MENARIK untuk mencermati 7 (tujuh) pesan Presiden Jokowi pada Menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru saja dilantik beberapa waktu lalu untuk periode 2019 – 2024: (1) Jangan korupsi; (2) Tidak ada visi menteri, yang ada visi presiden dan wakil presiden; (3) Harus kerja cepad dan produktif; (4) Jangan terjebak pada rutinitas; (5) Kerja beriorientasi hasil nyata; (6) Selalu mengecek permasalahan di lapangan; (7) Harus serius dalam bekerja. Dilihat dari sisi marketing, ketujuh pesan tersebut merupakan “Strategi Jitu” Presiden dan Wakil Presiden untuk mewujudkan Visi dan Misi Indonesia Maju untuk 5 (lima) tahun yang akan datang, yang ditujukan kabinet Indonesia Maju dan Jajarannya.
Presiden ingin menegaskan bahwa Kabinet Indonesia maju adalah satu kesatuan team yang solid (team work), di bawah satu komando, profesioanal, fokus, serta dengan didukung oleh kecanggihan teknologi digital, hasil yang diharapkan dapat lebih maksilmal yang tentunya untuk kemakmuran bangsa dan negara yang dapat dinikamati oleh segenap rakyat Indonesia hingga ke pelosok tanah air.
Sebagai pekerja yang bergelut di dunia pemasaran, penulis tertarik untuk sedikit mengulas point ke 5 yakni “Kerja Berorientasi Hasil Nyata”. Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa tidak “Kerja Berorientasi Proses?”, mana yang lebih penting, hasil atau proses?; bukankah tidak akan ada hasil tanpa proses? Ini yang coba penulis sehingga kita tidak salah kaprah dalam menjawab pertanyaan tersebut. Jika ditanya mana yang lebih penting, “Hasil atau Proses”, Jawaban yang tepat adalah adalah “Kedua- duanya penting”. Namun yang pada akhirnya yang diiginkan adalah “Hasil”. Untuk prosesnya bagus jika tidak menghasilkan, karena proses adalah jalan bukan tujuan. Namun jangan lupa, untuk bisa mencapai tujuan harus adalah jalannya, dan itulah “proses”. Orang bijak berkata, “Hasil tidak akan pernah mengkhianati proses”. Artinya apa, hasil yang baik tentunya dilakukan dengan proses yang benar, walaupun tidaklah mutlak, kendatipun proses yang baik tidaklah serta merta menghasilkan yang yang maksimal, apalagi jika prosesnya dilakukan dengan asal-asalan. Tuhan Sang Pencipta Alam semesta saja selalu mengajarkan dalam menciptakan alam semesta diawali dengan proses yang dikenal dengan “big bang”; penciptaannya manusia dan segenap mahluk hidup lainnya juga melalui suatu proses, walaupun Tuhan Sang Pencipta punya “Hak Prerogatif” untuk menciptakan sesuatu “Tanpa Proses”. “Sesungguhnya keadaannya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Terjadilah, maka terjadilah Ia” (QS. Yassin:82).
Dapat dimaklumi jika pada periode yang kedua ini Presiden Jokowi menekan pada “Hasil” yang dapat langsung dinikmati oleh masyarakat, tidak hanya sekerdar slogan “Kerja, Kerja dan Kerja” seharusnya adalah adalah “Hasil, Hasil dan Hasil” yang kenyataanya prosesnya sudah dilakukan 5 (lima) tahun sebelumnya. Pada pidato sesaat setelah dilantik, presiden menyentil team kabinetnya yang kurang memberikan hasil yang memuaskan, jika ditanya tentang program kerja, selalu dijawab sudah dilaksanakan sesuai prosedur, tetapi setelah dicek ke lapangan, hasilnya tidak tepat sasaran alias belum dirasakan langsumg oleh masyarakat.
Untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal yang melibatkan banyak orang memang tidaklah gampang, diperlikan Team Work yang solid, serta dikerjakan oleh orang yang profesional :the right man on the right place, the right man on the right job”. Di sinilah dibutuhkan seni dalam memimpin, suatu team akan sukses jika pemimpin mampu mempekerjakan orang-orang yang tepat sesuai dengan keahliannya, serta mempu menanamkan nilai dan budaya yang berlandaskan Pancasila sebagai falsafah negara kesatuan Republik Indonesia. Teringat pesan dalam ceramah dai kondang sejuta umat KH Zainudddin MZ (Alm) dalam salah satu ceramahnya, beliau berpesan, “teramatlah penting suatu negara maju untuk membangun gedung-gedung pencakar langit, jalan layang yang bertingkat-tingkat sebagai ciri khas kota metropolitan, namun jauh lebih penting lagi dan lebih sulit lagi “membangun manusia Indonesia yang bermoral, manusia Indonesia Indoensia seutuhnya” yang berlandaskan Pancasila dann UUD 1945, sehingga tidak hanya bisa bekerja kerja dan bekerja cerdas, melainkan juga mampu “Bekerja ikhlas” atau “Bekerja dengan Hati”.
Tentunya, kita sebagai bagian dari anak bangsa, berharap semoga Kabinet Indonesia Maju, bisa mewujudkan hasil nyata untuk kemakmuran bangsadan negara tercinta. Selamat bekerja Kabinet Indoensia Maju, semoga sukses!”.
Oleh : Hapzon Effendi
Penulis adalah pengamat masalah marketing, berdomisili di Jakarta.