Genre prosa disajikan menjadi genre drama memang bukan baru. Tapi, jarang dilakukan. Kali ini, Teater Wong Gerot memanggungkan sebuah ceperpen karya Umar Kayam berjudul “Seribu Kunang- Kunang di Manhattan”.
Pementasan ini pun tidak dilakukan secara luring, melaingkan secara daring. Dan dilakukan serangkaian Festival Pembacaan Naskah Lakon dengan Tema “Naskah Lakon Dalam Medium Digital”
Dalam rangka memperingati bulan bahasa pada oktober 2020, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengadakan Festival ini.
Sebelumnya telah diumumkan pada (04/10/2020) melalui instagram @badanbahasakemendikbud bahwa sebanyak 50 Komunitas Teater kab/kota se-Indonesia berhasil lolos seleksi tahap 1; berkas gagasan dan portofolio.
Selanjutnya, menurut Ketua Teater Wong Gerot, Jon Dollah atau sering dipanggil Wak Dollah, adalah proses penciptaan dan pengumpulan karya paling lambat ditutup pada Sabtu, (17/10/2020).
Teater Wong Gerot, adalah peserta yang berhasil mewakili Kota Palembang mengangkat Karya “Seribu Kunang- Kunang di Manhattan” merupakan adaptasi cerpen karya Umar Karyam.
Diceritakan Wong Gerot, Sebelum masuk ke sayembara pembacaan naskah lakon, terlebih dahulu peserta dibekali dengan diskusi via daring bagaimana membaca naskah lakon. Ini menjadi sebuah cara baru dalam sebuah pementasan bahwa ternyata naskah lakon itu bisa disajikan dalam format panggung dimana aktor membaca naskah dan yang akan ditampilkan nantinya adalah versi media virtual.
Teater wong gerot mempunyai 3 orang inti, dimana 1 orang membaca naskah dan 2 orang menjadi pemain. Dibalik layar ada belasan orang yang terlibat menjadi lighting, musik editor, dan lainnya
Ditambahkan Wak Dolah, “ini menjadi awal teater Wong Gerot untul secara lebih serius lagi, kami mewakili Palembang. Mohon doanya, dan bagi penonton dapat menyaksikan lomba via daring nantinya,” ungkapnya .
Saat dimintai keterangan soal persiapan lomba nasional, pada Sabtu (10/10/2020) Produser dan Sutradara Teater Wong Gerot, Mas Inug Dongeng mengatakan, “Sejauh ini teater wong gerot sudah optimal menyajikan pembacaan naskah lakon. Kami terinspirasi oleh cerpen yang ditulis oleh Umar Kayam. Ccerpen ini sangat menarik dan pernah memenangkan penghargaan pada tahun 1966.
Dalam cerpen itu dikisahkan kegelisahan penulis yang dalam naskah ini direpresentasikan marno, bagaimana ia bertemu dari dunia timur (orang Indonesia, ndeso) dan bertemu dihidupkan pada sosok jin yang mewakili representasi orang barat dengan gaya dan budaya bebas.
“Dan saya pikir ini terkait dengan fenomena kita saat ini, dimana kita sering gamang melihat budaya luar dan jadi ikut-ikutan. Padahal kita sendiri punya budaya yang luar biasa yang harus dijaga dan dipertahankan,”jelasnya seusai latihan di LaCete Cafe Palembang.
Kharisma Dwi Putri, salah satu pemain juga mengatakan, “Ssaya baru coba, jadi tantangannya agak beda. Pas perpindahan emosi sambil memegang naskah, jadi terpaku banget dengan naskah, Kalau sebelumnya kita jadi aktornya sendiri. Tapi kita belajar untuk beradaptasi. Apalagi mengingat kondisi pandemi, semua orang tidak ada yang mau. Maka kita harus terus membudayakan teater sekarang dengan adaptasi yang berbeda,” ungkap Kharisma yang biasa disapa Ais. (muhamad nasir)
Profil Wong Gerot (Teater dan Komedi)
Teater Wong Gerot lahir di tahun 2015 tanpa tanggal dan bulan dimasa itu. Di awali dengan gabungan tiga sekolah yang dibina oleh pelatih yang sama, lalu beberapa anggota sering berproduksi bersama di luar eskul teater. Tanpa nama, menyebut mereka Wong Gerot Komunitas.
Di tahun 2016 mensupport pementasan parade pantomime dari Palembang Mime Club yang berkolaborasi hampir 20% dari member Teater Wong Gerot karena founder pantomime Palembang adalah pelatih dan sekaligus kordinator Wong Gerot.
Di tahun 2017 mulai pentas perdana tunggal dengan menggunakan nama Teater Wong Gerot.
Pentas Tahunan 2015 hingga 2020, diantaranya:
Pentas Gadis Setengah Zaman 2015
Pentas Ande Ande Fantasi on The Street 2016 judul Timun Mas
Pentas Dukun-Dukunan 2017
Menurut Wong Gerot, teaternya merayakan hari teater sedunia dari tahun 2017 – 2020 dengan Parade Teater dan Monolog Antarkomunitas dan Eskul Teater se-Kota Palembang.
Juga pentas Teater Ayahku Pulang 2018, lalu Juara penampil terbaik di acara teater Gabi expo 2018. Judul Dayang Rindu. Di tahun 2019 juga Pentas Teater Ande Ande Fantasi .
Di tahun 2020, aktivitas tetap jalan meskipun dilanda pandemi. Beberapa di antaranya, menurut Wong Gerot:
Pentas Teater Medasing 2020
Juara kehormatan dalam festival teater dinas kebudayaaan kota Palembang. Judul Raden Tokak
Tercatat menjadi bagian dari 50 tim teater se-Indonesia sebagai penampil pembacaan Naskah teater dalam rangka bulan bahasa Kemendikbud RI
Aktivitas lainnya, melakukan workshop parade pantomim dan workshop di tahun 2016, 2018, 2019. Dalam rangka hari pantomim sedunia
Salah satu komunitas yg mengawali kegiatan di sudirman street tampilan pantomim.
Mengisi acara undangan KPU, BUMN dan BUMN, dan promo perusahaan
Pengisi hiburan dan acara kesenian di RRI Palembang.
Lima besar tim pentas teater tradisional sekota Palembang, yang diadakan oleh dinas Perhubungan dan kominfo Sumsel, dengan tema seni pertunjukan tradisional.
Kini, teater Wong Gerot masih dan tetap beraktivitas. Untuk alamat Surat : Jalan Abi Kusno Cokro Suyono no 105 RT 37 Kertapati Palembang
Sementara untuk alamat latihan: RRI Palembang Jln Radio no 2 KM 3,5 Palembang
(Muhamad Nasir)