Politik

Mampukah 3 Gubernur Sumsel di Eranya Menangkan Jokowi-Ma’ruf ?

Sumselterkini.co.id, Palembang  – Pemilihan presiden [Pilpres ] akan digelar April 2019, Tim Kampanye Nasional [JKN] yang mengusung Jokowi-Ma’ruf mulai mengatur strategi kemenangan, salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan [Sumsel].

Di motorin 3 tokoh [Mantan Gubernur Sumsel, Syarial Oesman, Mantan Gubernur Sumsel dua periode, Alex Noerdin dan Gubernur Sumsel saat ini, Herman Deru], berkomitmen memenangkan  pasangan pilpres nomor urut 01 ini. Mampukah mereka bertiga menggeser suara pasangan No urut 02 Prabowo- Sandi ?

Pasalnya empat tahun lalu, ketika Prabowo berpasangan dengan Hatta Radjasa, ke dua pasangan itu menang atas Jokowi –JK di Sumsel.

Memang saat itu, Alex Noerdin masih menjabat Gubernur Sumsel dan masuk menjadi Ketua kemenangan Prabowo-Hatta Radjasa. Kini Mantan Gubernur Sumsel itu beralih dukungan, masuk dalam tim kampanyenya Jokowi di Sumsel. Hitung-hitungannya, diperkirakan suara di Sumsel tak lagi milik Prabowo.

Alasannya, karena suara Alex yang militan di Sumsel akan beralih dukungan ke kantong  Jokowi-Maaruf, ditambah lagi dukungan dari mantan Gubernur Sumsel, Syarial Oesman yang juga  masih  memiliki pengaruh dan basis massa di Sumsel dan Gubernur Sumsel saat ini Herman Deru juga memiliki komitmen yang kuat untuk  memenangkan Jokowi-Maaruf.

Dengan adanya dukungan dari 3 tokoh yang berpengaruh di Sumsel itu, di atas kertas Jokowi-Maaruf pada 2019 bisa menyalip pasangan Prabowo-Sandi.

Oleh sebab itu,  Provinsi Sumsel masuk dalam target tim kampanye nasional (TKN), dan diharapkan menjadi lubung suara Jokowi-Ma’ruf.

Hal itu ditandai dengan dikukuhkannya tim kampanye daerah (TKD) Sumsel langsung oleh capres petahana Joko Widodo. Posisi Sumsel yang diharapkan menjadi lumbung suara diakui sekretaris TKD Sumsel Giri Ramanda Kiemas merupakan tantangan luar biasa.

Giri mengaku timnya sudah berulang kali menggelar rapat strategi dan kini sedang bekerja. “Pastilah target menang di Sumsel ini menjadi cambuk bagi tim untuk bekerja serius memenangkan Jokowi-Ma’ruf secara fair dan terhormat. Dari sisi kekuatan, tak bisa dibantah kami sekarang ini cukup kuat,”tuturnya.

Baik dari sisi partai pengusung maupun dari sisi tokoh yang terlibat dalam tim, tambahnya lagi. Namun demikian harus diakui, pekerjaan ini tidak ringan karena harus turun door to door dan menyampaikan kebenaran kepada rakyat.

“Karena ternyata di akar rumput, fitnah dan kampanye hitam kepada Pak Jokowi ini luar biasa terasa,” ujarnya kepada media Jum’at (28/12/2018).

Kampanye Hitam

Giri mengaku lagi, timnya cukup kerepotan menghadapi kampanye hitam ini, karenanya ia meminta pihak berwenang turun tangan.

Giri meminta kepolisian untuk pro aktif menindak penyebar hoaks dan fitnah. Ia juga meminta agar Bawaslu kerja keras mengawasi jangan sampai kampanye hitam menggema di Sumsel.

Diakuinya jika kabar bohong, hoaks dan fitnah ini bisa dieliminir, raihan suara di Sumsel akan signifikan, Sumsel bisa jadi lumbung suara Jokowi.

“Kita ini di Sumsel sudah berpengalaman menggelar pemilu. Beberapa kali pilkada juga pilpres. Jadi ini harus berlangsung fair dan bersih. Pemilu harus jadi sarana pendidikan politik, jangan sampai gara-gara pilpres orang baik jadi penyebar hoaks,” pungkasnya.

Sementara itu peneliti Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) Budiyana menilai, di atas kertas harusnya Jokowi-Ma’ruf bisa menang di Sumsel. Menururnya, parpol pengusung Jokowi cukup banyak dan sedang pegang kendali. Lalu tokoh-tokoh yang terlibat dalam tim juga bukan tokoh sembarangan, semua punya pengaruh dan punya konstituen.

Namun karena ini adalah pertarungan ulang, pemilih biasanya suka mengidentifikasi diri sebagai pemilih lama, sederhananya jika di pilpres 2014 lalu memilih Prabowo maka sekarang akan melakukan hal yang sama, kecuali jika ada alasan baru atau argumen baru yang masuk di akal untuk berubah. “Kalau tim Jokowi mampu melakukan itu, apa yang ada di atas kertas akan jadi kenyataan,” ujarnya.

Budiyana menambahkan, argumen baru untuk berpihak kepada Jokowi sebenarnya cukup banyak. Bagaimanapun Jokowi sudah bekerja empat tahun lebih. Banyak yang sudah dikerjakan. Ada dia punya prestasi. “Sekarang seharusnya tim Jokowi lebih mudah menjelaskan kesuksesan pembangunan,”paparnya.

Di pilpres 2014 saat sama-sama belum bekerja, Jokowi bisa menang. Masa sekarang sudah ada bukti kerja empat tahun terakhir, malah gak menang. Harusnya menang banyak itu. Tapi ya itu tadi, mampu tidak menjelaskannya ke bawah,” pungkasnya.

Sementara itu Sahrun Sobri dari tim relawan Sumsel Bersatu Menangkan Jokowi-Ma’ruf menyatakan timnya tengah bekerja di akar rumput, berkampanye di daerah-daerah hingga ke pelosok.

Relawan pemenangan sudah diaktivasi sampai ke tingkat desa. Di seluruh desa di Sumsel sudah terbentuk relawan dan mereka tengah bekerja. Sahrun optimis, berita bohong dan fitnah bisa dilawan secara langsung dengan penjelasan door to door.

“Kami bergerak secara sistematis dan massif di semua wilayah, kita sekarang sangat bersemangat karena bukan saja punya misi memenangkan Jokowi tetapi juga melawan kezaliman. Menghancurkan para penyebar fitnah dan hoaks itu ibadah. Ini perang lahir batin,” ujarnya.[**]

 

Penulis : Faldy

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com