Sumselterkini.co.id, – Bayangkan kamu lagi duduk manis di warung, pesen kopi, gorengan, tahu isi, eh, tiba-tiba ada orang asing datang dan bilang, “Mas, bayar nasi padang ya!” Lah? Kamu gak makan nasi padang, tapi ditagih juga. Konyol, kan?
Nah, kira-kira begitulah situasi yang ingin dihindari oleh Kementerian Agama (Kemenag) untuk program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam (PAI) 2025. Pasalnya, semua biaya buat ikut PPG ini udah dibayarin negara. Gratis. Total. Full service. Tanpa cicilan. Tapi masih aja ada oknum-oknum gak bertanggung jawab yang nekat ngaku-ngaku minta biaya.
Padahal, tahun ini ada 21.807 guru PAI yang berhak ikut PPG secara cuma-cuma. Biaya 80% ditanggung APBN (duit negara), dan 20% dari APBD (duit daerah). Bukan dari kantong pribadi guru, apalagi dari amplop sumbangan wali murid.
Direktur PAI, M. Munir, sampai angkat suara, mungkin sambil pegang mikrofon dan nahan emosi. “Para peserta gak perlu keluar uang pribadi sepeserpun. Jangan sampai tertipu oknum yang minta biaya PPG, itu jelas-jelas melanggar aturan.”
Munir juga ngajak seluruh stakeholder pendidikan organisasi guru, komunitas PAI, dan bahkan grup WhatsApp wali kelas buat pasang mata dan telinga. Jangan sampai ada yang dimanfaatkan dalam kondisi gak tahu apa-apa.“Kalau ada yang ngaku bisa ‘ngurusin’ PPG asal bayar, itu udah red flag! Segera laporkan ke kami,” tambah Munir.
Lebih lanjut, Munir berharap program ini jadi momentum penting buat guru PAI bukan cuma buat dapet sertifikasi, tapi juga untuk naik level dari segi kompetensi dan dedikasi. Harapannya, guru PAI gak cuma jago ngajar, tapi juga jadi teladan yang tahan banting baik di kelas maupun di dunia maya.“Kami komit untuk mendukung kemajuan pendidikan agama di Indonesia. Tapi ya, jangan sampai disalahgunakan sama oknum yang lebih pinter ngibulin daripada ngajarin,” pungkas Munir.
Jadi, kalau kamu guru PAI dan ditawari paket PPG ‘jalur cepat’ tapi kudu transfer duit dulu, langsung bilang aja.“Maaf, saya ikut program yang udah ditanggung negara. Gak pake biaya. Gak pake drama.”[***]
