Kemarin
Kau tebarkan senyum
Senyum yang membangkitkan kerinduan
Kau buat suasana riuh, renyah
Kau ciptakan keramaian dimanapun
Dirimu tak pernah perduli
Apakah hati lagi gundah
Laksana Juliet ditinggal Romeo
Seperti Galih tak lagi bersama Ratna
Engkau hanya tahu
Hidpu adalah kehidupan
Yang harus berputar dan berlanjut
Nasib tak perlu disesali
Takdir tak perlu ditangisi
Namun,
Kemarin tak ada lagi khas senyummu
Tak ada lagi canda tawamu
Tak mungkin lagi makan pindang bersamamu
Tak bisa berharap lagi
Berkunjung menghampiri
Bersama-sama bersimpuh
Di rumah Tuhan yang suci
Kemarin
Hujan tak berhenti
Seakan menangis
Tak rela akan kepergianmu
Seperti hati ini tak percaya
Mendengar berita dukamu
Bak petir di siang bolong
Namun,
Tuhan berkehendak lain
Takdir telah ditentukan
Tuhan punya rencana lain
Lebih indah
Tuhan lebih menyayangimu
Selamat jalan sahabat
Kami tahu
Kami harus ikhlas melepasmu
Layo, di Penghujung Januari 21
Penulis: Darwin Effendi
Dosen Univ. PGRI Palembang
Penulis Kumcen : Sekelumit Kisah Cinta