KEBERADAAN Big Data memberikan menjadi salah satu tonggak perubahan paradigma dalam memahami proses sosial. Big Data memberikan warna baru dalam penelitian, Sehingga akademisi dan peneliti harus mulai untuk menyesuaikan paradigma penelitian Sosial.
Untuk itulah Laboratorium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Raden Fatah menggelar Webinar dengan Tema “Riset Ilmu Sosial, Politik dan Keagamaan dengan Big Data (Selasa/ 17 November 2020). Webinar ini menghadirkan Tiga narasumber yang berkompeten dalam kajian Big Data yaitu Dr. Atwar Bajari, M.Si (Fakultas Ilmu Komunikasi) UNPAD, Rustika Herlambang (Direktur Komunikasi Indonesia Indicator) ,DR. (Cand.) Bono Setyo, M.Si ( Direktur COMTC & Dosen UIN Sunan Kalijaga) dan dipandu oleh Dr. Yenrizal M.Si yang merupakan Wakil Dekan I FISIP UIN Raden Fatah Palembang.
Sepriadi Saputra, M.Si Panitia Webinar dari Laboratorium Fisip menyatakan bahwa acara ini merupakan upaya atau langkah awal FISIP untuk mulai mengembangkan kajian riset berbasis big data, sehingga dapat menjadi modal awal yang bagus bagi tim laboratorium FISIP dalam mengembangkan kajian riset berbasis big data.
Webinar dibuka oleh Dekan FISIP UIN Raden Fatah melalui Wakil Dekan II Ainur Ropik,M.Si. dalam sambutannya Ainur Ropik mengatakan bahwa webinar ini merupakan langkah awal FISIP untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan tekhnologi, sehingga para akademisi dan peneliti khususnya di FISIP UIN Raden Fatah dapat memperkaya proses memahami fenomena sosial melaluji big data.
Dr. Atwar Bajari Narasumber Pertama memaparkan terkait konsep, peluang dan tantangan dalam melakukan penelitian Sosial melalui big data. “ tantangan yang paling utama adalah bagaimana birokrasi penelitian di perguruan tinggi dapat menyesuaikan dengan pola penelitian big data yang begitu dinamis dan cepat, sehingga perlu ada penyederhanaan birokrasi administratif di institusi”. Selain itu juga ketua program doctor FIKOM UNPAD ini juga menegkritisi terkait etika dan metodelogi penelitian ilmu sosial dengan big data.
Sedangkan Bono Setyo menyampaiakn materi terkait riset keagamaan berbasis big data, “riset berbasis big data merupakan sebuah keniscayaan “, ujarnya. Dalam sesi ini juga Mas Bono sapaan akrabnya berbagi pengalaman terkait hasil riset khilafah di media sosial Twitter.
Narasumber terakhir, Rustika Herlambang memaparkan materi tekhnis praktek penggunaan big data dalam penelitian, sebagai Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, mbak Tika sapaan akrabnya sudah berpengalaman dalam pemanfaatan big data dalam penelitian. Dalam papaarannya juga Rustika memberikan banyak gambaran contoh bagiamana big data memotret isu di ruang virtual seperti omnibus law dan isu kelompok garis keras.[***]
ion