kebun kelapa sawit diseluruh Indonesia ini sudah berada posisi yang sangat besar, bahkan nomor satu di dunia. Luasannya mencapai sekitar 13 juta hektar kelapa sawit baik itu yang ada di Provinsi Sumatera, Kalimantan, Jawa Maupun di Papua. Sedangkan untuk produksinya setiap tahun sebanyak 42 juta ton.

“42 juta ton itu kalau dinaikan truk, sekitar 10 juta truk mengangkutnya, jumlah ini sangat besar. Kita (Republik Indonesia) saat ini bersaing dengan Malaysia dan Thailand tapi kita tetap yang terbesar, oleh sebab itu mengendalikan ini tidak mudah. Ini perdagangan international atau perdagangan global. Tidak bisa kita mempengaruhi mereka, tidak semudah itu,” terangnya.

Suami dari Iriana Joko Widodo ini juga mengatakan, sudah sejak tiga bulan Pemerintah telah memperintahkan untuk memakai solar yang dicampur minyak sawit sebesar 20% atau Biodiesel (Solar B20).

“Ini nanti kalau berhasil mungkin bisa menaikan harga kelapa sawit, kita impor untuk diproduksi menjadi B20. Kalau ini berhasil akan kelihatan, tapi ini butuh waktu kurang lebih satu tahun dari tiga bulan yang lalu. Menunggu B20 berhasil, kalau berhasil harga nya akan otomatis naik karena disedot oleh permintaan dalam negeri,” katanya.[**]

 

Penulis : One

 

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com