PEPATAH bilang, “Sabar itu bukan cuma menunggu, tapi bagaimana kamu bersikap saat menunggu”, maka Vulla Hendrata paham betul maknanya. Empat bulan terakhir, dia tidak cuma menunggu motor selesai, tapi merasakan roller coaster emosi sambil ngulik Honda Stylo160 jadi Neo Boardtracker futuristik yang bakal bikin juri Mooneyes Yokohama melotot kagum.
Bayangkan saja, dari skutik stylish biasa yang kalau diliat kayak teman nongkrong di kafe, tiba-tiba disulap jadi motor bergaya retro-futuristik yang gagahnya nggak ketulungan. Tapi, jangan kira ini perjalanan mulus kayak jalan tol. Drama modifikasi ini penuh lika-liku, artinya stoplamp yang susah pasang, headlamp nyempil sana-sini, rangka yang harus dibongkar ulang, ditambah biaya yang kadang bikin dompet berteriak, “Kok kamu tega, Mas?”
Honda Stylo160 di tangan Vulla dan dua peserta HDRP lainnya, Yusa Firdaus dengan low rider-nya, Lutvia Fasichin dengan streamliner menjadi bukti kalau motor bisa jadi medium ekspresi diri. Kalau diibaratkan masakan, Stylo160 itu bahan dasar; chef-nya (para builder) harus pinter campur bumbu supaya rasanya nggak bikin muntah.
Vulla harus menyesuaikan stoplamp, headlamp, dan rangka agar sesuai konsep Neo Boardtracker. Lutvia sampai harus bikin parts handmade biar streamliner-nya mulus. Yusa main-main dengan suspensi low rider sampai motor tampak kekar, tapi tetap aman dikendarai. Intinya, semua peserta HDRP seperti main puzzle 3D yang nggak ada petunjuknya, cuma modal nyali, kreativitas, dan sedikit gila.
Kalau diibaratkan, HDRP ini kayak sinetron komedi-drama, kadang bikin stress, kadang bikin ngakak sampai muntah. Vulla misalnya, sering geleng-geleng kepala tiap kali headlamp nyangkut, sambil bilang, “Ini motor apa puzzle 3D sih, Pak Guru?”. Atau saat ngerjain rangka, dia sampai mikir, “Kalau gagal lagi, motor ini bisa jadi pajangan museum, bukan buat jalan”.
Dari sisi analisa, HDRP 2025 ini membuktikan bahwa modifikasi itu bukan sekadar estetika, tapi juga manajemen proyek. Tips buat pembaca yang mau modif motor ala Vulla adalah
-
Rencanain konsep dari awal, jangan asal ikut tren, tapi lihat karakter motor dan skill kamu.
-
Kelola budget & waktu, empat bulan bisa berasa empat tahun kalau nggak ada manajemen rapi.
-
Gunain mentor, Lulut Wahyudi, Ajus Mulyawarman, dan Kengo Kimura bagaikan “Google Translate” buat ide liar yang kadang susah dimengerti logika.
-
Trial & error itu wajar, jangan takut gagal, karena kadang kegagalan bikin motor makin keren. Pepatah lokal bilang, “Air tenang menghanyutkan, air bergejolak bikin kreatif.”
HDRP bukan sekadar kontes motor, tapi laboratorium kreativitas anak-anak muda Indonesia. Motor bukan cuma alat transportasi, tapi kanvas hidup yang menampung ide, emosi, dan karakter. “Empat bulan kerja keras, emosi bercampur senang, bangga, cemas,” kata Vulla.
Media lain biasanya cukup tulis “Vulla menang, tampil di Mooneyes”, tapi yang seru justru prosesnya. Bayangkan momen lucu saat motor masih bentuknya amburadul, tapi para builder udah ngotot mikirin finishing biar bisa bikin juri bilang, Wow!…
Lutvia harus bikin parts handmade dari nol, Yusa harus utak-atik suspensi low rider, sementara Vulla harus bongkar pasang rangka berulang kali. Semua itu membuktikan, HDRP itu bukan sekadar kontes, tapi sarana menyalurkan kreativitas, nyali, dan sedikit kegilaan.
Dari skutik stylish ke panggung dunia, perjalanan HDRP 2025 membuktikan bahwa modifikasi motor adalah seni, sains, dan drama sekaligus. Motor bukan sekadar benda mati, tapi kanvas yang bisa menampung ide, emosi, dan karakter builder. Dengan bimbingan mentor handal, keberanian mencoba hal baru, dan sedikit humor untuk menjaga kewarasan, karya Vulla siap membanggakan nama Indonesia di kancah Internasional.
Seperti pepatah Jawa bilang, “Alon-alon asal kelakon”, HDRP mengajarkan kita bahwa keberhasilan bukan soal cepat atau lambat, tapi proses kreatif yang dijalani serius tapi tetap menyenangkan. Jadi, bagi kamu yang punya ide liar tapi takut gagal, ingat motormu bisa jadi masterpiece, asalkan berani improvisasi, ketawa di tengah drama, dan jangan lupa bumbu humor di setiap bautnya.[***]