SISWI SMA N 1 Kandis Kabupaten Ogan Ilir berinisial T yang sempat viral karena mengalami tindakaan kekarasan dari oknum guru, ternyata sampai sekarang belum juga sekolah. Hal tersebut memaksa H Muchendi Mahzarekki Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumsel turun tangan.
Muchendi ,sapaan H Muchendi Mahzarekki, Selasa (4/2/2020) pagi, mendatangi SMA N 1 Kandis. “Sebagai Wakil Ketua DPRD Sumsel kebetulan saya koordinator Komisi V yang membidangi kesejahteraan rakyat berkaitan dengan pendidikan,” ujar politisi muda Partai Demokrat ini.
Putra sulung H Ishak Mekki (Anggota DPR RI) ini mengaku mendapat laporan baik dari kepala desa, ataupun dari masyarakat. “Sekarang segala sesuatu informasi cepat sampai atau viral. Mengenai tindak kekerasan, saya sudah berkoordinasi dengan Diknas Sumsel. Saya minta Diknas untuk segara berkoordinasi,” terang legeslatif dari Dapil OKI dan OI ini.
Muchendi mengaku datang bukan untuk menghakimi. “Kita tidak mencari siapa benar siapa salah. Tapi sebagai wakil rakyat saya harus menindak lanjuti,” terang mantan wakil manajer Sriwijaya FC ini.
Muchendi juga meminta ada sanksi teguran untuk guru yang telah melakukan kekerasan terhadap pelajar tersebut. “Saya juga tidak pengen guru ini diberhentikan, karena selaku manusia pasti ada khilafnya. Sanksi paling tidak jangan sampai kasus ini juga terulang lagi,” tambah mantan Ketua DPD KNPI Kota Palembang ini.
“Karena kita sudah diatur dalam undang-undang, kita tidak boleh ada tindakan kekerasan. Kalau hukuman menindak disiplin tidak masalah,” tambah pemuda 31 tahun ini.
Muchendi khawatir jika T sampai trauma. “Yang terburuknya dia tidak mau sekolah lagi. Sudah pasti trauma dan juga malu. Saya minta kedepan, kalau memang T tidak mau sekolah lagi di Kandis, dan ingin pindah, saya sarankan agar sekolah dapat bantu untuk kepindahan. Jangan menghalangi biar dia cepat sekolah lagi,” terangnya.
Dalam kunjungan tersebut Muchendi disambut Kepala SMA N 1 Kandis, Drs Sarwani bersama para wakil, guru dan tata usaha. Suami Ike Meilina ini juga sempat melihat suasana belajar mengajar. Tidak terkecuali masuk di kelas T.
Sementara itu Drs Sarwani Kepala SMA N 1 Kandis mengatakan oknum guru yang melakukan tindakan kekerasan pada T sudah meminta maaf dan mengakui khilaf. “Sempat beberapa kali mediasi, alhamdulillah Senin tadi sudah damai,” pungkas dia. [***]