Inspirasi

Dari Rebahan ke Aksi, Semangat Pemuda Palembang Harus Nyala

ist

BANYAK  anak muda sekarang lebih jago scroll TikTok, Instagram, atau nonton drakor daripada menyalurkan gagasan mereka untuk kota. Energi melimpah, tapi arah sering tersesat. Rebahan sambil menonton, lelah menghadapi rapat RT, atau sekadar menunggu kesempatan datang sendiri, itulah wajah apatisme milenial yang menggelayut di banyak kota, termasuk Palembang.

Di tengah itu, hadir Generasi Muda (GM) Pekat IB Kota Palembang, organisasi pemuda yang baru saja melakukan audiensi dengan Wali Kota Ratu Dewa. Mereka tidak sekadar ingin hadir di rapat atau foto bareng pejabat, tapi ingin menyalakan energi muda menjadi aksi nyata untuk kota, seperti pepatah lama “Besi panas harus ditempa selagi merah”, Energi pemuda harus digunakan selagi penuh, bukan menunggu masa pensiun baru peduli.

Semangat GM Pekat IB mengingatkan kita pada sejarah 1928, para pemuda bersumpah satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa. Mereka membuktikan bahwa pemuda bisa menjadi motor perubahan, sekarang, tantangan anak muda Palembang adalah menyalurkan energi itu ide tanpa aksi ibarat kembang api, sebentar indah, lalu hilang.

Wali Kota Ratu Dewa menekankan, pemuda harus jadi mitra pemerintah, bukan sekadar penonton. GM Pekat IB pun menyadari, tugas mereka bukan hanya hadir di audiensi, tapi merancang program nyata, kegiatan sosial, pemberdayaan, kreativitas digital, dan kolaborasi dengan masyarakat hingga tingkat kecamatan dan kelurahan.

Inspirasi pemuda tak hanya di dalam negeri seperti Finlandia,  anak muda dilibatkan dalam kebijakan lokal, dari transportasi hingga lingkungan.

Ide mereka bisa sangat kreatif, lebih tajam daripada sekadar teori, sementara di Korea Selatan, generasi muda dulu gigih turun ke jalan demi demokrasi, kini mereka jadi penggerak inovasi budaya dan teknologi global, selain itu Rwanda,  pemuda membantu rekonsiliasi pasca-konflik dan pembangunan negara, kini Rwanda menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Afrika.

Pelajaran jelas pemuda bisa menjadi motor perubahan bila diberi ruang, tanggung jawab, dan motivasi. GM Pekat IB menekankan, ide segar harus dibarengi aksi nyata.

Kreativitas boleh dibalut humor dan dagelan, tapi tetap memberi dampak. Contohnya lomba TikTok edukatif tentang sampah plastik atau stand-up comedy kritis soal pelayanan publik, kritik tersampaikan tanpa membuat kening pejabat berkerut.

Seperti pepatah lama “Sambil menyelam minum air”. Pemuda bisa bercanda dan bersenang-senang, tapi tetap menghasilkan karya nyata. Semua ini butuh keberanian, waktu, tenaga, dan komitmen. Ide tanpa eksekusi sama saja dengan charger HP yang tidak dicolok ke listrikpotensinya ada, tapi tidak berguna.

GM Pekat IB ingin Palembang bukan sekadar ramai di media sosial, tapi kota yang hidup oleh gagasan anak muda. Mereka ingin membuktikan bahwa energi milenial bisa menjadi lilin yang terus menyala, bukan kembang api sebentar terang lalu hilang.

Pepatah bijak menyimpulkan “Jika pemuda berhenti bermimpi, kota berhenti berkembang.” Maka, tugas generasi sekarang adalah menyalakan kembali semangat itu dari ide, ke rencana, ke aksi nyata.

Palembang memiliki potensi besar bila anak muda belajar meneladani semangat pemuda 1928, ide harus dibuktikan, energi harus diarahkan, dan aksi nyata harus muncul. Saat banyak anak muda memilih rebahan, GM Pekat IB memilih rapat, audiensi, dan aksi nyata. Dari sini, kita semua bisa merenung apakah kita termasuk yang menonton atau yang bergerak?.[***]

Terpopuler

To Top