Tekno

TEKNOLOGI PERBANKAN : QRIS Tap Damri – Uang Receh jadi Sekali Tap & Bidar jadi Digital

ist

DULU ceritanya, naik Damri di Palembang identik dengan dua hal ini, yakni rebutan kursi dan drama uang receh. Si kondektur sering harus jadi pesulap dadakan menukar uang Rp50 ribu penumpang dengan cara membongkar celengan koin lima ratus, kalau nggak dapat kembalian, ujung-ujungnya keluar jurus pamungkas “Bang, nanti ambil kembalian di pool, ya”. Padahal kita semua tahu, 99 persen kembalian itu hilang bersama asap knalpot.

Nah, Sabtu (16/8/2025) di Plaza Benteng Kuto Besak (BKB), suasana berubah. Wakil Gubernur Sumatera Selatan, H. Cik Ujang, resmi meluncurkan QRIS Tap Damri bareng Bank Indonesia Sumsel. Jadi sekarang, nggak ada lagi drama “uang besar  ongkos kecil”. Cukup tap HP, beres! Damri pun naik level, dari transportasi rakyat jadi kendaraan futuristik ala “Metro City”.

Kalau dipikir-pikir, QRIS ini mirip lomba bidar di Sungai Musi. Semua perahu harus jalan seirama, baru bisa sampai tujuan. Begitu juga QRIS semua merchant, UMKM, koperasi, sampai Damri, kudu ikut barisan digital biar transaksi lancar.

Wagub Cik Ujang sendiri bilang, pengguna QRIS di Sumsel sudah tembus 1,18 juta dengan 739 ribu merchant. Palembang malah jadi jagoan, menyumbang 63 persen transaksi.

Jadi jangan kaget kalau sekarang beli pempek kapal selam di pinggir Musi pun bisa bayar pakai QRIS. Mau beli kopi, jaring buat lomba bidar, atau sewa kostum kuda lumping untuk 17-an? Semua bisa, tinggal tap.

Bisa dibilang Palembang sekarang bukan cuma kota pempek, tapi juga kota QRIS. Bayangkan, dulu orang bangga kalau punya warung dengan tulisan “Menerima Bayar Tunai dan Bon”. Sekarang ganti jadi stiker QRIS warna-warni di depan etalase.

Dan yang lebih seru lagi, Bank Indonesia juga kasih hadiah ulang tahun kemerdekaan naik LRT cukup Rp80. Serius! Tiket transportasi termurah abad ini, bandingkan dengan harga cilok depan sekolah saja yang sekarang sudah Rp2 ribu.

Yang agak jarang disorot media lain adalah integrasi QRIS ke Koperasi Merah Putih. Di Sumsel ada 558 koperasi yang siap diajak digitalisasi. Ini menarik, karena koperasi biasanya identik dengan buku tebal penuh coretan utang anggota. Kalau QRIS sudah masuk, bisa-bisa rapat koperasi nggak lagi ribut soal kasbon, tapi soal siapa paling cepat tap QRIS buat bayar iuran.

Bambang Pramono, Kepala Perwakilan BI Sumsel, bilang  Sumsel jadi provinsi kedua setelah Yogyakarta yang punya QRIS Tap Damri. Artinya, Palembang bukan cuma pengikut, tapi pelopor digitalisasi transportasi. Setelah LRT pertama di Indonesia, sekarang giliran Damri tap QRIS. Tinggal tunggu, siapa tahu besok angkot Talang Kelapa juga bisa pakai QRIS.

QRIS Run Bidar Fest ini unik, karena menggabungkan olahraga lari dengan budaya lomba bidar. Coba pikirkan, habis lari 5 kilometer, peserta bisa nonton perahu bidar balapan di Sungai Musi. Dan semua jualan di sekitar event, dari air mineral sampai kipas tangan plastik, tinggal bayar QRIS. Ini perpaduan cantik antara tradisi dan teknologi.

Era “maaf, nggak ada kembalian” resmi tamat, dengan QRIS Tap Damri, warga Palembang bisa naik bus tanpa ribet, jajan pempek tanpa dompet, dan ikut koperasi tanpa catatan panjang. Digitalisasi bukan lagi jargon, tapi kenyataan sehari-hari.

Seperti kata Wagub, kerja sama semua pihak akan bikin perekonomian Sumsel makin inklusif dan berkelanjutan. Dan seperti kata pepatah baru “Dulu hidup serba receh, sekarang cukup sekali tap”.[***]

Terpopuler

To Top