HEWAN malam tidur bergelantung di cakrawala
Dinikmati dalam panci berkuah bumbu
Tak layak kalau menggugu agama
Menu biasa negeri tirai bambu meneror napas kelu
Tak perlu udara laiknya TBC
Tak butuh hubungan kelamin seperti HIV
Tak juga berharap gigitan nyamuk seumpama DBD
Menyebarnya sepi tak pandang bulu dan pilah KTP
Tempat ibadah ditutup bagi umat
Sekolah libur bersemuka murid dan guru di daring
Silaturahmi perpanjang umur, jadi terlarang berat
Obat penyelamat belum berkabar walau penting
Putus jalur, aktivitas dalam satu format
Kita tak boleh jadi makhluk sosial
Imbauan diumbar berwajib dalam maklumat
Pasar kurangi beli dan jual
Biasa bebas, disodori pembatasan diri
Biasa sosialisasi, dipaksa mengisolasi
Biasa bertransaksi, dilarang berkomunikasi
Biasa bersilaturahmi, dikurung sepi sendiri
Berharap selamat di balik masker berkelas
Banyak ditimbun dan jadi komoditas
Mencari positif di rumah sakit dan klinik
Dibuat menunggu negatif rumit dan pelik
Korona di mana-mana
Tapi tak jelastuannya ada dimana
Waspada dan antisipasi tameng utama
Tuhan maha pencipta pasti tak biarkan makhluknya binasa tersia.[****]
Palembang, 21 Maret 2020 terjepit karantina wilayah dan pembatasan sosial
Muhamad Nasir
Penulis dan jurnalis