MUBA Terkini

Cerita dari 229 Desa yang Tak Suka Basa-basi

ist

Sumselterkini.co.id, – Kalau membangun ekonomi rakyat diibaratkan menanam singkong, maka Muba sudah punya ladang, cangkul, pupuk, bahkan panennya pun tinggal nunggu waktu. Sementara daerah lain masih sibuk debat kusir soal jenis bibit dan posisi matahari, Muba sudah naik ke traktor dan tancap gas membentuk Koperasi Merah Putih di seluruh penjuru desa dan kelurahan.

Sungguh ini bukan sekadar berita seremonial. Ini lompatan semangat, ibarat emak-emak pasar yang tiba-tiba menguasai saham gabungan karena gabung koperasi simpan pinjam. Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan bahwa koperasi bukan lagi sekadar papan nama di pos ronda, tapi mesin ekonomi yang bisa mendobrak pintu-pintu ketimpangan sosial.

Dalam acara peluncuran dan dialog percepatan musyawarah desa/kelurahan di PSCC Palembang, yang dihadiri langsung oleh Menko Pangan Zulkifli Hasan dan Gubernur Sumsel H. Herman Deru, kita seolah melihat panggung kolosal reformasi ekonomi rakyat. Dan Muba? Dia sudah duluan buka tirai dan main orkestra.

Kalau Jepang punya sistem keiretsu kerja sama antar perusahaan dan bank untuk memperkuat ekonomi nasional,maka kita punya Koperasi Merah Putih. Bedanya, yang satu pakai jas dan grafik saham, yang satu lagi pakai sarung dan buku kas harian, tapi semangatnya sama memberdayakan dari bawah, dari rakyat.

Bupati Muba, H. M. Toha, tak main-main. Dari 242 desa dan kelurahan di wilayahnya, semuanya, yes, semuanya! sudah punya koperasi. Bayangkan, 229 koperasi di desa dan 13 di kelurahan. Kalau ini lomba 17-an, Muba sudah berdiri di podium juara sambil kibarkan bendera, sementara daerah lain baru bangun tidur dan gosok gigi.

“Kalau mau minum air, ya harus punya ember dulu,” begitu kira-kira logika Menko Zulkifli Hasan soal koperasi yang mesti dibentuk dulu sebelum dapat pinjaman negara. Dan logika ini benar. Mana bisa kita kasih motor ke orang yang belum punya garasi? Ujung-ujungnya nabrak warung tetangga.

Pepatah lama bilang, “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Tapi kalau seluruh desa dan kelurahan sudah serentak bikin koperasi, ini bukan sedikit-sedikit lagi—ini sudah gotong royong massal bikin gunung ekonomi lokal. Tinggal pastikan gunungnya tak longsor oleh ulah segelintir yang doyan main sabun licin.

Sebagai contoh, lihat India dengan sistem koperasi susunya Amul yang berhasil menjadikan peternak sapi kecil sebagai penyumbang besar bagi ekonomi nasional. Atau Finlandia, dengan koperasi konsumen seperti S-Group yang dikelola rakyat tapi punya daya saing seperti jaringan supermarket internasional. Artinya, koperasi bukan barang antik di museum, tapi kendaraan masa depan kalau dijalankan dengan integritas dan inovasi.

Tentu tak cukup berhenti pada pembentukan. Jangan sampai koperasi hanya jadi tempat fotokopi proposal dan jadi ajang arisan politik. Koperasi harus benar-benar bekerja beli gabah petani dengan harga wajar, bantu nelayan dapat solar subsidi, bantu ibu-ibu bikin produk UMKM yang bisa nangkring di rak minimarket.

Tugas selanjutnya adalah menjaga koperasi-koperasi ini tetap hidup dan sehat. Jangan sampai koperasinya tinggal papan nama dan ketua yang sibuk ke seminar, tapi anggotanya bingung bayar iuran. Ibarat warung kopi, jangan cuma papan tulisnya penuh slogan tapi kopi tubruknya gak pernah ada.

Dalam situasi nasional yang penuh tantangan, strategi Koperasi Merah Putih ini adalah langkah cerdas, berani, dan tepat waktu. Muba membuktikan bahwa ketika niat baik dipadu dengan kerja nyata, perubahan bukan cuma wacana. Ini bukan sulap, tapi juga bukan sihir. Ini kerja keras, kerja cerdas, dan kerja bareng-bareng.

Akhir kata, dalam dunia koperasi yang baru ini, mari kita ganti pepatah lama “Bersatu kita teguh, bercerai kita jualan di marketplace tanpa rating.” Koperasi adalah cara lama yang harus dijalankan dengan semangat baru dan Muba, tampaknya, sudah lebih dulu menyalakan mesinnya.

Kalau daerah lain masih sibuk debat soal siapa yang duluan rapat desa, Muba sudah selesai rapat, bikin koperasi, dan mulai dagang. Dan kita? Mari belajar dari mereka, atau setidaknya, jangan menghalangi jalannya.[***]

Terpopuler

To Top