DHARMA Wanita (DW) Persatuan Pemprov. Sumsel mengelar Seminar Kesetaraan Gender dengan menghadirkan narasumber Dew Consultant Jakarta, DR Sarfilianty Anggiani SE, MM, MBA bertempat di Graha Binapraja Provinsi Sumsel, Rabu (24/7/2019).
Seminar kesetaraan gender kali ini dibuka langsung oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Pemprov. Sumsel Ny Hj. Renny Devi Nasrun yang dalam sambutannya menegaskan kesetaraan gender merupakan salah satu bentuk hak asasi yang harus diketahui dan dipahami oleh semua orang. Baik kesetaran sosial, bidang hukum dan akses kerja dengan upah yang sama dan perlakuan yang sama disemua lini.
“Kesetaraan ada disemua aspek termasuk dalam pekerjaan. gender adalah pembagian peran dan tugas antara laki laki dan wanita sesuai dengan adat isriadat di tengah masyarakat,” jelasnya.
Dia juga berharap melalui kegiatan ini ada manfaat yang dapat diraih dalam menjadikan anggota Dharma Wanita yang faham akan kodratnya sebagai istri ASN dan ibu bagi anak-anaknya. “Dharma Wanita Persatuan harus bangga dengan atributnya. Karena DW sebagai istri aparatur,” imbuhnya.
Hj. Renny Devi Nasrun juga mengingatkan jajaran DW agar taat dengan aturan organisasi terutama terkait dengan atribut. Karena dalam organisasi harus dibangun keberasamaan.
“Inilah kesatraaan kita tampil sama tidak ada kecemburuan sosial. Jika kita seragam itu akan membuat organisasi kita lebih baik,” katanya.
Dilain pihak Ny Santi Nuryani Iwan Gunawan selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan Biro Humas dan Protokol Setda Prov. Sumsel sebagai penyelenggara seminar dalam laporannya menyebutkan peserta seminar terdiri atas anggota DW dilingkungan Setda dan para Ketua dan Wakil Ketua DW Persatuan dilingkungan OPD Pemprov. Sumsel.
Sementara itu narasumber Dew Consultant Jakarta, DR Sarfilianty Anggiani SE, MM, MBA dalam paparannya menyebutkan Gender adalah perbedaan-perbedaan, peran status, tanggung jawab, fungsi perilaku antara laki laki dan perempuan yang merupakan kontruksi rekayasa sosial. Gender bukan didasarkan pada perbedaan biologis.
Dia menyebutkan jangan ada wanita yang melupakan kodratnya sebagai ibu bagi anak-anak dan istri bagi suami. Sebab ada kalanya wanita yang merasa sukses dalam karier suka kebablasan. Sebab kesetaraan itu bukan kemerdekaan yang kebablasan.
“Tugas utama kita sebagai wanita mengurus anak dan suami. Jangan mengukur sukses dengan karier secara duniawi. Namun ukur sukses itu dunia dan akherat. Jangan bangga dengan karier kita sebagai wanita jika anak dan rumah tangga kita tidak baik. Karena itu dampingi suami kita sebagai ASN dengan baik. Ingat suami kita itu digaji dengan pajak,” tegasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, sebagai seorang istri harus memberikan support pada suami. Menjaga nama baik suami dengan prilaku yang baik, terlebih diera saat ini para istri harus berhati-hati dalam penggunaan media sosial karena ada nama baik suami dan keluarga yang kita pertaruhkan.
“Tidak ada dalam sejarah istri melebihi suami. Yang ada keseimbangan. Tujuan utama Dharma Wanita adalah kesejahteraan keluarga,” tambahnya.
DR Sarfilianty Anggiani dalam paparannya juga menyebutkan emansipasi tidak terlepas dari perjuangan RA. Kartini yakni wanita harus dihargai haknya dengan membebaskan dari segala bentuk penindasan dan distriminasi.
“Emansipasi wanita ada tiga yakni bidang kemanusianan, bidang hukum dan bidang sosial. Adapun peran strategis sebagai wanita adalah dalam keluarga, peran dalam pendidikan, peran dalam bidang ekonomi dan dalam lingkungan masyarakat,” tandasnya.[**]
Penulis : rel humas