Peristiwa

Kabut Asap Kian Pekat, Penderita ISPA di Sumsel Bertambah, Berapa Jumlahnya ?

“Kota Palembang masih menjadi daerah yang masyarakatnya palling banyak terkena ISPA yakni sebanyak 11.863 orang,”

Foto : one

KEBAKARAN Hutan dan Lahan [Karhutlabun] di Sumsel selama musim kemarau tahun ini membuat beberapa Wilayah di Sumsel terutama di Kota Palembang diselimuti kabut asap. Bahkan kabut asap semakin pekat terlihat pada pagi hari dan sore yang berdampak pada gangguan pernapasan masyarakat di Sumsel.

Hingga Agustus ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan mencatat jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat terpapar virus yang menyerang ke saluran pernapasan mencapai 34.583 orang.

“Data Agustus baru sementara karena ejumlah kabupaten dan kota yang belum mengirimkan datanya, “sebut Kepala Dinkes Provinsi Sumatera Selatan, Lesty Nurainy, kemarin.

Menurutnya ada 9 daerah lagi yang belum mengirimkan data masyarakatnya yang terkena ISPA. Seperti Kabupaten OKI, Lahat, Musi Rawas, OKU Timur, Ogan Ilir, Pagaralam, Lubuk Linggau, PALI, dan Muratara.

Namun lanjut dia  tidak semua daerah itu terdapat karhutla, hanya OI dan OKI saja dari semua itu yang terdapat karhutla dan kemungkinan masyarakatnya terkena ISPA.

Sepanjang Agustus, menurut Lesty, Kabupaten Musi Banyuasin memang meningkat cukup signifikan masyarakatnya yang terkena ISPA. Dari Juli ada 4.094 masyarakat Muba yang terkena ISPA, sementara selama Agustus mencapai 6.326 orang.

“Angka tersebut meningkat 50 % dari Juli, mungkin dari dampak dari semakin bertambahnya karhutla di sana. Sedangkan Kota Palembang masih menjadi daerah yang masyarakatnya palling banyak terkena ISPA yakni sebanyak 11.863 orang,” katanya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumsel, Mulyono mengatakan, jumlah penderita tersebut masih terus bertambah karena belum seluruh 17 kabupaten dan kota yang ada di wilayahnya mengirimkan laporannya.

Ia juga menambahkan, Dinkes Provinsi Sumsel telah menerbitkan surat edaran kepada kabupaten dan kota yang terdampak untuk melakukan antisipasi pencegahan ISPA akibat kabut asap selama musim kemarau.

“Dalam surat diinstruksikan agar seluruh dinas kesehatan di Sumsel untuk menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan seperti poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah sakit,” tutupnya.

Pantauan ST Minggu [15/9/2019] kabut asap mulat tampak di pagi hari, sekitar Pukul 05.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB, bahkan setiap sore pun kabut asap pun sangat terasa mengganggu pernapasan, selain itu pada malam hari.

Dengan kondisi itu, sebelumnya juga Gub. Sumsel sudah mengajak masyarakat di Sumsel untuk melaksanakan lagi Sholat Istisqo berjamaah, guna memohon untuk meminta hujan dan bermunajat kepada Allah SWT.

Sekda Palembang Ratu Dewa belum lama ini guna mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan, Pemkot terus melakukan pemantau hospot di beberapa titik yang rawan terjadi kebakaran, dengan menugaskan Camat dan Kelurahan dan bekerja sama dengan aparat setempat, seperti Babinsa dan kepolisian Sekta setempat

“Saya juga sudah meminta Kasatpol PP Kota Palembang membentuk tim khusus pemantau kebakaran di Wilayah Palembang, bahkan sudah mensosiliasikan melarang warga jangan membakar lahan atau sampah, karena dapat menyebabkan kebakaran besar, hal itu juga ada sanksi pidananya.

Kualitas udara

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Bambang Benny Setiajidi mengatakan, asap yang beredar mengandung partikel-partikel kering menyebabkan jarak pandang berkisar antara 1.000-8.000 meter dengan jarak pandang terendah terjadi pada pukul 06.00 WIB. “Selain mengganggu jarak pandang, asap juga akan terasa berbau, perih di mata dan menyebabkan sesak pada pernafasan,” ujar Benny.

Hal itu, dirinya melanjutkam, dikarenakan angin dari arah Tenggara berikut titik-titik panas dengan tingkat kepercayaan >80 persen yang berkontribusi asap di Palembang dan sekitarnya, yakni Air Sugihan, Pampangan, Banyuasin I, Tulung Selapan, Pedamaran, Cengal dan Pematang Panggang.

Kondisi ini menyebabkan data pada pukul 10.00 pagi tadi dalam kategori ‘Tidak Sehat’ dengan rentang 180-187 µgram/m3 dan diprakirakan kondisi asap ini akan terus berlangsung di wilayah Palembang dan sekitarnya hingga titik-titik panas hilang.

Sedangkan berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG dengan rentang prakiraan pada 9-16 September belum ada potensi hujan di wilayah Sumsel. Ia mengatakan BMKG berulang kali mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran dan tetap membuang sampah pada tempatnya.

Sebelumnya Kebakaran hutan terjadi kemarin di daerah Kalidoni tepat di Perum Pesona Harapan, namun api tidak sempat menyebar karena tim damkar dari Pemkot Palembang dan Pusri siap siaga. Selain itu terjadi juga kebakaran hutan di Desa Teluk Tenggulang kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan  hampir tiga hari di daerahnya.[**]

Penulis :one

 

 

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com