SEBELUMNYA Kantor Gubernur Aceh, Rabu lalu mendapat kiriman karangan bunga dari warganya menyusul Provinsi di ujung pulau Andalas ini menduduki urut pertama di Sumatera terbanyak penduduk miskin sesuai rilis BPS dengan 19.000 orang pada September 2020.
Kini giliran Kantor Gubernur Provinsi Sumsel mendapat hal serupa, kiriman karangan bunga bernada sindirian, karena menjadi provinsi nomor urut tiga di Sumatera yang angka penduduk miskinnya meningkat, sementara di Indonesia, Sumsel menempati urut 10 sesuai data BPS.
Pantuan, Sabtu pagi, karangan bunga tersebut di atas trotoar Jalan, tepatnya depan Kejaksaan Negeri Palembang. Karangan bunga tersebut dikirim oleh Himpunan Mahasiswa Islam [HMI] Sumsel dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah [IMM] Sumsel.
Salah satu karangan bunga tersebut bertulisan “Selamat Sukses atas Prestasi dan Capaian Gubernur Sumsel menempati 10 besar di Indonesia dan nomor 3 setelah Provinsi Aceh dan Bengkulu yang penduduknya miskin terbanyak di Sumatera.
Selain dari organisasi mahasiswa, tersebut, karangan bunga juga dikirim dari Cipayung Plus Sumsel, yakni gabungan dari organisasi mahasiswa di Sumsel, seperti HMI, IMM, KMHDI, PMII, Pemuda Muslim Indonesia dan Semi.
M. Iqbal Ketua IMM Sumsel menjelaskan kiriman bunga tersebut salah satu bentuk kekecewaan atas kinerja gubernur dan jajaran hingga Sumsel berada di peringkat 10 termiskin sesuai data september 2020 BPS. Dan nomor tiga di Sumatera, Data BPS menyebutkan di Sumatera, Kemiskinan Aceh sebesar 15,43%, lalu diikuti Bengkulu dengan prosentase 15,30%, dan Sumatera Selatan sebanyak 12,98%.
“Sebaiknya mengalihkan anggaran fokus untuk membantu UMKM dan program Pro Rakyat lainnya,” katanya.
Sementara itu Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Sumsel Husein Rianda mengatakan, papan ucapan tersebut adalah salah satu bentuk ucapan , kritikan dan masukan untuk pemerintah, karena Sumsel masuk dalam 10 besar provinsi termiskin di Indonesia.
“Kita sebagai organisasi pergerakan yang tergabung di Cipayung, sebagai organisasi penyeimbang pemerintahan, tetap menggedor, mengkritik dan memberikan masukan ke pemerintah,” ucapnya.
Ucapan tersebut menurutnya, harusnya menjadi tamparan bagi Pemprov Sumsel dan bukan merupakan prestasi yang baik untuk dipertahankan. Melainkan prestasi buruk dalam pemerintahan, selama Herman Deru menjadi Gubernur Sumsel.
Dengan kondisi ini, dia mengharapkan Gubernur Sumsel mengajak seluruh elemen bergabung dan mendengarkan masukan yang membuat Sumsel maju.
“Kelemahan pemerintah hari ini, tidak pernah duduk bareng dan berdiskusi intens dengan pemuda. Beberapa program belakangan dikritik, tapi tidak ada usaha pemerintah untuk mau berdiskusi dengan kita. Semakin dikritik, semakin buruk prestasi di Sumsel,” katanya.
Di masa pandemi Covid-19 ini, dia menilai yang harus didorong perekonomian adalah di pedesaan, terlebih di sektor pangan dan pertanian. Karena dari desa bisa meningkatkan perekonomian daerah.
Tidak hanya mengirim papan ucapan ke samping kantor Pemprov Sumsel saja, Cipayung juga akan mengirim papan ucapan lagi ke Griya Agung Palembang.
“Kami juga akan menyebarkan pamflet di Palembang, terkait kebijakan (Gubernur Sumsel) yang tidak tepat sasaran. Sehingga daya beli di Sumsel menurun dan mengakibatkan Sumsel masuk 10 provinsi di Indonesia,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel Mawardi Yahya merespon terkait Sumsel masuk 10 besar provinsi termiskin di Indonesia, saat menghadiri Silaturahmi Tokoh Adat dan Ormas Budaya Sumsel di Hotel Swarna Dwipa Palembang, pada hari Kamis (18/2021).
Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat kondisi memprihatinkan, terlebih lagi masalah ekonomi rakyat.
“Bagi orang (seperti) saya, tidak ada masalah. Bagi orang tidak mampu, saya kira ini jadi masalah kita semua. Bagaimana kita meningkatkan ekonomi, aktivitas masyarakat kita harus terus berjalan. Bagaimana berjalan, tentu dihambat oleh protokol kesehatan,” katanya. [yip]