OKI Terkini

Cerita Kartini Tak Hanya Berkebaya, Tapi Juga Berencana!

ist

Sumselterkini.co.id, – Kalau Kartini masih hidup dan punya akun Instagram, bisa jadi caption-nya hari ini begini “Bukan cuma emansipasi, tapi juga edukasi reproduksi. Salam KB, gaes!” Ya, dalam rangka memperingati Hari Kartini 2025, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) membuktikan bahwa merayakan perempuan bukan cuma soal bunga dan selendang batik. Tapi juga soal rahim yang bahagia, keluarga yang sejahtera, dan masa depan yang tidak diisi pampers doang tiap tiga bulan.

Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), OKI menggelar layanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) secara serentak di seluruh fasilitas kesehatan di 18 kecamatan. Ini bukan sekadar program biasa, tapi ibarat ngasih surprise party buat ovarium dan testis, biar tahu diri dan enggak sembarangan produksi.

Kepala DPPKB OKI, Zulpikar, menyampaikan langkah konkret untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga. Edukasi juga diberikan ke remaja. Karena kita tahu, kalau remaja cuma diedukasi soal sinyal Wi-Fi dan bukan kesehatan reproduksi, bisa-bisa nanti malah download anak sebelum lulus SMA.

Selain layanan KB, Tenaga Pendamping Keluarga (TPK) juga diterjunkan. Mereka ini semacam “bodyguard kesehatan keluarga”, mendampingi calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin, hingga balita. Jadi, jangan kaget kalau di posyandu tiba-tiba ada yang datang pakai rompi dan bawa brosur. Itu bukan sales parfum, itu penyelamat generasi.

Zulpikar juga menyinggung soal kehamilan 4T. Kalau kehamilan itu digambarkan kayak masak mi instan, maka 4T adalah versi gagal  kebanyakan bumbu, air terlalu sedikit, kompor terlalu panas, dan lupa matiin api. Hasilnya? Gagal total.

Makanya, KB jadi pilihan jangka panjang. Targetnya? 314 akseptor implan dan 179 akseptor IUD. Tapi bukan cuma angka yang dikejar, melainkan kualitas dan keberlanjutan. Karena punya anak itu bukan lomba siapa cepat dia dapat, tapi siapa yang siap, dia mantap.

Bupati OKI, H. Muchendi, dalam sambutannya juga menegaskan KB bukan tanggung jawab perempuan semata. Pria juga bisa ikut, dan bukan hanya ikut ngitung hari subur, tapi juga ikut dalam pengambilan keputusan. Ingat, membangun keluarga bukan duet satu arah, tapi duet maut yang saling mendukung, seperti suami-istri yang bisa bahu-membahu  bukan bahu-membahu cari alasan.

Di Hari Kartini ini, pemerintah OKI memberi layanan KB gratis. Ini bukan sekadar pelayanan medis, tapi bukti bahwa cinta jangka panjang perlu perencanaan yang matang. Kayak bikin rumah tangga jangan baru dua bulan nikah langsung pengen 4 anak dan 3 kolam lele.

Bupati Muchendi bilang, membentuk SDM berkualitas dimulai dari keluarga. Betul sekali, Pak. Kalau anak lahir dari keluarga yang siap dan sehat, Indonesia enggak akan kekurangan tenaga kerja, tapi juga enggak kelebihan jumlah anak yang dititipin ke kakek-nenek.

Jadi, memperingati Hari Kartini tahun ini bukan cuma soal kebaya dan puisi. Tapi juga soal IUD, implan, dan keputusan bijak tentang kapan dan berapa anak yang ingin dimiliki. Karena cinta itu indah, tapi cinta yang direncanakan dengan bijak jauh lebih mengagumkan. Selamat Hari Kartini! Mari rayakan dengan kontrasepsi, bukan hanya kontemplasi.[***]

Terpopuler

To Top