Seni & Budaya

Seni, Robot & Kripto di Atas Kanvas: Ketika Dunia Digital Nggak Lagi Cuma di Layar

ist

Sumselterkini.co.id, LONDON –(GLOBE NEWSWIRE) : London, musim semi 2025. Cuaca mendung. Tapi suasana di HOFA Gallery justru terang benderang oleh satu kabar mengejutkan dunia seni resmi melewati batas baru. Bukan batas imajinasi itu udah lewat sejak Picasso, tapi batas realitas saat seniman berkolaborasi bukan dengan manusia lain, tapi… robot.

Di tengah hiruk-pikuk seni yang semakin digital, HOFA Gallery ngumumin peluncuran Digital Art Awards barengan sahabat pamerannya, PhillipsX. Acara ini kayak Grammy-nya seniman digital tapi dengan lebih banyak AI dan lebih sedikit drama.

“Coba bayangin, bro,” kata Toni, kurator lepas yang sore itu duduk di kafe samping galeri. “Dulu orang mikir seni digital itu cuma coretan di iPad. Sekarang? Ada robot yang melukis bareng manusia. Gila!”

Dia nunjuk ke layar ponselnya, gambar karya Sougwen Chung terpampang jelas. Judulnya SPECTRAL  Oscillation 1. Keliatannya sih kayak lukisan akrilik abstrak di permukaan bening. Tapi begitu lo tahu siapa yang bikin atau lebih tepatnya, apa yang bikin semuanya terasa kayak adegan dari film sci-fi. D.O.U.G._5, robot pinter yang dikustom khusus buat ngelukis bareng Sougwen, jadi co-creator dalam karya ini. Mereka bukan duo DJ, tapi nyaris.

“Lu bayangin, ada orang ngelukis bareng robot, terus karyanya dipamerin, dinilai, dan bisa dapet hadiah 10 ribu dolar. Dalam USDC pula. Itu mata uang kripto, man, bukan receh,” lanjut Toni, sambil menyeruput flat white-nya dengan gaya penuh makna.

Lomba ini punya empat kategori: gambar diam, gambar bergerak, inovasi, dan pengalaman. Jadi semua aliran bisa ikut. Dari seniman yang hobinya ngulik algoritma sampai yang nyiptain dunia virtual buat bikin penonton tersesat dalam ilusi tiga dimensi. Bukan cuma dinilai estetikanya, tapi juga idenya, teknologinya, dan cara mereka bikin penonton bilang, “Wow.”

Di antara para pelamar awal, nama-nama besar kayak Sarah Meyohas, Emily Xie, dan Kevin Abosch udah masuk daftar. Ini bukan lomba iseng. Ini ladang bakat digital yang lagi dipupuk.

Pamerannya bakal digelar di London, 16–22 Mei nanti. Tapi jangan bayangin ruangan penuh lukisan biasa. Ini lebih mirip museum masa depan—dengan karya interaktif, instalasi generatif, dan mungkin juga robot yang nyapa kamu di pintu masuk sambil berkata, “Selamat datang, manusia.”

Dan yang paling mind-blowing hadiah utama bukan cuma uang dan popularitas. Para pemenang juga diajak masuk ke program SPACES, semacam liga utamanya seniman digital, di mana karya mereka bakal keliling dunia, ikut pameran, mungkin bahkan masuk museum dan NFT marketplace kelas wahid.

Di balik layar, acara ini didukung sama investor keren kayak Hivemind Capital dan ApeChain nama-nama yang lebih familiar di dunia Web3 daripada di galeri. Tapi mereka semua punya satu visi: seni digital harus punya panggung layak, dan seniman digital harus bisa hidup layak juga.

“Yang penting sekarang, kita udah masuk era baru. Era di mana lukisan bisa dihasilkan lewat kolaborasi manusia dan mesin, dan semua itu bisa dihargai secara ekonomi lewat blockchain,” ujar Elio D’Anna, co-founder HOFA, sambil berdiri di depan layar LED setinggi tiga meter yang muterin karya peserta.

Satu hal yang pasti: dunia seni nggak akan pernah sama lagi. Dan kalau kamu masih mikir seniman digital itu cuma orang yang suka main Photoshop, siap-siap berubah pikiran.[***]

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com