Hari ini setiap tanggal 20 Desember kita memperingati hari Kesetiakawanan Sosial Nasional dan Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional. Dua peringatan yang berbeda namun pada hakikatnya sama. Berbeda karena cakupan wilayah dan latar belakang peristiwa, namun hakikat nya sama karena sama sama berbicara tentang kepedulian terhadap sesama umat manusia. Bersempena dengan hal tersebut, tulisan ini mudah-mudahan menjadi pengingat akan pentingnya rasa peduli kita terhadap satu sama lain. Kepedulian menjadi sesuatu hal yang semakin langka saat ini. Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI ) pengertian Kepedulian adalah perihal sangat peduli; sikap mengindahkan (memprihatinkan);~ sosial sikap mengindahkan (memprihatinkan) sesuatu yang terjadi dalam masyarakat[1]
Di tengah kondisi masyarakat lokal dan global saat ini yang berada di era berkemajuan teknologi digital, kepedulian menjadi sesuatu yang semakin “kehilangan makna” dari makna sebenarnya. Dunia digital telah mengalihkan kita dari dunia nyata ke dunia maya. Bak perumpamaan kemajuan teknologi ini telah mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Berapa banyak kita memperhatikan bahwa kita bisa berkomunikasi dengan teman dan saudara nun jauh di seberang sana dengan menggunakan video call misalnya, atau skype dan lain lain, namun di sisi lain kita juga melihat bahwa komunikasi antar keluarga yang berada dalam satu rumah, bahkan saat berkumpul di meja makan pun masing masing anggota keluarga sibuk dengan gadget nya masing masing.”Kesibukan ” tersebut menjadi sesuatu yang secara tidak sadar telah menjauhkan yang dekat. Kalau dahulu sebelum teknologi berkembang seperti saat ini, yang dekat akan terasa dekat karena terjalin komunikasi yang intens karena tidak terhalang oleh jarak dan waktu. Sebaliknya yang jauh akan terasa jauh karena memang terpisah oleh kondisi yang berjauhan. Begitu pun dengan kepedulian kita terhadap satu sama lain. Sikap peduli di pupuk karena keterdekatan yang terjalin karena interaksi langsung kita terhadap sesama. Bertemu sekedar bertutur sapa ataupun berbai cerita menjadi pemicu lahirnya kedekatan di antara kita. Namun di tengah gempuran sosial media, peduli kita hanya sebatas like dan comment saja. Betapa banyak di antara kita yang bahkan tidak kenal dengan tetangga, apalagi kesulitan apa yang mereka alami. Bahkan kejadian di Kalideres yaitu penemuan 4 jenazah satu keluarga yang meninggal dunia membutuhkan waktu yang cukup lama dari meninggal dunia sampai di temukan dalam kindisi yang sudah mengering[2]
Hal ini tentu saja mengusik nurani kita, seberapa peduli kita dengan masyarakat di lingkungan kita masing masing. Pertanyaan yang harus sama sama kita jawab dari lubuk hati yang paling dalam. Harus kita akui bahwa perkembangan teknologi yang sangat pesat ini telah melalaikan kita kedalam sesuatu yang bersifat fatamorgana. Kita di sibukkan dengan sesuatu yang instant, hiburan,games dan lain lainnya sehingga kita melupakan hakikat kita sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Kita adalah makhluk yang sangat tergantung dengan makhluk lainnya. Bahkan dalam Alquran Surat Al Maidah ayat 2 Allah SWT berfirman :” Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” – (Q.S Al-Maidah: 2)
Kita tidak akan bisa lepas dari kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Manusia di takdirkan akan selalu menjadi agen perubahan di dunia ini (“the change of agent). Namun ada satu hal yang tidak boleh kita lupa bahwa manusia sejati nya adalah makhluk sempurna yang Allah karunia kan akal pikiran dan juga hati nurani. Dengan akal pikiran nya manusia dapat menciptakan penemuan penemuan baru dan mutakhir sesuai dengan kebutuhan manusia, namun dengan hati nurani manusia akan tetap kembali menjadi manusia seutuhnya yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani nya. Manusia yang kembali pada fitrahnya sebagai makhluk sosial yang peduli pada sesama. Oleh karena itu bersempena dengan hari kesetiakawanan nasional dan hari solidaritas kemanusiaan internasional pada hari ini mari kita refleksi diri kita masing masing seberapa peduli kita terhadap manusia lainnya, seberapa peduli kita terhadap lingkungan sekitar kita, baik di ruang lingkup lokal dan global. Seberapa kita menjalankan tugas mulia kita sebagai khalifah di muka bumi yang menebar kan manfaat bagi orang lain. Sebagaimana sabda Nabi dalam sebuah hadist yang berbunyi : “Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain” (HR.A.Thabrani)
Selamat memperingati Hari Kesetiakawanan Nasional dan Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional tanggal 20 Desember 2022. Mari kita tingkatkan kepedulian kita terhadap sesama umat manusia baik di Bumi Nusantara maupun di dunia internasional, karena pada hakikat nya setiap kita melakukan kebaikan sesungguhnya kita melakukan nya untuk diri kita sendiri. Kepedulian kita akan membawa banyak perubahan yang berarti di muka bumi, saat ini dan nanti. Salam satu bumi.
[1] https://kbbi.web.id/peduli
[2] https://www.google.com/search?q=penemuan+4+jenazah+di+kalideres&rlz=1C1GCEA_enID1023ID1023
Penulis : Deany Afriany, M.Si
Dosen Ilmu Politik FISIP UIN Raden Fatah Palembang