Pendidikan

Makan Gratis, Otak Cerdas & Investasi Pendidikan

ist

PERNAHKAH Anda mendengar pepatah Jawa, “Wong urip iku kudu mangan, yen ora mangan yo ora iso mikir”?, artinya, hidup itu ya harus makan, kalau tidak makan, mana bisa berpikir? Nah, pemerintah rupanya paham betul filosofi ini. Maka lahirlah Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sekilas terdengar remeh, “ah cuma makan gratis”, tapi jangan salah, di balik nasi bungkus dan sayur bening yang tampak sederhana, tersimpan investasi jangka panjang yang nilainya bisa melebihi deposito bank, mencetak generasi sehat, cerdas, dan berprestasi.

Kata Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, makanan MBG disusun mengikuti konsep gizi seimbang ala “Isi Piringku”. Jadi bukan asal kenyang, ada sayur, buah, lauk, dan karbohidrat, bukan nasi kucing yang lauknya cuma seiris teri. Ini strategi serius, bukan dagelan, sebab kalau anak sekolah perutnya lapar, jangankan menghafal rumus fisika, mengingat nama gebetan saja bisa ambyar.

Perumpamaannya begini, otak itu seperti mesin motor, kalau bensinnya oplosan, hasilnya ngadat di tengah jalan. Begitu pula anak sekolah, kalau asupannya gorengan lima ribu tanpa nutrisi, ya jangankan berprestasi, ujian lari 100 meter saja sudah ngos-ngosan.

Lihat saja testimoni siswa SMPN 1 Teras, Boyolali, ada yang bilang, “Alhamdulillah bisa hemat uang jajan, bisa ditabung”. Ini efek domino yang jarang dipikirkan. Uang saku anak bisa dialihkan untuk beli buku, alat tulis, atau minimal top up kuota biar bisa ikut kelas daring. Orang tua pun terbantu, beban ekonomi berkurang. Dari sini kita bisa belajar pepatah, “Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit”. Tabungan anak sekolah bisa jadi modal mimpi masa depan.

Selain hemat, MBG juga punya misi kesehatan serius, mencegah stunting, obesitas, dan gizi buruk, jadi sekolah sekarang bukan hanya tempat belajar matematika, tapi juga klinik gizi berjalan, bayangkan, anak-anak bukan cuma diajar menghitung volume tabung, tapi juga volume sayur dalam piringnya, pendidikan jadi holistik, otak diisi ilmu, perut diisi gizi.

Oleh sebab itu, jika stunting berkurang, kualitas SDM meningkat, kalau kualitas SDM meningkat, produktivitas bangsa naik. Dan kalau produktivitas naik, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan cuma jargon di spanduk, tapi kenyataan di depan mata.

Coba pikirkan, kalau semua anak sekolah di Indonesia dapat makan bergizi gratis tiap hari, efeknya? semangat belajar naik, angka putus sekolah turun, prestasi meningkat. Ibarat menanam padi, kalau lahannya subur, bibitnya bagus, dan dirawat dengan air cukup, panennya melimpah. Begitu juga generasi kita, kalau gizinya baik, pendidikannya terjaga, hasilnya generasi emas yang siap bersaing.

Kata pepatah, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”, pemerintah sedang mengajak kita berakit-rakit lewat MBG, meski harus melewati tantangan anggaran dan logistik. Tapi hasil akhirnya adalah generasi yang bukan hanya kenyang, tapi cerdas, sehat, dan tangguh.

Di era serba digital, kadang kita lupa bahwa pendidikan bukan hanya soal kurikulum Merdeka Belajar, bukan juga sekadar soal ranking PISA. Pendidikan juga soal nutrisi sederhana yang masuk ke perut anak, sepiring nasi dengan lauk bergizi bisa jadi lebih menentukan masa depan bangsa ketimbang pidato panjang di seminar pendidikan.

Ayo dukung program MBG ini dengan sepenuh hati, orang tua, guru, hingga pemerintah daerah harus bahu-membahu memastikan program berjalan lancar. Jangan sampai ada yang main-main, apalagi korupsi lauk ayam jadi ceker. Ingat pepatah, “Sedumuk bathuk sanyari bumi ditohi tekan pati” – demi kebaikan anak bangsa, kita harus rela berjuang habis-habisan.

Program MBG ini bukan sekadar makan gratis, ia adalah strategi pendidikan, investasi masa depan, dan ikhtiar mencetak generasi sehat, cerdas, dan berprestasi. Kita bisa belajar satu hal penting, pendidikan yang kuat dimulai dari perut yang kenyang dan gizi yang seimbang.

Jadi, kalau ada yang masih menganggap MBG hanya urusan nasi bungkus, mari kita jawab dengan santai, “lha.. wong otakmu saja bisa encer gara-gara kopi susu, apalagi anak sekolah yang dapat menu gizi lengkap tiap hari”.

Itulah kuncinya, dari sepiring nasi bergizi, lahirlah masa depan bangsa yang cemerlang.[***]

Terpopuler

To Top