Catatan Penulis:
Tulisan ini adalah narasi fiksi tentang bocah bernama Jabrik dan game imajiner bernama “Adabcraft”, yang digambarkan sebagai game impian dengan misi literasi dan pendidikan karakter. Beberapa game edukatif nyata dengan misi serupa dijelaskan di bagian akhir tulisan.
KALAU dulu anak-anak dibujukin belajar pakai biskuit bentuk alfabet, sekarang zaman udah beda. Yang bikin anak betah bukan lagi huruf A-B-C, tapi “HP, WiFi, dan top up skin edisi langka”. Tapi bagaimana kalau ada game yang bisa bikin anak makin sopan, makin cerdas, dan makin rajin bantuin ibu tanpa harus dimarahi dulu?
Di sinilah kisah Jabrik dimulai bocah kelas 4 SD, rambut gondrong kayak penyanyi reggae pensiun, tapi hatinya lembut kayak kue apem habis dituang santan. Suatu hari, Jabrik nemu game misterius di HP warisan bapaknya Adabcraft Petualangan Etika di Negeri Lupa Sopan.
“Game apa ini, Bi?” tanya Jabrik ke kucingnya, si Bimo.
“Kalau Free Fire ngajarin survival, ini kayak ngajarin… bertahan hidup di tengah orang-orang gak tahu sopan santun!”
Level 1: Permisi, Om!
Di level pertama, Jabrik masuk ke Pasar Digital, tempat para NPC (Non-Player Characters) suka nyerobot antrean, teriak-teriak, dan gak ada yang kenal kata “permisi”.
Misinya? Mengajarkan 3 Mantra Sakti Kehidupan “permisi”, “maaf”, dan “terima kasih”.
Setiap NPC yang berhasil diajarin sopan santun akan berubah jadi makhluk glowing dan langsung bersyukur sambil joget India. Jabrik dapet koin emas dan efek tepuk tangan dari emak-emak pasar.
Tiba-tiba muncul quote dari game “Adab itu bukan sekadar etiket, tapi tiket menuju hati orang lain” –Nenek tetangga yang dulu pernah mondok di Langitan
Jabrik manggut-manggut sambil bilang, “Gile, ini game berat juga ya, Bi”
Level 2: Gak Cuma Ngegas di Chat!
Di level ini, Jabrik masuk ke Sekolah Online Virtual. Tempat ini penuh pemain toxic, komentarnya pedas kayak sambal setan:
“Cepetlah, noob!
“Idih, beban mulu!”
Misi Jabrik jadi Moderator Adab.
Tugasnya menebar komentar positif “Ayo tim, kita bisa!”
“Gak apa-apa kalah, yang penting kerja sama”
Kalau berhasil, dia dapet “Kartu Emas Literasi”, bisa ditukar jadi cerita seru dari buku anak, dongeng Nusantara, atau fakta-fakta aneh tapi nyata (kayak fakta bahwa ubur-ubur gak punya otak tapi gak toxic).
Level 3: Jurus ‘Bantu Ibu’ Tanpa Disuruh
Di level ini, Jabrik ditantang oleh karakter misterius Ibu Berkerudung Hijau. Tapi beda dari sebelumnya, misinya harus dilakukan di dunia nyata:
-
Nyapu halaman
-
Ngepel
-
Ngelipet sarung bapak
Kalau dilakukan dengan tulus, sistem Sensor Ketulusan aktif. Jabrik dapet notifikasi di HP “Selamat! Kamu telah menyelesaikan misi dunia nyata dan naik jadi Ksatria Berakhlak Level 7”.
Jabrik bengong. “Kok game tahu aku nyapu, Bi?”
Kucingnya cuman menjilat kaki sambil nyengir.
Motivasi di Tengah Jalan
Setelah level 3, muncul video motivasi dari Merry Riana, lengkap dengan backsound syahdu. “Kalau kita bisa pakai waktu luang buat hal positif, dunia ini pasti lebih banyak senyumnya”.
Jabrik langsung nulis di dinding kamarnya “Main game bukan buat kabur dari kenyataan, tapi buat belajar cara jadi manusia beneran”.
Adabcraft bukan cuma game khayalan. Ia seperti perpaduan antara Mario Bros yang ngaji kitab kuning dan Free Fire yang tamat adab sopan santun.
Game ini ngajarin satu hal penting, jadi anak keren itu bukan karena punya skin legendaris, tapi karena punya sopan santun yang gak bisa di-top-up.
Untuk para orang tua jangan keburu emosi kalau anak main game. Siapa tahu dia sedang belajar “Tata Krama Mode Hardcore”.
Dan buat anak-anak, ingat pesan Pak Mario Teguh. “Jadilah gamers yang berkarakter, bukan yang barbar saat kalah dan sombong saat menang”.
Meski Adabcraft belum benar-benar ada, sejumlah game edukatif seperti Marbel Belajar Islam, Akhlaq for Kids, dan Think! Think! telah lebih dulu hadir dengan misi serupa mengenalkan adab, akhlak, dan kerja sama dalam format bermain digital yang menyenangkan.
Sampai di sini, Jabrik masih sibuk naik level. Tapi siapa tahu, besok dia masuk ke Level 4, menjawab Chat WA Guru dengan Sopan, atau ikut Turnamen Komentar Positif se-Kecamatan Galaksi.
Yang jelas, main game boleh, asal otaknya ikut main dan hatinya gak AFK.[***]
