Tekno

Pertunjukan Drone Indonesia Pukau Jakarta di HUT ke-80 RI: Kreativitas Anak Bangsa & Teknologi Futuristik

ekraf

MALAM di Bundaran HI berubah bak langit planet lain, bahkan  ribuan mata menatap ke atas, bukan hanya untuk kembang api yang meledak seperti popcorn raksasa, tapi juga untuk 1.400 drone Indonesia yang menari di langit dengan formasi menakjubkan. Drone-drone itu menampilkan perjalanan kemerdekaan Indonesia dari bambu runcing hingga burung Garuda, dan bahkan “emoji makanan” untuk program Makan Bergizi Gratis, minggu 17 Agustus 2025.

Kalau biasanya drone dipakai buat selfie atau, (eh ingat!! jangan ditiru ngintip tetangga], malam itu anak-anak bangsa membuktikan  teknologi bisa jadi medium seni, edukasi, dan patriotisme. Menteri Ekraf Teuku Riefky mengatakan, pertunjukan drone ini persembahan anak bangsa, merepresentasikan kekuatan persatuan sekaligus optimisme menuju masa depan.

Melihat  langit Jakarta malam itu sebagai kanvas raksasa, drone-drone ini seperti kuas futuristik yang melukis proklamasi kemerdekaan, burung Garuda, bambu runcing, dan enam program prioritas pemerintah. Lucu? Banget. Tapi di balik gelak tawa itu, terselip pesan serius teknologi harus bermanfaat untuk rakyat.

Wamen Ekraf Irene Umar menjelaskan, konsep pertunjukan ini ingin menekankan bahwa negara kita kaya luar biasa, sehingga banyak yang ingin menguasainya di masa lalu. Kini, anak bangsa “merebut langit” dengan kreativitasnya, membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi simbol kebanggaan nasional.

Seperti pepatah Jawa bilang, “Alon-alon asal kelakon”, setiap drone harus dikontrol teliti, kalau salah satu drone nyasar, burung Garuda bisa berubah jadi ayam kampung futuristik.

Selain drone, Bundaran HI juga dihiasi pertunjukan air mancur menari dengan cahaya laser membentuk wajah para pahlawan kemerdekaan. Kembang api menutup langit Jakarta bak pesta lampu disco raksasa. Semua elemen drone, air mancur, laser, kembang api bekerja seperti orkestra teknologi, menciptakan symphony visual yang mendidik sekaligus menghibur.

Dari sisi teknis, pertunjukan ini bukan main-main, sinkronisasi 1.400 drone Indonesia membutuhkan software canggih, algoritma formasi kompleks, dan koordinasi presisi hingga detik. Tengoklah seperti menari dalam koreografi, tapi setiap penari robotik harus tahu kapan naik, turun, belok, dan membentuk simbol tanpa tabrakan. Ini adalah bukti nyata bahwa drone anak bangsa tidak sekadar alat mainan mahal, tapi teknologi kreatif yang bisa bersaing di level global.

Kalau diibaratkan, drone itu seperti “prajurit digital” yang bertugas mengangkat sejarah ke langit, sambil menebar senyum dan pesan moral. Mereka mengajarkan kita bahwa inovasi tidak harus megah tapi harus bermanfaat, sama seperti pepatah, “Air tenang menghanyutkan”. Anak bangsa yang kadang tak terlihat kemampuannya, ternyata mampu membuat gelombang kebanggaan nasional.

Lebih jauh, pertunjukan drone ini adalah contoh kolaborasi teknologi dan seni, yang bisa diadaptasi di banyak kota karena setiap festival, ulang tahun kota, atau acara edukatif memanfaatkan drone Indonesia, bukan hanya menyenangkan mata, tapi juga mendidik, menanamkan rasa cinta tanah air, dan menstimulasi kreativitas generasi muda.

Tak kalah menarik, pertunjukan ini juga menekankan integrasi teknologi kreatif Indonesia. Mulai dari program Swasembada Pangan, Sekolah Rakyat, Cek Kesehatan Gratis, hingga Koperasi Merah Putih, semuanya divisualisasikan dalam langit Jakarta. Drone tidak hanya terbang, tapi bercerita membawa sejarah, program pemerintah, dan pesan edukatif ke tingkat baru.

Apa pesan moralnya?, sederhana tapi mendalam: kreativitas anak bangsa + teknologi = masa depan yang membanggakan.

Kita tidak perlu iri melihat negara lain, karena Indonesia punya potensi untuk menciptakan inovasi lokal yang mendunia. Lagipula, kalau kata pepatah, “Tak kenal maka tak sayang”, artinya masyarakat harus mengenal inovasi lokal agar bangga dan mendukungnya.

Malam itu, pertunjukan drone Indonesia di HUT ke-80 RI bukan sekadar hiburan. Ini adalah panggung edukatif, simbol persatuan, dan bukti nyata bahwa anak bangsa mampu menggabungkan seni, teknologi, dan sejarah dalam satu paket spektakuler.

Drone-drone itu bukan sekadar alat, tapi simbol masa depan, inspirasi bagi generasi muda, dan bukti bahwa inovasi kreatif Indonesia bisa mengangkat nama bangsa ke langit dunia.

Saat malam itu menutup tirainya, kembang api meledak, drone kembali mendarat dengan tertib, penonton pulang dengan senyum lebar. Tapi lebih penting, kita pulang dengan hati bangga, menyadari bahwa drone Indonesia bukan sekadar mainan mahal, tapi manifestasi kreativitas, semangat juang, dan optimisme anak bangsa. Kalau anak bangsa bisa “menari di langit” dengan teknologi, tentu kita juga bisa menaklukkan tantangan di bumi dengan semangat yang sama.[***]

Terpopuler

To Top