MUBA Terkini

UMKM Muba Naik Kelas, Bersiap Masuk Etalase Modern

ist

Sumselterkini.co.id, – Suasananya di Ruang Rapat Randik, mendadak mirip acara lamaran, bukan karena ada siraman adat, tapi karena perwakilan Indomaret datang bawa niat baik dan dua gerobak.

Bukan buat jualan gorengan langsung, tapi untuk mempererat ikatan dagang antara ritel modern dan pelaku UMKM lokal. Seperti jodoh yang dijodohin mertua, Pemkab Muba dan PT Indomarco Prismatama tampaknya siap “kawin kontrak” dalam program pelatihan dan bantuan gerobak UMKM. Meski cuma dua gerobak yang dibawa, tapi semangatnya kayak ngangkut satu truk harapan.

Pak Erdiansyah, Plt Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Muba, menyambut kedatangan tim CSR PT Indomarco Prismatama alias Indomaret, yang diwakili oleh Bapak Horas Malau.

Mereka bawa kabar gembira bakal ada pelatihan UMKM dan dua gerobak hadiah untuk para pelaku usaha kecil di Muba. Bukan gerobak sembarang gerobak, katanya sih ini gerobak “berstiker Indomaret”, yang bisa jadi semacam jimat dagang baru.

Horas Malau bilang, “Tanggal 24 Juni kita mulai pelatihannya, bawa seratus pelaku UMKM, terus kita bagi dua gerobak.”
Dua gerobak untuk seratus orang ini memang kalau dibagi rata, jatuhnya bukan gerobak per orang, tapi “seperlimapuluh” gerobak per UMKM. Tapi seperti pepatah lama “Tak ada rotan, gerobak pun jadi.”

Pak Erdiansyah pun menanggapi dengan gaya khas birokrat yang sudah makan asam garam dan pernah duduk rapat sambil nahan lapar, “Kami dukung penuh. Nanti koordinasi lanjutan ke OPD, biar gerobak ini bukan cuma jadi pajangan, tapi beneran bisa narik cuan.”

Namun yang menarik adalah sindiran lembut tapi penuh makna yang diselipkan Pak Erdiansyah, “…Indomaret seyogyanya bisa kasih space khusus untuk produk UMKM lokal Muba.”
Nah loh, ini kode keras tapi halus. Kayak gebetan bilang, “Aku sih nggak minta apa-apa… asal kamu ngerti.”

Sebab memang, bantu UMKM itu nggak cukup cuma pelatihan dan gerobak. UMKM itu butuh tempat mangkal yang strategis, etalase digital, promosi berkala, dan tentu saja akses pasar. Kalau gerobaknya keren tapi parkirnya di belakang rumah kosong, ya sama saja seperti nyanyi di kamar mandi niatnya kuat tapi nggak ada yang denger.

Kerjasama seperti ini patut diapresiasi, tapi juga perlu dibumbui inovasi. Daripada gerobak dua biji, gimana kalau Indomaret kasih satu rak penuh produk UMKM Muba di setiap gerai? Bikin pojok lokal, “Kito Punya Kito”, tempat keripik pisang, kerupuk rambak, dan sambel tempoyak bisa nangkring sejajar dengan permen mint dan sabun wangi dari pabrik besar.

Karena kadang UMKM itu bukan kurang bagus, tapi kurang tempat manggung. Dan pasar modern kayak Indomaret bisa jadi panggung utama, bukan cuma tribun belakang.

Gerobak dua itu simbol. Tapi jangan berhenti di simbol. Harapan pelaku UMKM Muba lebih besar dari itu. Pelatihan penting, gerobak keren, tapi pasar nyata jauh lebih menentukan. Kalau Indomaret mau jadi “kakak asuh UMKM”, maka harus siap jadi jembatan bukan cuma tempat parkir.

Karena yang dibutuhkan UMKM hari ini bukan sekadar bantuan sesaat, tapi peluang jangka panjang. Toh, seperti kata orang tua kita
“Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi gerai nasional.”[***]

Terpopuler

To Top