Peristiwa

Akasia Tumbang, Jalan Tersumbat, Listrik Nyaris Ambyar, Untung PLN Sigap, Tak Pakai Lama!”

ist

Sumselterkini.co.id, – Waktu belum menunjukkan pukul tujuh, mentari pun masih sibuk cari sandal, dan ayam tetangga belum sempat nyanyi reff, tiba-tiba suasana di Perumahan Harapan Jaya Tahap RT 50 Blok C-D, jumat 30 mei 2025 itu, mendadak berubah jadi adegan film bencana skala RT. Suara “krooookkkk” memecah keheningan, bukan dari sambungan tulang encok warga senior, tapi dari sebuah pohon akasia setinggi 10 meter yang ambruk dengan gaya slow motion penuh kharisma  langsung menindih kabel listrik dan menghalangi jalan utama macam selebgram cari spotlight.

Pohon ini bukan pohon kemarin sore, Usianya sudah puluhan tahun, [Lebih tua umur dari perumahan subsidi dibangun disini] akarnya sudah akil baligh, dan daunnya pernah pensiun dini, tapi karena tekadnya seperti sinetron jadul,  selalu ada episode baru, ia sempat tumbuh lagi. Sayangnya, cinta kedua sering tak sekuat yang pertama. Angin kencang datang, dan pohon pun tumbang. Tak ada drama, tak ada pamit. Ambruk saja, seperti hati yang ditinggal tanpa kejelasan.

Untungnya, insiden ini tak menelan korban jiwa, tidak ada pemotor dan mobil yang mendadak jadi karakter drama Korea. Tidak ada ibu-ibu yang terjebak di balik batang kayu sambil nenteng belanjaan. Hanya kabel listrik yang sempat gemetar, seperti perasaan saat buka dompet tanggal tua. Pohonnya sendiri, rebahan manja menutup jalan, seperti nenek-nenek yang kelelahan habis ikut senam jantung.

Yang patut diacungi jempol, bahkan pakai jempol kaki adalah respon warga. Tak perlu debat di grup WhatsApp RT yang biasanya isinya stiker “setuju” dan “udah disampaikan warga, mereka langsung gercep hubungi PLN. PLN pun respon cepat, tak lama, hanya butuh kurang satu jam (atau satu episode sinetron ada iklan), dua mobil dinas PLN nongol dengan gaya ala pasukan penyelamat di film Hollywood. Empat petugas turun, wajah mereka serius, bawa gergaji seperti penebang kayu profesional yang sedang mengejar target KPI.

Mereka bekerja tanpa banyak cincong, gergaji digas, pohon dipreteli, batang dibelah, dahan dipotong, suaranya bikin iri alat musik, ritmenya lebih stabil dari metronom. Jalan yang tadinya disegel batang akasia, pelan-pelan mulai lega. Kabel listrik kembali bisa napas, dan jam 10 pagi,  selesai sudah semua. Pohon tumbang resmi dipensiunkan tanpa upacara kenegaraan.

Kalau boleh jujur, kejadian ini seperti pepatah “Tua-tua keladi, makin tua makin jadi… penyebab macet”. Pohon tua memang harus diawasi. Jangan sampai karena rasa sayang yang kelamaan, kita malah lupa cek kondisi akar-akarnya. Sama seperti hubungan, kalau akarnya sudah rapuh, jangan dipaksa tumbuh. Bisa-bisa roboh di tengah jalan dan menimpa kabel hati orang lain.

Tapi salut untuk PLN. Biasanya kalau kita telepon layanan publik, yang datang duluan justru notifikasi “sedang dalam antrean”. Tapi ini beda. PLN seperti mantan yang masih perhatian ditelepon langsung datang, tanpa nanya lokasi dua kali, tanpa banyak “seen” di WA.

Kejadian pohon akasia tumbang ini adalah pelajaran hidup bahwa tidak semua yang berdiri lama akan tetap kokoh. Ada kalanya pohon tua butuh rehat, dan kabel butuh ruang napas. Warga yang sigap dan PLN yang gercep jadi duet maut dalam menjaga keselamatan lingkungan.

Maka, bagi yang punya lahan di pohon yang sudah ubanan dan goyang ke kiri tiap ditiup angin, mungkin sudah waktunya dia dilepas dengan cara terhormat  bukan ditunggu sampai jadi konten viral.

Pohon tua di dekat kabel itu seperti hubungan masa lalu yang belum dibereskan. Dari luar tampak tenang, tapi dalamnya rapuh. Sekali tersenggol, bisa bikin listrik ambyar dan lalu lintas lumpuh.

Peristiwa pohon akasia tumbang ini menyadarkan kita bahwa tidak semua yang berdiri lama itu kuat. Kadang, yang tampak kokoh bisa tumbang hanya karena satu hembusan angin, atau satu pertanyaan mantan. “Kamu masih ingat aku nggak?”. Warga yang sigap dan PLN yang gercep adalah contoh sinergi level dewa. Mereka seperti duet penyanyi dangdut dan pengiring organ tunggal  beda suara tapi satu irama.

Maka dari itu, wahai seluruh rakyat perumahan dan jagat RT-RW seantero nusantara rawatlah pohon-pohon di lingkunganmu seperti kamu menjaga mantan agar tidak datang-datang lagi. Yang punya tanah ditanami pohon puluhan tahun harus rajin datang, pantau pohon tua.  Kalau pohon sudah miring dan kelihatan lelah, mending tebang dengan damai sebelum dia tumbang dengan gaya dramatis.

PLN sudah kasih contoh sigap, cepat, dan tidak pakai nunggu rapat pleno. Sekali ditelepon warga, mereka langsung meluncur tanpa bawa-bawa alasan “sedang di luar kota”. Akhir kata, mari kita rawat bumi, jaga pohon, dan cintai kabel seperti kita menjaga hubungan harus kuat, terhubung, dan bebas dari ancaman tumbang mendadak.[***]

Terpopuler

To Top