Pendidikan

Mahasiswa Vokasi IPB Wajib jadi Swiss Army Knife, Multi Kompetensi untuk Dunia Kerja Masa Depan

ist

DULU mahasiswa cukup jago satu bidang, kini dunia kerja menuntutmu seperti Swiss Army Knife satu alat, maksudnya banyak fungsi, dan siap menghadapi segala kondisi, seandainya kalau mata pisau saja cukup, kita tidak perlu repot membuka kaleng makanan pakai gergaji mini sambil menghadapi deadline yang datang seperti hujan di musim kemarau. Inilah realitas yang disampaikan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli saat memberi pembekalan mahasiswa baru Sekolah Vokasi IPB, Bogor, belum lama ini.

Yassierli menekankan  dunia kerja saat ini penuh VUCA Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity. Artinya, dunia berubah cepat, tidak pasti, rumit, dan membingungkan seperti menonton drama Korea sambil membaca manual mesin cuci.

“Kuncinya satu yakni adaptif,” tegasnya, di era ini, mahasiswa vokasi tidak cukup mengandalkan satu kompetensi saja. Harus punya multi kompetensi yang menggabungkan hard skills, soft skills, dan cognitive skills. Kalau kata pepatah, “Berguru kepalang ajar, bagai perahu tanpa dayung,” maka mahasiswa harus jadi perahu lengkap dengan layar, kompas, dan GPS.

Di kampus vokasi IPB, mahasiswa diajak mengasah kemampuan teknis teknologi pertanian presisi, pangan fungsional, robotik, hingga pengelolaan sumber daya alam. Tapi dunia kerja juga menuntut soft skills vokasi kepemimpinan, kreativitas, komunikasi efektif, hingga kemampuan berpikir kritis. Semua ini harus dipadukan, seperti bumbu masakan terlalu banyak garam, pahit kurang gula, hambar kurang kreativitas, mati gaya.

Mahasiswa yang berhasil adalah mereka yang bisa menggabungkan semua keterampilan ini menjadi satu paket, layaknya Swiss Army Knife manusia yang siap menghadapi VUCA.

Pesan moralnya jelas jangan menunggu peluang datang seperti menunggu hujan di padang pasir. Ciptakan sendiri!, dengan growth mindset, mahasiswa yakin kemampuan bisa terus berkembang dengan future mindset, siap menghadapi tantangan yang belum ada di buku; dan dengan entrepreneurial mindset, berani berinovasi dan menciptakan solusi. Dunia kerja masa kini mencari orang yang multi kompeten, kreatif, dan adaptif bukan sekadar ahli di satu bidang.

Menjadi “Swiss Army Knife manusia” memang tidak mudah. Tapi IPB menyediakan arena latihan laboratorium, workshop, proyek lapangan, kelas kreatif, dan kompetisi startup.

Di sinilah mahasiswa vokasi belajar menggabungkan hard skills dan soft skills, sekaligus menyiapkan diri menghadapi dunia kerja yang kadang seperti pesta laser di ruang gelap indah, tapi bisa bikin kepala pusing kalau tidak siap.

Contoh nyata mahasiswa yang menguasai teknologi pangan, bisa memimpin tim, sekaligus punya ide inovasi pertanian urban, adalah tipe “Swiss Army Knife” yang dicari industri. Mereka tidak hanya siap bersaing, tapi juga mampu memberi solusi nyata bagi masyarakat. Inilah esensi multi kompetensi mahasiswa IPB, siap kerja, adaptif, dan inovatif.

Pendidikan vokasi bukan sekadar menyiapkan lulusan, tapi membentuk pribadi serba bisa tajam, adaptif, kreatif, dan berani mengambil peluang. Dunia kerja menunggu mereka yang punya multi kompetensi vokasi, seperti pisau Swiss Army, siap menghadapi VUCA, dan tetap bersinar menghadapi tantangan tak terduga.

 Bagi mahasiswa baru IPB, jangan cuma belajar satu mata pisau. Perluas fungsi, poles kemampuan, dan jadilah alat multifungsi yang membawa manfaat bagi bangsa. Ingat pepatah lama “Banyak akal lebih baik daripada banyak tenaga,” dan kini, akal itu harus multi-talenta. Jadi, siapkah kamu menjadi Swiss Army Knife masa depan?.[***]

Terpopuler

To Top