Pendidikan

“Ikuti 5 Tips Ini, Perusahaan Tetap Aman & Tenaga Kerja Muba Bahagia”

ist

DI sebuah kantor di Sekayu, seorang pemilik perusahaan duduk termenung menatap tumpukan dokumen yang tinggi seperti menara kecil. Kopi di mejanya mulai mendingin, tapi kepalanya tetap panas memikirkan laporan, kontrak, dan lowongan kerja yang harus segera diurus. Rasanya semua itu seperti teka-teki raksasa yang harus dipecahkan sebelum hari benar-benar hilang.

Dia menghela napas panjang, membayangkan karyawan yang menunggu kabar, dan kekhawatiran tentang aturan ketenagakerjaan yang katanya bisa bikin masalah kalau dilanggar. “Duh, ini kayak game level boss. Kalau salah langkah, bisa kalah semua”. gumamnya pelan sambil mengetuk-ngetuk meja.

Tiba-tiba, suara langkah ringan terdengar dari lorong. Seorang pejabat Disnakertrans muncul, membawa secangkir kopi panas. “Tenang dulu, jangan panik,” ujarnya sambil tersenyum. “Aku di sini cuma mau kasih panduan biar perusahaan aman, karyawan senang, dan gaji mereka tetap nyampe ke kantong”.

Pemilik perusahaan menoleh, setengah lega, setengah penasaran. “Panduan, ya? Apakah ini bakal serius atau malah lucu kayak stand-up comedy versi kantor?”

Pejabat itu tertawa. “Lebih lucu dari stand-up, Bro. Dan yang pasti, ini bermanfaat. Yuk, kita mulai 5 tips gampangnya.”

1. Laporkan Lowongan Kerja, Jangan Cuma Nunggu Keajaiban

“Kalau ada lowongan, jangan cuma pasang di Instagram terus bilang, ‘Nanti juga ada yang daftar’. Laporkan ke kami dan prioritaskan tenaga kerja lokal!”.

Pemilik perusahaan mengangkat alis. “Jadi warga Sekayu yang tadinya cuma nongkrong di warung kopi bisa langsung dapat peluang kerja?”

“Betul! Kalau nggak, tenaga kerja bisa ngamuk. Bayangin mereka lagi ngopi, terus bilang, “Eh…, lowongan itu kok nggak ada nama saya?” Bisa-bisa meja kantor kamu jadi arena drama,” jawab pejabat itu sambil terkekeh.

2. Lapor Hasil Rekrutmen, Jangan Sembunyi

“Tip kedua, lapor hasil rekrutmen. Jangan disimpan di laci kayak harta karun bajak laut. Biar jelas siapa yang diterima dan siapa yang nggak”.

Pemilik perusahaan garuk-garuk kepala. “Kalau nggak lapor bisa gimana, Pak?”.

“Bisa-bisa tenaga kerja kirim emoji marah ke grup WhatsApp perusahaanmu. Dan percayalah, emoji marah itu lebih menakutkan daripada laporan audit mendadak,” jawabnya sambil meletakkan cangkir kopi di meja.

3. Catat Kontrak Kerja & PKWT, Jangan Asal Asap

“Kontrak kerja itu GPS hubungan kerja. Kalau nggak dicatat, bisa tersesat, Bro,” kata pejabat sambil pura-pura membuka peta.

Pemilik perusahaan menghela napas panjang. “Jadi kalau nggak dicatat, karyawan bisa protes?”

“Iya, bahkan bisa mogok sambil joget di kantor. Dan itu… lebih kocak daripada stand-up comedy di YouTube. Tapi kita nggak mau kan kantormu berubah jadi panggung komedi gratis?”

4. Rencana Tenaga Kerja Asing, Jangan Asal Datang

“Kalau mau bawa tenaga kerja asing, lapor dulu. Jangan sampai warga lokal cuma bisa melotot dari jauh sambil ngelus dada,” kata pejabat sambil menirukan ekspresi kesal pekerja lokal.

Pemilik perusahaan ketawa geli. “Waduh, kalau sampai begitu, bisa rusuh ya Pak?”

“Betul, Bro. Kita nggak mau tenaga kerja lokal marah. Bisa-bisa mereka bikin protes lucu tapi riweuh. Kantormu bisa viral di TikTok tanpa sengaja!”

5. Laporan Periodik, Cek, Laporkan, Ulangi

Sementara itu, Herryandi Sinulingga, AP, Kadisnakertrans Muba, muncul sambil nyengir. “Bro, kami di Disnakertrans Muba udah kayak superhero, lho. Selain ngasih pelatihan dan penyuluhan ketenagakerjaan, kami juga ngawasin perusahaan yang bandel. Kalau nggak patuh, siap-siap deh dapat surat cinta dari kami… eh maksudnya teguran resmi,” ujarnya sambil meletakkan secangkir kopi di meja.

Pemilik perusahaan tersenyum lega. “Jadi kalau saya nurut, semua senang ya Pak? Karyawan nggak protes, saya nggak pusing, dan pemerintah nggak datang tiba-tiba kayak ninja?”

Pejabat itu mengangguk sambil menunjuk tumpukan dokumen di meja. “Persis! Perusahaan aman, tenaga kerja bahagia, masyarakat puas, pemerintah senang… Pokoknya semua untung, Bro. Bahkan kucing kantor juga bakal senyum!”

“Terakhir, rajin lapor data ketenagakerjaan. Ingat pepatah orang tua kita!. ‘Yang rajin menuai, yang malas kehilangan’. Kalau rajin, perusahaan aman, karyawan senang. Kalau malas… ya siap-siap dikutuk tenaga kerja!” hahaha..

Sambil menutup sesi, tiba-tiba muncul Bupati HM Toha Tohet. “Ingat, Bro, kerja itu bukan cuma soal untung di kantong. Tapi juga untung di hati orang lain. Kalau tenaga kerja senang, perusahaan makin kokoh. Kalau nggak… siap-siap mereka joget sambil protes. Lucu sih, tapi bisa bikin kantormu panik!”

Pemilik perusahaan ngakak, sambil bilang, “Waduh, Pak Bupati, ini malah kayak stand-up comedy versi hidup, tapi berfaedah!”

Dan begitulah, hari itu kantor penuh tawa, tapi semua paham, patuh aturan itu penting, bukan cuma takut sanksi, tapi biar semua aman dan bahagia.

Moralnya jelas, patuh aturan ketenagakerjaan itu gampang, asalkan rajin, lapor, dan nggak malas. Kalau perusahaan nurut, tenaga kerja senang, gaji lancar, semua bahagia. Kalau nggak, kantormu siap jadi panggung komedi gratis.[***]

Cacatan Redaksi: Beberapa dialog di kantor bersifat fiksi, dibuat untuk  menghidupkan cerita humor. Fakta tentang Perda No 2 Tahun 2020, kewajiban perusahaan, dan pengawasan Disnakertrans Muba adalah nyata dan berdasarkan informasi resmi. Cerita ini menggabungkan edukasi ketenagakerjaan dan hiburan agar pembaca memahami aturan sambil terhibur.

Terpopuler

To Top