SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Untuk kali ke tiga Bank Sumsel Babel (BSB) meraih penghargaan Annual Report Award untuk BUMD non listed. Penghargaan tersebut diberikan, karena BSB dalam melakukan transformasi sejak 2014 lalu terhadap bisnis proses, budaya perusahaan dan sumber daya manusia.
“Kami kembali meraih Annual Report Award (ARA) dan ini adalah penghargaan ketiga yang berhasil diraih secara berturut-turut,” jelas Direktur Utama (Dirut) Bank Sumsel Babel, Muhammad Adil, dalam rilisnya yang diterima Warta Ekonomi.co.id, Rabu (20/9/17).
Menurutnya, prestasi yang berhasil diraih merupakan penghargaan Annual Report tahun 2016 yang ke 16, yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia (RI).
Award ini diselenggarakan dengan tujuan mendorong perusahaan untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) melalui keterbukaan informasi dan praktik GCG.
“Inilah upaya transformasi kami, dengan harapan meski berstatus sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Sumsel Babel mampu menjadi perbankan terdepan di Indonesia,” tuturnya.
Adil berharap, Bank Sumsel Babel kedepan dapat menjadi lembaga perbankan terdepan. Apa lagi dalam waktu dekat, PT BPD Sumsel Babel ini, akan segera melakukan initial public offering (IPO), agar kedepan lembaga ini semakin berkembang.
“Ini adalah kebanggan manajemen dan pegawai Bank Sumsel Babel. Terimakasih kepada seluruh pegawai yang selama ini terus berkonsisten melaksanakan GCG, teruslah berbenah untuk menjadi perusahaan yang lebih baik,” tandasnya.
Sementara itu, Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK sekaligus Ketua Panitia ARA 2016 memaparkan peserta ARA 2016 berjumlah 314 perusahaan yang terdiri dari 299 perusahaan dan 15 Dana Pensiun.
Penagugerahan ARA 2016 dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Ketua DK OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistyo dan sejumlah tokoh lainnya.
“ARA 2016 terselenggara atas kerjasama tujuh instansi, yakni OJK, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, BEI, dan Ikatan Akuntan Indonesia,” jelasnya.
Selanjutnya, penilaian ARA 2016 terdiri dari delapan kriteria kualitas informasi dalam laporan tahunan, khususnya menyangkut aspek transparansi dan GCG. Bobot masing-masing yakni umum 2%, Ikhtisar data keuangan penting 5%, Laporan dewan komisaris dan direksi 3%, profil perusahaan 8%, analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja 22%.
Penilaian GCG 35%, informasi keuangan 20%, dan lainnya 5%. Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang berasal dari tujuh institusi, praktisi, pengamat, dan akademisi.