EMPAT nama mengerucut dalam konstelasi suksesi PWI Sumsel yang digelar hari ini (Sabtu, 26/1/2019) di Asrama Haji, Palembang. Ketua umum PWI Pusat H Atal S Depari akan hadir sekaligus membuka perhelatan lima tahunan organisasi tertua dan terbesar para kuli tinta di Indonesia ini.
Sedikitnya, 463 anggota biasa PWI Sumsel sdh divalidasi bisa memilih dan dipilih serta punya hak suara dalam ‘pesta’ lima tahunan ini.
Gubernur Sumsel H Herman Deru yang sebelumnya menyatakan merestui siapapun yang terpilih sebagai Ketua PWI Sumsel, berhalangan hadir. Di jadwal acara Pemprov Sumsel, tertera bahwa mantan Bupati OKU Timur ini bakal hadir. Namun, didapat informasi, beliau diwakili Wagub H Mawardi Yahya.
Ketua Panpel Konfenprov H Anwar Rasuan menyatakan bahwa para pejabat lain seperti Pangdam, Kapolda, Kajati, dan Ketua DPRD akan hadir. Termasuk, para kepala daerah se-Sumsel.
Dalam Konfenprov yang diamanatkan dalam PD/PRT, sebenarnya mengagendakan banyak hal. Seperti, memilih Ketua PWI provinsi, memilih Ketua DKP, mendengarkan laporan pertanggungjawaban Ketua PWI Sumsel dan Ketua DKP PWI Sumsel, dan menyusun program kerja pengurusan berikutnya. Semuanya itu kalau disetujui akan disahkan, sehingga peran PWI Sumsel ke depan diharapkan akan semakin bermartabat dan profesional.
Meski demikian,. dari beberapa agenda tersebut, yang paling mendapat perhatian adalah suksesi Ketua PWI Sumsel. Kursi ini sebenarnya juga diamanatkan untuk diputuskan secara musyawarah dan mufakat. Namun kalau tidak mufakat bisa saja melalui voting.
Voting inilah, yang kemudian biasanya membawa hal-hal lain dalam pusarannya yang panas. Seperti soal surat mandat, persyaratan calon, intervensi dan dugaan money politics.
Suhu panas di PWI Sumsel sejak seminggu terakhir mulai bergulir. Soal persyaratan calon misalnya, padahal dalam PD/PRT hanya ada tiga syarat. Yakni, anggota biasa minimal lima tahun, lulus UKW utama, dan pernah jadi pengurus PWI Sumsel.
Dalam persoalan calon ketua ini, memang kepastian menjadi calon itu ketika acara pemilihan sudah dimulai. Nama-nama calon bisa diusulkan atau mengusulkan sendiri. Meski demikian, beberapa nama telah mengerucut bakal muncul. Baik diusulkan ataupun mengusulkan sendiri. Beberapa nama itu, antara lain Hadi Prayogo (Sriwijaya Post/Tribun Sumsel), Jon Heri (Jembatan Informasi), Aan Sartana (LKBN Antara), dan Firdaus Komar (Berita Pagi).
Era kepemimpinan PWI Sumsel, sebut saja almarhum H Ismail Djalili, H Asdit Abdullah, H Kurnati Abdullah telah berlalu. Juga era H Octaf Riyadi SH, sebentar lagi akan berakhir. Kelebihan dan kekurangan diyakini akan ditemukan dan dirasakan. Paling tidak mereka telah meninggalkan kesan dan jasa. Kini, bakal nahkoda PWI Sumsel periode 2019-2024 telah bermunculan. Mereka akan bersaing memperebutkan simpati 463 pemegang kartu biasa. Berikut, para kandidat ketua PWI Sumsel periode 2019-2024 yang potensial meraih kursi Ketua PWI Sumsel.
Hadi Prayogo.
Sosok berbadan besar ini mengingatkan saya kepada Presiden SBY. Secara fisik tentu membuat bangga punya ketua yang seperti ini. Apalagi, dengan pengalaman 25 tahun sebagai wartawan, tentu sangat paham dengan “penderitaan” wartawan. Karenanya, bos Sriwijaya Post dan juga pimpinan Tribun Sumsel ini akan berupaya maksimal memajukan PWI Sumsel. TentunyA agar para anggotanya juga menikmati bahagia. Bekerja di media yang berbeda, beliau di harian lokal dan saya sempat menjadi koresponden, membuat pertemuan fisik mungkin jarang. Tetapi dari polesan kepemimpinannya, saya melihat bagaimana kinerjanya.
Walaupun, mungkin ada saja anak buahnya ataupun bekas anak buahnya yang tak puas. Produk jurnalistik medianya, pernah membawanya sebagai pimpinan harus bertanggung jawab. Tapi justru banyak hikmah didapat dari kasus pemberitaan itu. Diantaranya, beliau justru dapat jodoh tak lama berselang dari usainya kasus itu.Alih-alih mendapat hukuman, baginya justru memberi hikmah.
Di mata saya, dengan minimnya sentuhan dirinya dengan PWI Sumsel justru memberi peluang lebih besar baginya untuk merefresh PWI Sumsel agar bisa menjadi lebih baik dari kondisi sekarang yang sudah cukup baik. Lewat komunikasi intens dengan Maspril Aries, Agus Harizal, Sarono Putro Sasmito yang berawal dari komen status di FB, ketemulah ide untuk berpartisipasi merefresh PWI Sumsel. HDP (inisialnya di berita) tergelitik maju sebagai kandidat). Dalam pencalonannya, kemudian didukung oleh para pimpinan media dan tokoh pers di Sumsel. Sebut saja di antaranya ada H Helmi Apri, Syahril Fauzi, H M Syarifuddin Basrie, Suharto, Zainal Piliang, Rahidin H Anang, Icuk M Sakir, dan H Asdit Abdullah, serta Helmi Marsindang. Harapannya, PWI Sumsel bisa mandiri, bermartabat, memiliki sekretariat permanen, anggotanya semakin profesional, memiliki sinergisitas, bisa beradaptasi dengan zaman now, dan bisa merealisasikan Sekolah Jurnalistik Asean di Palembang.
