PERGURUAN tinggi harus dapat melahirkan mahasiswa yang unggul dan utuh sehingga memiliki jasmani dan rohani yang sehat, serta budi pekerti dan visi kebangsaan yang baik.
Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa tugas tersebut bukanlah tugas yang ringan bagi perguruan tinggi namun harus dapat dicapai. “Karena kalau enggak (tercapai), kebawa ke mana-mana anak-anak kita nantinya. Sekali lagi, sehat jasmani, sehat rohani, budi pekertinya baik, kebangsaannya baik,” ujar Presiden yang dikutip melalui laman setkab.go.id pada Selasa (14/9/2021).
Untuk itu, Kepala Negara mengingatkan bahwa tugas rektor dan seluruh jajarannya bukan hanya mendidik di dalam kampus saja, apalagi hanya mengajar di ruangan kelas.
“Artinya, di luar kampus pun menjadi tugas rektor dan seluruh jajarannya, hati-hati. Di dalam kampus dididik mengenai budi pekerti, di luar kampus enggak ada yang mendidik, jadi pecandu narkoba. Nah, untuk apa kita kalau enggak bisa menjangkau ke sana? Di dalam kampus dididik mengenai Pancasila, kebangsaan, tapi di luar kampus ada yang mendidik mahasiswa kita jadi ekstremis garis keras, jadi radikalis garis keras, lha untuk apa?,” kata Presiden.
Presiden memberikan contoh di mana peran rektor dan jajarannya tidak hanya di dalam kampus. Saat dirinya menjadi mahasiswa di UGM, ucap Presiden, seringkali mahasiswa terkena penyakit secara bersamaan, seperti hepatitis dan tifus. “Karena apa? Warung-warung makan mencuci piringnya di ember, airnya satu ember, dipakai pagi sampai tengah malam. Berikan mereka air mengalir,” ujar Presiden Jokowi.
Untuk itulah, Presiden kembali mengingatkan pentingnya peran rektor di dalam dan luar kampus. “Hal-hal kecil-kecil, tetapi ya percuma kalau orang sepintar apapun kalau tidak sehat, untuk apa? Itu yang tadi saya sampaikan, unggul dan utuh,” tutur Presiden.InfoPublik (***)
Ril