Ekonomi

Inflasi Jinak, Jalan Lancar, Cabe Tak Lagi Galak!

ist

DULU emak-emak bisa naik tensi gara-gara harga cabe, sekarang boleh sedikit lega.
Harga mulai nurun, inflasi nggak lagi lari sprint bahkan di Sumsel malah sempat deflasi 0,04%.
Artinya, harga-harga ada yang turun. Tapi jangan senang dulu, bro. Bisa aja cabe lagi “modus”, pura-pura jinak sebelum nyosor lagi di bulan depan.hahaha, karena semuanya saat ini tak stabil, seperti cuaca kadang hujan kadang juga panas..

Coba misalnya truk sayur dari Solok lagi ngebut bawa bawang ke Palembang, jalan mulus, pungli minggat, sopir bisa nyanyi dangdut sepanjang perjalanan. Itulah impian yang lagi dikejar lewat kerja sama antar daerah kayak Sumsel dan Sumbar.

Mereka sadar, menurunkan inflasi itu nggak bisa cuma pakai doa dan rapat, perlu jalan yang mulus dan niat yang tulus dan hati yang tenang..

Soalnya, harga pangan kadang bukan naik, karena panen gagal, tapi karena jalan rusak dan koordinasi yang lebih berdebu dari aspal.
Kalau logistik macet, ya….imbasnya terasa harga di pasar ikut tersedak -sedak.

Oleh karena itu, kerja sama antar daerah yang diteken Oktober kemarin itu bukan cuma pajangan tanda tangan di kertas.
Itu semacam “jalan tol ekonomi rakyat”, bukan dari beton, tapi dari semangat berbagi antar provinsi.
Sumbar punya bawang dan cabe, Sumsel punya pasar besar dan konsumen loyal.
Kalau dua-duanya kompak, inflasi bisa disuruh rebahan.

Buktinya udah kelihatan Sumsel deflasi, Sumbar inflasi tapi masih jinak, kayak kucing lapar yang dikasih ikan.
Artinya, jalan kolaborasi ini mulai bekerja.

Inflasi itu ibaratnya bukan hantu, tapi bisa jadi setan kalau dibiarkan, ingat juga inflasi itu sebenarnya nggak jahat. Dia cuma refleksi dari sistem yang lagi pilek dan batuk…
Masalahnya kalau jalan logistik lancar, data harga jelas, dan daerah saling dukung, inflasi akan sopan.
Tapi kalau ego daerah muncul, pungli nongol, atau koordinasi antar provinsi tersendat,
ya…..siap-siap aja harga cabe naik kayak roket Falcon 9.hehehe..

Oleh sebab itu, sekarang, waktunya yang pas buat pemerintah daerah bukan cuma ngebut bikin proyek, tapi ngebut bikin kolaborasi, sebab inflasi yang lagi jinak harus dijaga,  jangan dibiarkan bangun lagi cuma gara-gara jalan rusak atau stok telat masuk pasar.

Kerja sama Sumsel dan Sumbar adalah contoh bagus bahwa inflasi bisa dikendalikan bukan lewat pidato panjang, tapi lewat jalan yang terbuka dan komunikasi yang nggak putus.

Jadi, kalau nanti harga cabe tetap stabil meski musim hujan datang, itu bukan karena mukjizat ekonomi,  tapi karena truk sayur dari Solok akhirnya bisa lewat tanpa harus nyumbang di portal.

“Inflasi itu kayak mantan, kalau dijaga jaraknya dan dikasih jalan yang jelas, dia nggak bakal balik lagi”. hahaha.[***]

Terpopuler

To Top