Peristiwa

RI Harus Contoh Negara Lain untuk Tingkatkan Kesehatan Akibat Bahaya Rokok

Foto : Faldy

Oleh : Faldy Lonardo

SUMSELTERKINI.CO.ID, PALEMBANG- Pemerintah Indonesia harus mencontoh negara lain untuk meningkatkan kesehatan akibat bahaya dari rokok.

Ariyo Bimmo, S.H., LL.M, Pakar Hukum menjelaskan merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang lain. Namun  pemerintah tidak bisa mengurangi rokok.

“Upaya ke arah sana kita anggap gagal karena dari target 5,2% hanya terelisasi 8,8 %,  jadi harus ada cara lain untuk mengurangi rokok. Harus ada terobosan terbaru yang dikeluarkan pemerintah terkait bahaya merokok,”tuturnya Diskusi Publik Produk Tembakau Alternatif Dalam Perspektif Kesehatan dan Regulasi, di Musi River Side Restaurant, Rabu (26/9/2018).

Kendati demikian ungkapnya rokok memang  memiliki dampak ekonomi dalam peran tembakau bagi penjual rokok dan petani tembakau, tetapi juga perlu diingat merokok bisa berdampak buruk bagi kesehatan perokok maupun orang banyak.

Aryo  mencontohkan  di Inggris, dibuat peraturan perokok konvensional ke perokok elektrik,  hal itu terbukti dapat  meningkatkan kesehatan masyarakat di Inggris. Selain itu di Filipina juga ketergantungan lebih rendah dibandingkan di Indonesia.

“Di Indonesia ketergantungan mencapai 57% sedangkan di Filipina 35 %, itu bukan dibatasi, karena harga rokok disana lebih murah.  Namun disana ada produk alternatifnya,”urainya.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Peneliti Yayasan Pemerhati Publik (YPKP) Indonesia, dr. Ardini Raksanagara, MPH  menambahkan faktor pemicu seseorang merokok, bukan karena genetika, tapi lebih disebabkan dari faktor prilaku meniru, atau dalam hal ini pola asuh.

“Kalau kita lihat di Mall, ibu atau bapak, gunakan gadget dan merokok, disamping anaknya, itu contoh yang dikatakan faktor pemicu dari pola asuh,”jelasnya.

Ardini mengatakan, perokok dan masyarakat perlu di edukasi mengenai zat berbahaya yang terkandung dalam rokok, seperti TAR, karena dengan pengetahuan dan pemahaman bisa menjadi motivasi, untuk berpartisipasi aktif dalam menurunkan penyakit akibat rokok.

“Perokok seharusnya punya informasi terhadap fakta ilmiah dan penelitian yang kredibel, apa lagi menyangkut bahayanya TAR bagi perokok aktif dan pasif,” ujarnya.

Saat di tanya tentang, pernahkan YPKP bertemu dengan perusahaan rokok, tentang permasalahan itu, Ardini mengatakan hal itu pernah di bahas di Jakarta dan sering membahas hal itu.

” Ya hasilnya, kita berupaya untuk mencari solusi yang baik antara mengurangi dampak merokok dan kebutuhan perekonomian kita, dari tembakau,”tutupnya.[**]

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com