SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Pabrik II B milik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang yang telah rampung dibangun beberapa tahun lalu, akhirnya diresmikan oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat.
Pabrik anyar yang berkapasitas produksi sebesar 907.500 ton urea per tahun tersebut dan 660.000 ton amoniak per tahun tersebut merupakan merupakan salah satu bagian dari program revitalisasi industri pupuk.
Sebelumnya Pusri mengandalkan pabrik udzur (Pusri II) yang berumur sekitar 40 tepatnya 1974 – 2017, selain pabrik III, dan IV untuk memproduksi pupuk urea.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan bahwa Pupuk Indonesia optimis bahwa industri pupuk dan petrokimia mempunyai prospek yang baik ke depan dimana kebutuhan pupuk NPK, akan terus meningkat.
Pabrik ini dibangun oleh konsorsium Rekayasa Industri dan Toyo (Jepang), dengan total biaya investasi sekitar Rp8,5 triliun. Sumber bahan baku gas untuk Pusri 2B berasal dari Pertamina EP dan Medco,
Mulai 2019-2023, jelasnya akan dipasok dari Conoco Phillips Grissik, dengan pasokan sebesar 62 MMSCFD. Pabrik ini juga menggunakan bahan bakar batu bara untuk pembangkit steam dan listrik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap gas bumi.
Sementara Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Mulyono Prawiro mengatakan pabrik ini akan menggantikan pabrik Pusri II yang boros konsumsi gasnya.
“Konsumsi gas Pusri II B adalah 24 MMBTU/ton urea, jauh lebih rendah dibandingkan Pusri II, yang konsumsi gasnya mencapai 37 MMBTU/ton urea,”ungkap dia disela-sela peresmian Pusri II B, Ground Breaking NPK Fusion II Pusri dan Pencanangan Proyek Pengembangan 2,4 juta, Jumat (11/5/2018).[one]