Sumselterkini.co.id, – Kalau cinta itu buta, maka Fernando Alonso sudah rabun sejak kecil… gara-gara Real Madrid, bukan karena silau trofi atau bling-bling pemain bintang, tapi karena cinta sejati yang tumbuh dari layar tivi rumah dan obrolan bapak-anak tiap malam Minggu.
Bayangkan, seorang juara dunia Formula 1 dua kali, yang hidupnya biasa dikelilingi mesin 1000 tenaga kuda, ternyata luluh hatinya gara-gara 11 orang pakai kaos putih lari-larian di rumput hijau.
Ini bukan sekadar fans, ini namanya sudah tumbuh akar di hati. Kalau diumpamakan, Alonso ke Real Madrid itu seperti oli ke mesin kalau gak ada, bunyinya bisa cempreng dan goyangannya gak karuan.
Ketika Alonso dinobatkan sebagai anggota kehormatan Real Madrid, ia tidak hanya naik pangkat sebagai fans elite, tapi juga naik kasta di hati para madridista. Kata Florentino Perez, Alonso ini duta besar Madrid di lima benua.
Coba bayangin, sambil nyetir di sirkuit Baku yang berdebu, dia tetap mikirin lini tengah Madrid. “Modric masuk menit ke-75, fix bakal comeback,” mungkin itu isi pikirannya di tikungan tajam.
Dalam wawancara bareng FIFA, Alonso cerita, dia udah jatuh cinta ke Madrid sejak kecil. Dia nonton bareng bapaknya, dan dari situ tumbuhlah cinta yang tak bisa dibendung.
Beda tipis sama sinetron “Tersanjung”, bedanya ini “Terkecanduan Madrid”. Malah bisa dibilang, waktu Alonso kecil, bukannya nonton kartun pagi minggu, dia nonton El Clasico dan debat bareng bokap soal taktik 4-3-3.
Kini, kalau sedang nggak balapan, Alonso bisa kedapatan duduk manis di tribun Santiago Bernabeu. Dan kalau Spanyol main, dia juga ikut ngibarkan bendera.
Ini bukti bahwa cintanya nggak cuma lokal, tapi juga nasional. Alonso ibarat fans yang punya SIM internasional, nonton Madrid di mana pun, mendukung Spanyol kapan pun, dan tetap setia walau di lintasan sirkuit Monte Carlo.
Kalau setia bisa diadu, dia udah setara sama fans sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang gak pernah absen 2000 episode.
Dan begini nih, pepatah lama bilang “Cinta sejati tak mengenal batas lintasan” Nah, Alonso itu bukti nyatanya dari paddock ke Bernabeu, dari bendera start sampai lagu Hala Madrid, dia tetap konsisten gas pol tanpa rem untuk klub tercinta.
Di dunia yang makin cepat seperti Formula 1, Alonso ngajarin kita satu hal bahwa setia itu masih keren. Bahwa jadi fans gak harus ribut di kolom komentar, cukup cinta diam-diam tapi tulus kayak Alonso yang nyetir jet darat tapi hatinya parkir di Bernabeu.
Karena, kata orang bijak [yang kadang ngopi di warkop belakang], “Lebih baik jatuh cinta ke klub yang kalah kemarin, daripada jatuh ke orang yang gak bisa diajak nonton bareng final Liga Champions”. Alonso? dia menang dua kali di sirkuit dan di hati Madridistas.[***]/disadur fifa.com.