MUBA Terkini

Tanah untuk Surga Kecil

Tanah untuk Surga Kecil

Sumselterkini.co.id,- Di sebuah sudut Sekayu yang tak tercantum dalam brosur perumahan, Romi dan keluarganya menjalani hidup dengan sederhana kadang terlalu sederhana. Rumah mereka lebih mirip pondok darurat atap seng penuh tambalan, dinding kayu yang berlubang di sana-sini, dan lantai yang kalau hujan berubah fungsi jadi kolam lele dadakan.

Tapi dari tempat itulah, setiap malam Romi dan istrinya, Putri, memanjatkan doa yang selalu sama semoga besok anak-anak bisa tidur lebih tenang, dan rezeki cukup sampai akhir bulan, atau setidaknya sampai warung sebelah.

Romi bekerja serabutan. Apa saja dikerjakan asal halal buruh bongkar muat, bantu tambal ban, kadang jadi tukang ojek walau motornya lebih sering batuk daripada ngebut. Putri sendiri mengurus rumah dan anak-anak dengan kesabaran yang, kata tetangga.

Lalu datang hari Selasa itu, tepatnya  29 April 2025 lalu, sebuah hari yang tak mereka kira akan jadi titik balik hidup mereka.

Siang itu, cuaca Sekayu sedang lumayan panas- panas yang bisa bikin sandal jepit meleleh kalau kelamaan di teras. Tiba-tiba mobil dinas berhenti di depan rumah Romi. Bukan tukang kredit atau tetangga pinjam beras, tapi Bupati Musi Banyuasin sendiri, H M Toha.

Ya, benar. Orang nomor satu di Muba datang langsung. Bukan buat syuting iklan pelayanan publik, tapi untuk melihat langsung kondisi warga yang butuh perhatian. Tanpa banyak protokol, tanpa karpet merah, beliau turun dan masuk ke rumah Romi, menyapa dengan hangat, dan duduk bersila seperti tamu biasa.

Obrolan berlangsung hangat, penuh empati. Bupati Toha mendengar langsung kisah hidup Romi, kondisi rumah yang nyaris roboh, dan bagaimana keluarga ini bertahan dari hari ke hari.

Di sela percakapan itu, Pak Bupati minta KTP dan KK Romi. Tapi bukan buat arsip pemilu, melainkan untuk memastikan data keluarga itu bisa langsung ditindaklanjuti secara administratif.

Dan lalu, kalimat itu meluncur dengan tenang. Kalimat yang membuat Putri langsung menunduk, menahan tangis haru.

“Saya pribadi punya tanah di Griya Bumi Lestari. Saya hibahkan untuk keluarga Romi. Untuk pembangunan rumahnya, nanti akan dibantu Dinas Sosial Kabupaten Muba,” ujar Bupati Toha, seraya menyebutkan ukuran tanahnya: 7 x 15 meter.

Kalimat pendek, tapi dampaknya seperti gempa kecil di hati Romi dan Putri. Bukan karena takut, tapi karena tak percaya. Sebidang tanahyang bagi sebagian orang hanya aset, bagi mereka adalah mimpi yang sudah lama dilipat dan disimpan di pojok harapan.

Putri tak bisa lagi menahan tangisnya. “Ya Allah… kami tidak menyangka bisa mendapatkan perhatian sebesar ini. Kami sekeluarga terima kasih banyak kepada Pak Bupati. Semoga Allah membalas segala kebaikan Bapak dengan berkah yang berlipat ganda. Aamiin,” ujarnya sambil mengusap air mata yang terus mengalir.

Bagi Romi dan keluarganya, ini bukan sekadar tanah. Ini adalah awal dari tempat tinggal yang pantas, rumah yang bisa disebut rumah, dan kehidupan yang bisa dilanjutkan dengan sedikit lebih tenang.

Langkah spontan Bupati Toha ini mengingatkan bahwa di tengah birokrasi yang kadang ruwet seperti benang kusut, masih ada ruang untuk kepedulian yang nyata. Hibah tanah pribadi itu bukan kampanye, bukan pencitraan. Hanya keputusan sederhana dari seorang pemimpin yang percaya bahwa jabatan itu bukan menara, tapi jembatan.

Apa yang dilakukan Bupati Toha memang tidak besar di atas kertas, tapi punya arti besar bagi keluarga yang menerimanya. Di tengah keterbatasan, perhatian langsung dari seorang pemimpin menjadi penguat semangat. Sebidang tanah itu bukan hanya tempat membangun rumah, tapi juga tempat bertumbuhnya harapan dan ketenangan.

Oleh sebab itu, terkadang, perubahan hidup dimulai dari langkah kecil. Dan dalam kasus Romi, langkah itu datang dari tangan seorang pemimpin yang memilih turun, bukan hanya melihat dari jauh. Tanah dan Surga Kecil, sebidang tanah yang diberikan bukan sekadar tempat tinggal, tapi sebagai awal dari kehidupan yang lebih manusiawi dan penuh harapan sebuah ‘surga kecil’ bagi keluarga yang sebelumnya hidup dalam keterbatasan.[***].

Terpopuler

To Top