Sumselterkini.co.id, Palembang – Jamur Ganoderma Boninense di identifikasikan sebagai spesies jamur yang paling umum menyerang tanaman kelapa sawit. Jamur ini adalah patogen yang menyebabkan penyakit busuk pangkal batang atau Basal Stem Rot (BSR), bisa menyebabkan tanaman tumbang, mati dan berdampak pada produktivitas kelapa sawit.
Untuk mengendalikan hal tersebut, selain melakukan aturan tanam yang baik dan pengelolan yang baik pula, PT Socfin Indonesia ( Socfindo ) yang berkedudukan di Medan Sumatera Utara, meluncurkan varietas bibit sawit yang toleran terhadap Jamur Ganoderma tersebut, yakni DxP unggul MT Gano Socfindo.
Socfindo sendiri merilis varietas itu untuk konsumen sudah 5 tahun lalu, dan merupakan varietas terkini besutan Socfindo, yang cocok digunakan untuk lahan replanting generasi kedua atau generasi ketiga. Sebab, penyakit Ganoderma akan muncul ketika usia tanaman sudah tua.
“Saat ini belum ada cara mengatasi dari jamur tersebut,” terang Seed Sales & Marketing PT Socfindo Agustiman Purba, di Aryaduta Palembang, Rabu (13/2/19).
Namun, Agustiman berpendapat pengendalian yang tepat dari jamur ini adalah integrasi antara pengolahan lahan kelapa sawit dengan menggunakan bahan tanaman yang toleran dengan jamur Ganoderma.
Socfindo sebagai produsen bahan tanaman Mt Gano pertama di Indonesia bahkan dunia saat ini , selain produk kecambah, Socfindo juga memiliki produk bibit sawit umur 3 bulan dan juga bibit kelapa sawit yang siap tanam guna mendukung program replanting sawit rakyat.
Selain penyedia bibit, Socfindo juga menyediakan jasa laboratorium analitik untuk menganalisa pupuk, tanah, kompos, air bersih dan juga limbah cair.
Ekspor yang telah dilakukan, Jelas Agustiman, meliputi Negara Cameron, Nigeria, Liberia, Pantai Gading dan pernah juga ke America latin seperti Ekuador, Colombo dan di Myanmar di Asia Tenggara dan di Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri sudah tersebar di beberapa kabupaten.
Keamanan mutu Socfindo ini, ungkap Agustiman,dimulai dari lapangan, yang namanya QUALITY kontrol mulai dari proses pengungkupan bunga jantan dan betina sampai proses menjadi kecambah, kemudian packing.
Pada pengiriman disetiap kantong ada bar code nya nanti, dimana bar code itu berisi data base apa bila di scan, di packingan box nya juga dipasang bar code, kemudian lagi dokumen yang paling penting.
“Jadi setiap pelanggan kami, kami sertakan dokumen resmi dari Socfindo ditambah sertifikat yang menyatakan keaslian dari bibit tersebut dan pemesanannya pun hanya ada di Medan,” jelasnya.
Selain itu, di packing juga dengan seal dan nomor seal itu hanya pihak Socfindo yang tahu dari nomor seri itu berapa.
Mengenai ekspor bibit sawit, Socfindo, menargetkan sekitar 1 juta butir kecambah bibit sawit pertahun, dan kalau permintaan tinggi bisa bertambah juga.
“Untuk tahun lalu yang kita ekspor sebanyak 700 ribu butir, untuk lokal kita distribusikan sekitar termasuk penggunaan internal 14,5 juta,” terangnya.[**]
Penulis : Faldi