SUMSELGLOBAL

“CEO MC Kampung Ditolak! Dolah Belut Ingin Naik Kelas di Job Fair Sumsel 2025 tapi Malah Kena Mental”

ist

DI KAMPUNG -nya, Dolah Belut dikenal sebagai CEO, bukan Chief Executive Officer perusahaan rintisan, tapi “Cak Esek Ogan”, singkatan dari “Cakap Esek-esek Ogah Nanggung”, julukan karena dia selalu MC dengan gaya luwes, nyeleneh, tapi gak setengah hati. Dari lomba makan kerupuk hingga acara 17-an dengan hadiah piring rotan, Dolah selalu tampil prima, dengan mikrofon pinjaman dan pantun dadakan yang sering bikin orang tua menahan pipis gara-gara kebanyakan ketawa.

Namun tahun ini, Dolah nekat ingin naik level, setelah viral di kampungnya gara-gara MC nikahan pakai kaus Prabowo zaman Pilpres 2014, ia memproklamirkan diri sebagai “MC Profesional Sumsel Raya”. Sasarannya? jadi pembawa acara di Job Fair Sumsel 2025 yang digelar Pemprov Sumsel di Palembang Square. Katanya, “Inilah panggung masa depan, bukan cuma buat pencari kerja, tapi juga pencari mic!”.

Sayangnya, Dolah harus menerima kenyataan pahit, proposal MC-nya ditolak mentah-mentah. Bahkan kabarnya belum sempat dibaca, karena naskahnya ditulis pakai huruf sambung dan disisipkan pantun di bagian “visi misi”, contohnya.  “Kalau kerja jangan malu, meski jadi ojek keliling rawa, kalau Job Fair butuh MC lucu. Dolah Belut siap bikin semua ketawa!”.

Job Fair yang mengusung tema “Sinergitas Akses Kerja dan Kolaborasi Inklusif Bagi Sumsel Maju Terus Untuk Semua” ini memang gak main-main. Dibuka langsung oleh Sekda Sumsel, Edward Candra, acara ini jadi ajang pertemuan antara harapan dan kenyataan, antara ijazah dan HRD, antara CV yang rapi dan realita “anda belum memenuhi kriteria”.

Dalam sambutannya, Pak Sekda menegaskan bahwa pengangguran itu bukan sekadar angka, tapi soal harapan hidup dan masa depan. Dalam bahasa Dolah “Pengangguran itu bukan kutukan, tapi mode hemat kehidupan”

Acara ini diikuti oleh 35 perusahaan dari berbagai sektor, dengan lebih dari 2.000 lowongan kerja, dari operator mesin hingga analis data, dari admin kantor hingga teknisi listrik. Bahkan ada stand khusus untuk penyandang disabilitas, sebuah langkah mulia yang bikin Dolah Belut terharu dan hampir mengajukan lamaran sebagai ‘motivator tukang goyang mikrofon’.

Dolah datang juga ke lokasi, bukan untuk tampil, tapi untuk “studi banding MC profesional”. Ia berdiri di dekat panggung, pakai baju batik kombinasi sarung kotak-kotak, sambil ngelap keringat dengan tisu warung.

Saat ditanya wartawan kenapa tetap datang meski ditolak, Dolah menjawab bijak. “Rejeki itu bukan selalu mic di tangan, kadang mic di hati, asal niat tetap nyala. Biar bukan MC resmi, tapi niatku profesional. Kata pepatah, kalo rejeki gak datang, ya kita nyusul naik ojek!”

Ia juga mengaku dapat banyak pelajaran. “Ternyata job fair itu bukan cuma cari kerja, tapi cari arah hidup. Aku baru tahu ada yang namanya walk-in interview, kirain jalan kaki keliling mall nyari HRD,” ujarnya sambil ngunyah kacang rebus.

Meski gagal tampil, Dolah Belut justru mendapat panggung yang lebih luas panggung pembelajaran. Kadang, untuk naik kelas, bukan soal langsung tampil di spotlight, tapi belajar dulu dari bangku penonton.

“Gagal jadi MC bukan akhir dari karierku. Dunia belum siap aja, kayak rendang, harus lama masaknya biar empuk,” katanya sambil menirukan gaya pidato Pak Sekda.

“Kalo hidup kayak sambal, jangan takut pedas, karena pedas itulah yang bikin orang doyan balik lagi!”

Job Fair Sumsel 2025 memang bukan cuma soal angka dan peluang, tapi juga kisah dan harapan. Termasuk kisah Dolah Belut, sang CEO MC Kampung yang sedang berjuang naik level. Ia mungkin ditolak hari ini, tapi siapa tahu, tahun depan dia yang buka acara sambil teriak, “Selamat datang, para pencari rejeki! Siapkan CV dan doa ibu kalian!”.

Dan Job Fair Sumsel bukan cuma tempat cari kerja, tapi juga ladang inspirasi, di mana Dolah Belut dan ribuan pelamar lainnya belajar satu hal penting. “Jangan pernah menyerah, meskipun ditolak dengan sopan dan disuruh pulang lewat pintu belakang.”[***]

Catatan Redaksi : Dolah Belut adalah tokoh fiksi hasil rekaan redaksi. Setiap kemiripan nama, gaya, atau kejadian adalah kebetulan semata dan bukan berdasarkan individu nyata. Kehadirannya dimaksudkan untuk menyampaikan pesan serius dengan cara yang ringan dan menghibur kegiatan Job Fair Sumsel 2025

Terpopuler

To Top