SEMENJAK saya merasakan bahwa lingkungan kita sudah tak lagi seperti dulu. Mulai dari polusi udara kita yang diatas ambang batas dan ternyata Indonesia meraih peringkat ke- 2 terbanyak penghasil sampah plastik.
Mau gak mau harus segera ada solusi terbaik bagi seluruh elemen kehidupan di bumi. Kalau tidak segera di atasi yang dimulai dari diri sendiri, sampah dan polusi bisa menjadi ancaman serius bagi masa depan kehidupan makhluk hidup di bumi, bahkan generasi kita nanti.
Untuk mengurangi polusi saya memulai dengan menanam pohon di rumah dan mengedukasi cara menanam pohon yang benar kepada followers sosial media.
Sebagai cara untuk mengurangi sampah di lingkungan, saya sekarang mulai menerapkan Zero Waste Lifestyle dengan prinsip reduse, reuse, recycle dan repeat. Prinsip ini pun saya sosialisasikan melalui sosial media.
Untuk tantangan dalam gerakan ini bukan saya dapatkan dari manusia nya. Omongan sok, rajin atau sok terkenal saya bantah dengan konsisten dalam menjalani, lama kelamaan mereka juga mengikuti 🤗, tantangan nya itu Susah mencari produk yang tanpa kemasan tapi tetap higienis.
Misalnya mau beli sembako kalau kita beli yang bebas sampah dengan membeli curah dan pakai wadah sendiri, saya belum berani, jadi masih pakai minyak kemasan.
Dan lagi, belum banyak toko-toko yang menyediakan kebutuhan Zero Waster, seperti di luar negeri sana. Ada beberapa onlineshop, sih yang buka bisnis ini, tapi lokasi masih jauh dari rumah.
Sementara kalau kiriman packing barang, sampahnya akan banyak bangeet.
Yah, jadi begitulah tentang Zero Waste Lifestyle ini. Memang rasanya berat ya, tapi kalau kita melihat semakin sedikit sampah rumah tangga yang kita hasilkan, ternyata membuat hati bahagia loh. Buat saya bahagia itu sederhana. Hidup minim sampah salah satunya.
Semoga kita semua dapat memahami dan sama sama menjadi agen perubahan lingkungan. Let’s make a change for a better life in the future.[***]
Penulis : Febriyanita
Jabatan : Staf Verifikasi Departemen Akuntasi PT Pusri Palembang