Sumselterkini.co.id, – Asrama Haji Palembang, pagi itu, tampak lebih sibuk daripada pasar malam. Petugas dari berbagai sektor berlarian ke sana ke mari, memeriksa persiapan dan memastikan semua siap untuk melayani 7012 jamaah haji yang akan berangkat. Suasana seperti ini bukanlah hal yang aneh, karena memang ini adalah momen yang dinanti-nanti setiap tahunnya persiapan keberangkatan haji.
“Jangan sampai ada yang ketinggalan, ya!” seru salah seorang petugas, sambil menggeser meja kecil untuk menyusun ulang obat-obatan yang akan dibawa.
“Kasur sudah siap? Obat sudah cukup? Internet lancar?” Tanyanya sambil melirik ke petugas lain yang sedang berlari mengelilingi ruangan.
Di tengah riuhnya kegiatan itu, tiba-tiba Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, datang dengan langkah santai namun penuh perhatian. “Semuanya masih sibuk ya?” katanya sambil menyapa beberapa petugas yang berlalu lalang.
“Pak Gubernur! Kita lagi cek semuanya, dari kasur, obat-obatan, sampai Wi-Fi. Jangan sampai ada yang kecewa, kan!” jawab salah seorang petugas dengan canda. “Demi jamaah yang mau pergi haji, siap-siap banget!”
Gubernur Deru tersenyum lebar. “Tapi inget, jangan sampai lupa mentalnya. Fasilitas fisik sudah oke, tapi kalau mental petugasnya gak siap, bisa-bisa jamaah malah bertanya, ‘Pak, kenapa mukanya kayak baru bangun tidur?'”
Semua tertawa. Namun, sesaat setelah itu, Deru menambahkan dengan serius, “Haji itu bukan cuma perjalanan fisik. Ini perjalanan spiritual yang membawa harapan seluruh keluarga jamaah. Jadi, mental dan pelayanan kita harus lebih dari sekadar siap. Harus dengan hati.”
Deru pun melangkah menuju mini Ka’bah yang ada di asrama, sambil mengingatkan, “Mini Ka’bah ini jangan cuma jadi pajangan, ya! Kalau cuma foto-foto doang, nanti jamaahnya bilang, ‘Ini kan baru setengahnya, Pak!'”
Saat peninjauan dilanjutkan, Deru berbicara tentang pengalaman haji di negara lain. “Lihat saja di Arab Saudi, fasilitas mereka bukan hanya lengkap, tapi mereka juga membuat jamaah merasa dihargai. Dari hotel sampai transportasi, semuanya dirancang dengan kenyamanan jamaah di hati. Kita harus belajar dari itu, supaya di sini, jamaah merasa seperti berada di tempat yang sama. Mulai dari keberangkatan sampai kepulangan.”
Dengan penuh keyakinan, Deru pun berkata, “Kerja dengan sepenuh hati, hasilnya pasti berkah. Kalau kita serius, jamaahnya juga akan merasa nyaman, dan ibadahnya lancar.” Sambil meninggalkan lokasi, ia menambahkan dengan senyum khasnya, “Jadi, pastikan semuanya benar-benar siap. Bukan hanya fisik, tapi juga hati yang ikhlas.”
Pelayanan haji itu bukan hanya soal fasilitas yang lengkap, tetapi juga soal kualitas hati dalam melayani. Negara lain seperti Arab Saudi memberi contoh bagaimana pentingnya perhatian terhadap kenyamanan dan mental jamaah. Jika kita bisa menggabungkan keduanya fasilitas yang baik dan hati yang tulus, maka perjalanan haji ini akan menjadi lebih dari sekadar ibadah, tetapi juga pengalaman yang penuh berkah.[***]