Pendidikan

Santri Digital & Rumah Singgah, Pemkab Muba Bikin Warganya Happy!

ist

BABAT Toman, MUBA – Dari pesantren sampai rumah singgah, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin tampaknya sedang sibuk jadi superhero bagi warganya. Senin (27/10/2025), Bupati H M Toha hadir di peringatan Hari Santri Nasional 2025, sementara Wabup Abdur Rohman menyambut hangat aksi kemanusiaan Komunitas Lalan Berbagi. Dua momen ini jadi bukti nyata bahwa di Muba, santri bisa melek digital, dan warga yang lagi berobat tetap punya tempat untuk berteduh.

Bahkan suasana jadi khidmat bercampur semangat terasa di Gedung Serbaguna Peyek, Desa Toman, saat ribuan santriwan dan santriwati memadati lokasi. Bupati Toha menyampaikan pesan penting “Santri tidak hanya perlu ngaji kitab kuning, tapi juga kuasai teknologi, supaya jadi insan bertaqwa yang melek zaman”.

Wah…, kalau santri jago coding juga, siapa tahu bisa bikin aplikasi doa otomatis, kan?

Turut hadir unsur Forkopimcam, pengurus pondok pesantren, hingga tokoh masyarakat. Ketua Forpes Muba Ustaz H Asfranza bersyukur, kehadiran Bupati jadi semangat baru bagi pondok pesantren di Muba.

Data DPD Forpes mencatat, ada 92 pondok pesantren dengan lebih dari 20.000 santri di Muba, bisa dibilang, hampir separuhnya lagi belajar sambil nge-scroll gadget!

Di sisi lain, Wabup Abdur Rohman menerima Komunitas Lalan Berbagi di Sekayu. Komunitas ini punya misi mulia, yaitu menyediakan rumah singgah untuk warga yang berobat di Palembang.

“Kami pastikan rumah singgah tetap jalan. Tidak ada yang harus tidur di emperan demi sembuh,” ujar Wabup.

Ketua Komunitas Purwanto mengapresiasi dukungan Pemkab untuk  rumah singgah ini, seperti payung saat hujan deras, menyelamatkan banyak warga dari repot dan bingung.

Bahkan, Perwakilan Dinas Kesehatan menjelaskan, program rumah singgah sudah berjalan sejak 2018, membantu ibu hamil menunggu persalinan.

Saat ini fasilitas ada di Bayung Lencir dan Palembang. Jadi, kalau diibaratkan, rumah singgah ini bagai oase di tengah padang pasir—selalu ada bagi yang membutuhkan.

Untuk itu,  pesantren itu banyak mengajarkan ilmu agama, sekaligus teknologi, hingga rumah singgah yang jadi tenda pertolongan, Muba membuktikan  pemerintah dan masyarakat bisa bersinergi.

Pepatah bilang, “Tak kenal maka tak sayang, tak bantu maka susah”. Nah, di Muba, santri diajari melek digital, warga dibantu saat sakit, dan semuanya bikin hati hangat seperti teh manis di pagi hujan.

Kalau diibaratkan, Muba hari ini sedang menulis cerita, dari kitab kuning ke Wi-Fi, dari doa ke aksi nyata, semua demi warga yang lebih sejahtera.[***]

Terpopuler

To Top