KALAU biasanya orang ribut soal jodoh, sekarang ada jodoh baru, mobil listrik, iya, mobil, namanya Wuling BinguoEV. Mobil ini baru saja menang penghargaan di ajang Family Car Recommendation 2025 dengan predikat yang agak romantis, “Choice for My Partner.” Kalau diterjemahin bebas, artinya “pilihan buat nemenin pasangan hidup.” Lah, kalau jomblo gimana? tenang, BinguoEV ini bisa juga jadi pasangan setia, nggak bakalan ghosting apalagi ngilang seenaknya.
Mengutip laman resmi wuling.id/id/blog/press-release, ceritanya, BinguoEV menang, karena dianggap stylish, praktis, dan efisien. Kalau dipikir-pikir, ini mirip banget sama tipe pasangan idaman. Nggak neko-neko, nggak bikin boros, tapi tetap enak diajak jalan-jalan.
Desainnya disebut ikonik, alias manis-manis gimana gitu. BinguoEV ini bentuknya hatchback kecil, tapi jangan salah, lincahnya bisa bikin macet Jakarta jadi kayak main game zig-zag. Kalau pepatah Jawa bilang, “Cilik-cilik cabe rawit” – kecil-kecil tapi pedas.
Mobil ini bisa menempuh jarak sampai 333 km sekali ngecas. Nah, kalau pasangan manusia sih biasanya 3,3 jam udah capek pacaran keliling mal. BinguoEV ini tahan lama, cocok buat nemenin daily life. Apalagi ada fitur fast charging, dari 30% ke 80% cuma 35 menit. Jadi sambil ngopi di rest area, mobil udah siap jalan lagi. Nggak usah takut ditinggal kayak mantan yang tiba-tiba hilang pas tanggal tua.
Ada pilihan warna lucu-lucu, Avocado Green, Lemon Yellow, Milk Tea, Galaxy Blue, Starry Black, dan Tungsten Steel Grey. Wah, kalau ini mirip pilihan mood manusia. Kadang kita lagi “milk tea mode” alias kalem, kadang “lemon yellow” alias cerah ceria, kadang juga “galaxy blue” alias mellow.
Mobil keluarga zaman dulu kan harus hitam atau silver biar kelihatan “berwibawa.” Tapi Wuling kayak bilang, “ngapain sih ribet, hidup itu harus berwarna, Bro!”, kayak pepatah Sunda “Hirup mah kudu heurin ku hurip” – hidup harus rame sama kehidupan, jadi mobil keluarga nggak harus monoton kayak rapat RT.
Masuk ke dalam kabin, suasananya kayak nongkrong di kafe, ada nuansa Caramel Latte buat varian Pro dan Mocha Latte buat varian Lite. Jadi kalau lapar tapi dompet tipis, cukup duduk di mobil ini sambil ngadep dual layar 10,25 inci, rasanya udah kayak nongkrong di coffee shop. Bedanya, nggak ada mas-mas barista nanyain “pesan apa, Kak?”
Selain itu, ada 15 ruang penyimpanan, cocok banget buat keluarga Indonesia yang kalau jalan-jalan bawaannya kayak pindahan kos. Dari botol minum, keripik, sampai charger lima macam, semua bisa masuk, ditambah bagasi 790 liter, yang kalau diibaratkan bisa cukup buat simpan perasaan mantan yang nggak kunjung dilupakan.
Kalau dipikir-pikir, penghargaan “Choice for My Partner” ini bukan sekadar simbol keren, tapi ada makna mobil listrik bukan cuma alat transportasi, tapi bisa jadi bagian dari gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.
Pepatah lama bilang, “Alon-alon asal kelakon”, tapi BinguoEV ngajarin pepatah baru “Ngecas pelan asal sampai tujuan”, kita diajak buat lebih sabar, nggak kebut-kebutan, tapi tetap sampai, hidup juga gitu kan, jangan buru-buru nikah karena panik umur, yang penting sampai bahagia.
BinguoEV juga nunjukin kalau “mobil keluarga” nggak harus gede kayak kapal ferry, kadang yang kecil justru lebih pas dan hemat. Kayak kata orang bijak, “Bahagia itu sederhana, parkir gampang dan nggak boros bensin”
Pada akhirnya, kisah Wuling BinguoEV ini ngasih kita refleksi lucu tapi dalam, kadang partner terbaik bukan cuma manusia, tapi benda yang bisa bikin hidup lebih ringan. Dari segi desain, efisiensi, sampai fitur, BinguoEV kayak gebetan ideal: cantik, hemat, dan selalu ada saat dibutuhkan.
Jadi kalau teman-teman masih sibuk nyari jodoh, mungkin sekarang waktunya coba dulu punya “partner roda empat” yang nggak pernah marah kalau diajak muter-muter komplek tanpa tujuan.
Seperti pepatah baru hasil karangan sendiri, “Lebih baik ditolak gebetan daripada ditolak cicilan”. Nah, semoga kisah BinguoEV ini jadi pelajaran hidup itu bukan soal seberapa mewah kendaraan kita, tapi seberapa bahagia kita bisa jalan bareng partner, entah manusia, atau mobil listrik rasa gebetan.[***]