Jon Heri.
Sosok ini sudah sangat lama saya kenal. Dimulai ketika sama2 nyangkut di PN Palembang. Berbagi info sidang siluman. Lalu di era Gubernur H Syahrial Oesman tergabung dalam Masyarakat Jurnalis Cinta Sumsel (MJCS). Bersama beberapa wartawan seperti H Ajmal Rokian, H Bangun P Lubis, Suharto, dll kami bergabung.Saya sebagai sekretaris seminar lumbung energi ketika itu memang SDH melihat potensi besarnya. Agak melawan dan sedikit sangar, itu hanyalah tampilan luar. Dan itupun diperlihatkannya karena memang tak rela melihat sesuatu yang kurang benar. Menurut Sekretaris SMSI Sumsel ini, “Kita harus keras dan berani, kalau benar.” Ini bagi mereka yang tidak begitu kenal, menyebutkan sebagai kelemahan. Koran Patroli, Armada Racun, Jembatan Informasi, adalah beberapa media yang pernah dikelolanya. Posisinya sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Sumsel membuatnya akrab dengan para ketua PWI kabupaten se-Sumsel. Karenanya wajar dalam Konfenprov kali ini didukung 13 ketua PWI Kabupaten se-Sumsel yang dimotori Kuyung Kurnaidi dan Richan Joe plus Nurul Fallah. Trio tokoh sentral yang menggiringnya bisa meminta restu Gubernur Sumsel.
Aan Sartana.
Mantan pegawai Astra ini sempat satu kantor di Sumatera Ekspres. Saya masuk 1996 akhir, beliau setelah itu. Saya di copy editor, pak Aan ini ngepos di politik. Jadi kalau soal strategi politik dan tukang ngompori sangat jempol. Aan waktu itu dibawah bimbingan suhu Subki Sarnawi, yang jebolan Sriwijaya Post. Halaman politik, benar2 manis di tangannya. Lalu pernah memegang ekonomi dan terakhir pernah menangani halaman DOR. DOR information dipoles dari awal oleh Kak Oktaf Riyadi yang kemudian mengelola Palembang Pos dan membumikan Mang Juhai. Aan sendiri, setau saya, kemudian memajukan Palteve bersama senior kami H Syafik Gani. Sentuhan tangan dingin keduanya membuat Palteve jadi tivi wong Kito. Lalu saat ini, dipercaya mengelola bisnis di kantor berita Antara. Meskipun di kartu PWI nya masih tercatat di Palteve, beliau sdh nyebrang ke LKBN Antara di bawah komando Abang kita, Indra Gultom. Pengalamannya sebagai bendahara dan wakil ketua PWI Sumsel tentu menjadikannya bukan orang asing bagi keluarga besar PWI Sumsel.
Firdaus Komar
Merintis karier di Sriwijaya Post dan sukses di Berita Pagi. Bersuamikan anggota KPU Sumsel, kariernya terus melejit. Saya pernah diundang bersama meliput seorang Calon Gubernur yang ketika itu di era Pak Rosihan Arsyad akan mencoba meraih kursi kepala daerah di Sumsel. Tokoh itu mengajak kami ke perkebunan. Saya melihat Firdaus Komar memang sosok yang pandai mencari dan piawai melsporkan. Wawancara yang eksklusif, padahal kami meliput bareng, membuat saya acungi jempol. Angle yang kami ambil memang beda. Sukses sebagai ketua Panpel HPN 2010 di Palembang, bukti kemampuannya.
Apalagi saat itu melaunching buku terkait pers. Lalu dua periode sebagai sekretaris PWI Sumsel, tentu menjadi modal besar menambah peluangnya menjadi pemenang. Kami sempat sama2 jadi sekretaris di periode sebelumnya ini. Saya sekretaris DKP PWI Sumsel. Pak haji yang murah senyum ini, sekretaris PWI Sumsel. Adanya H Kurnati Abdullah, Nivasriyadi, Suprapto Ramadhan, Marintan, dan Erni, membuat kehadirannya semakin kuat.
Itulah ke empat bakal calon Ketua PWI Sumsel yang bakal bersaing dalam Konfenprov Sumsel hari ini. Apakah masih ada bakal calon lain, bisa saja. Saya hanya melihat dari sisi dukungan yang semakin mengerucut. Dan mereka adalah sosok terbaik yang ada di PWI Sumsel. Jangan lupa, tentukan pilihan Anda. Saya hanya menyarankan, tulislah nama Hadi Prayogo kalau ingin PWI Sumsel mandiri, bermartabat, punya sekretariat yang permanen, anggotanya semakin profesional, memiliki sinergisitas, bisa beradaptasi dengan zaman now, dan bisa merealisasikan Sekolah Jurnalistik Asean.
Alhamdulillah, halaman medsos, baik itu grup WA, Facebook, maupun yang lainnya dibanjiri nuansa religius. Masing-masing pendukung mengajak berdoa agar sosok bakal calonnya menjadi pemenang dan terpilih. Hanya Allah Yang Mahakuasa. Semoga kita punya Ketua PWI yang sesuai harapan. Aamiin
Penulis:
Muhamad Nasir, Tim Sukses HDP untuk PWI Sumsel 2019-2024
