“Kalau pergi karena panggilan Allah, pulangnya pun harus dengan sabar dan sopan. Jangan sampai kopor duluan yang sampai, jemaahnya masih sibuk ngepak oleh-oleh”
Sumselterkini.co.id, – Rabu pagi, tanggal 11 Juni 2025, udara Madinah masih nyenyak membungkus sahur ketika kloter pertama jemaah haji Indonesia dari embarkasi Makassar (UPG 01) mulai meluncur ke Tanah Air. Ada 388 jemaah dan lima petugas yang dengan mata sembab dan hati campur aduk pamit dari Tanah Suci. Mungkin sebagian ada yang bersyukur karena akhirnya bisa pulang, tapi bisa juga ada yang baru sadar “Ya Allah, ternyata rindu yang sesungguhnya justru dimulai saat kaki meninggalkan tanah haram”.
Ibarat acara arisan RT yang akhirnya selesai juga walau harus rebutan panci, ibadah haji tahun ini resmi memasuki fase pemulangan. Dan sebagaimana hukum alam di dunia perantauan datang boleh rame-rame, pulang harus tetap tertib. Jangan sampai ada jemaah yang ketinggalan pesawat gara-gara antre packing kurma dan air zamzam lebih banyak dari jumlah tetangga di kampung.
Wakil Kepala Daerah Kerja Bandara, Pak Abdillah, menyampaikan dengan suara tenang namun mata menyisir ke kiri kanan “Tidak boleh bawa tas tambahan selain koper kabin dan tas paspor”. Pesannya terdengar lembut, tapi bagi jemaah yang hobi belanja oleh-oleh, itu seperti ayat ujian. Ada yang mungkin berpikir keras. “Ya Allah, ini sajadah bordir emas sama karpet yang bisa berubah jadi selimut, masuk koper mana, ya?”. Padahal ya, kata orang bijak “Bawalah kenangan, bukan beban. Yang berat bukan koper, tapi perasaan meninggalkan Makkah”.
Hari pertama fase pulang ini melibatkan tujuh kloter. Empat dari Madinah, tiga dari Jeddah. Jadwalnya seperti resepsi kawinan ada sesi pagi, sore, sampai malam. Tapi bukan pengantin yang ditunggu, melainkan antrean jemaah yang harap-harap cemas semoga tidak ada botol air zamzam yang bocor di dalam koper.
PPIH Daker Bandara pun sudah pasang mode turbo, dari koordinasi koper hingga pemeriksaan tas, semua disiapkan supaya pemulangan terasa semanis waktu berangkat. Jangan sampai ada yang pulang dengan air mata karena tasnya dibongkar petugas gara-gara ketahuan nyelipin termos listrik atau wajan penggorengan yang katanya “oleh-oleh buat menantu”.
Di tengah hiruk-pikuk bandara, ada satu hal yang sebaiknya dibawa pulang lebih banyak dari oleh-oleh keinsafan. Bukan karena di Tanah Suci segala sesuatu terasa mudah, tapi karena kita tahu, kehidupan di tanah air akan kembali menguji. Godaan parkir sembarangan, rebutan diskon minyak goreng, dan suara klakson motor semuanya sudah menunggu di terminal kedatangan.
Kata pepatah “Yang berangkat karena niat, akan pulang membawa berkah” dan semoga berkah itu bukan cuma bentuknya keripik atau tasbih wangi, tapi juga hati yang lebih sabar, pikiran yang lebih jernih, dan niat baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Fase pemulangan jemaah haji adalah momen yang mengandung banyak rasa haru, lelah, dan segunung kenangan. Namun di tengah euforia pulang, jangan lupakan bahwa ibadah ini belum benar-benar usai. Karena ujian sejati justru dimulai ketika kita kembali ke rutinitas duniawi. Maka, pulanglah dengan hati tertib, koper rapi, dan kenangan yang suci karena sejatinya, haji bukan hanya tentang pergi dan kembali, tapi tentang bagaimana kita hidup setelahnya. “Haji itu bukan hanya soal rukun dan wukuf, tapi juga soal sabar saat antri bagasi dan ikhlas ketika oleh-oleh tertinggal di hotel”.
Berikut tujuh kloter yang diberangkatkan ke Tanah Air pada 11 Juni 2025 ini:
1. Kloter 1 Embarkasi Makassar (UPG 01) membawa 392 jemaah dan petugas diberangkatkan dari Bandara AMAA Madinah;
2. Kloter 1 Embarkasi Lombok (LOP 01) membawa 385 jemaah dan petugas diberangkatkan dari Bandara AMAA Madinah;
3. Kloter 1 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG 01) membawa 393 jemaah dan petugas diberangkatkan dari Bandara AMAA Madinah;
4. Kloter 2 Embarkasi Makassar (UPG 02) membawa 392 jemaah dan petugas diberangkatkan dari Bandara AMAA Madinah;
5. Kloter 1 Embarkasi Surabaya (SUB 01) membawa 380 jemaah dan petugas diberangkatkan dari Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah;
6. Kloter 2 Embarkasi Surabaya (SUB 02) membawa 380 jemaah dan petugas diberangkatkan dari Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah; dan
7. Kloter 1 Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS 01) membawa 442 jemaah dan petugas diberangkatkan dari Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah.[***]