SEANDAINYA ada lomba stand up comedy antar satwa, mungkin badak Jawa dan badak Sumatera bakal langsung didiskualifikasi, bukan karena mereka nggak lucu, tapi karena jumlah pesertanya nggak nyampe. Lah gimana, populasinya aja tinggal hitungan jari plus jempol yakni 87 sampai 100 individu doang di Ujung Kulon, dan kurang dari 100 di Sumatera-Kalimantan. Bayangin, lebih banyak jumlah grup WA alumni SMP dibanding badak yang tersisa!.
Kemarin (22/09/2025), Kementerian Kehutanan bareng mitra nasional-internasional memperingati Hari Badak Sedunia ke-15 di Jakarta. Acaranya hangat, sederhana, tapi maknanya dalem banget.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, bilang kuncinya cuma satu: kerja sama, kalau nggak, ya wassalam badak bisa tinggal nama, kayak mantan yang udah blokir nomor kita.
Yang bikin heboh, International Rhino Foundation (IRF) ngasih hadiah spesial, patung badak Jawa dari perunggu, beratnya lebih dari 1 ton. Coba bayangin, kalau jatuh ke kaki, bisa langsung jadi pasien IGD. Tapi simboliknya keren dunia nunjukin kalau badak Indonesia itu bukan cuma urusan lokal, tapi warisan global.
Dirjen KSDAE, Prof. Satyawan Pudyatmoko, ngeluarin jurus konservasi combo ala superhero mulai dari pengembangbiakan semi in-situ, ART & biobank, patroli RPU, translokasi, sampai pake teknologi eDNA dan drone. Lengkap banget, tinggal kurang cameo Iron Man aja.
Tapi di balik dagelan ini ada pesan serius, Badak itu bukan cuma soal satwa, tapi juga soal ekosistem, keragaman genetik, bahkan martabat bangsa. Kalau kita gagal jaga badak, ya sama aja gagal jaga nama baik sendiri. Masa negara kepulauan segede ini kalah sama semak belukar yang makin sempit?
Badak nggak butuh kita jadi komentator sok pinter di medsos, tapi butuh aksi nyata, entah lewat edukasi, CSR, donasi, atau minimal nggak buang sampah sembarangan di hutan. Ingat, kalau badak punah, kita nggak bisa ctrl+Z.
Badak Jawa dan Sumatera itu kayak komedian legendaris, langka, lucu dilihat dari bentuknya, tapi harus tetap ada biar generasi depan bisa ikut ketawa. Hari Badak Sedunia ini jadi pengingat, kalau kita abai, tinggal tunggu waktu badak cuma ada di buku cerita dan itu jelas bukan akhir yang lucu.[***]