PESAWAT antariksa Sarip meluncur mulus menembus atmosfer bumi, bak roket mie instan yang baru dimasak cepat, panas, dan penuh harapan. Setelah berbulan-bulan muter-muter galaksi, melewati planet-planet aneh yang isinya tukang sate, juri MasterChef alien, sampai debat politik robot servis kopi, akhirnya Sarip siap kembali ke kampung halamannya.
Waktu injak tanah, aroma kampung langsung menyergap hidungnya, bau tanah basah, campuran keringat kakek-kakek di pasar pagi, dan bau asap warung pecel lele yang bikin lidah bergoyang.
Sarip tarik napas dalam-dalam, “Ah, bau rumah ini nggak bisa ditukar sama WiFi antargalaksi sekenceng apapun.”
Langkahnya pun disambut sorak sorai ibu-ibu tetangga yang udah siapin sambal terasi antargalaksi katanya biar rasa kampung nggak hilang walau udah keliling galaksi. Ada juga bocah-bocah yang teriak, “Pak Sarip! Cerita dong gimana rasanya jadi juri MasterChef di Planet Uranus!”
Sarip ketawa sambil nyengir, “Ya gitu deh, bikin lodeh sama ramen plasma, tapi kalau bumbu nggak cinta, ya tetap hambar.”
Di tengah keramaian, Pak RT lama yang sekarang jadi juragan tahu bulat datang dengan gerobak khasnya. “Tahu bulat revolusioner, bikin kamu ketawa sambil ngemil! Dapet bonus humor gratis!” teriak Pak RT sambil ngelawak.
Sarip langsung balas, “Pak RT, ini bukan tahu bulat biasa, ini tahu bulat antargalaksi, bisa bikin ketawa sambil kenyang!”
Malam harinya, Sarip duduk santai di teras rumah sambil makan sate kejujuran yang baru dibeli dari festival nostalgia.
Ia menatap langit penuh bintang dan berkata pelan, “Petualangan di galaksi memang seru, tapi pulang ke rumah itu yang paling manis. Kayak es krim rindu yang nggak pernah mencair, selalu ada di hati.”
Tiba-tiba anak kecil lewat dan bertanya, “Pak Sarip, nanti mau ke planet mana lagi?”
Sarip tersenyum, “Sekarang, planet terbaik buat aku adalah planet ini kampung halaman.”
Ia tutup cerita dengan jokes khasnya, “Kalau ada yang tanya, kerjaan TKI antargalaksi itu apa? Jawab aja, ‘Juri MasterChef antarplanet yang jago ngelawak, tapi paling ahli bikin sate kejujuran!’”
Semua orang tertawa, dan malam itu, Sarip tahu tak peduli seberapa jauh dia terbang di angkasa, rumah adalah tempat di mana cerita terbaik dimulai dan berakhir.[***]/tamat