Pendidikan

Bukan Cuma Lomba, Empat Pilar Jadi “Antivirus” Anak Muda Sumsel di Era Digital yang Penuh Hoaks!

ist

SEANDAINYA gadget itu manusia, mungkin udah masuk UGD karena tiap hari dijejali hoaks, prank politik, sampe gosip artis putus-nyambung. Untunglah, ada yang namanya Empat Pilar MPR RI, ibarat antivirus yang bisa bikin otak tetap waras di tengah derasnya notifikasi.

Nah, Rabu (24/9), Gubernur Sumsel H. Herman Deru meresmikan Lomba Cerdas Cermat (LCC) Empat Pilar MPR RI Tingkat Provinsi Sumsel 2025. Acaranya di Asrama Haji Palembang, diikuti anak-anak SMA/SMK se-Sumsel yang katanya sih, otaknya lebih kenceng dari WiFi kampus.

Herman Deru dalam sambutannya bilang, generasi muda jangan cuma jago main scroll TikTok sampai jempolnya kayak piston motor. “Pintar akademik itu penting, tapi kalau nggak punya filter nilai kebangsaan, bisa-bisa jadi korban clickbait murahan,” ujarnya, disambut tepuk tangan yang kayak emotikon.

Pepatah lama bilang “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”,  di era digital, bisa ditambahin “Di mana jari mengetik, di situ akal sehat dipertanggungjawabkan”. Empat Pilar inilah yang jadi kompas biar anak-anak Sumsel nggak gampang tersesat di hutan rimba medsos.

Bayangin aja, Pancasila itu kayak charger universal, karena bisa masuk ke semua perangkat. UUD 1945 ibarat buku manual resmi, jangan diganti sama fake manual bajakan. NKRI itu casing HP, kalau pecah ya repot semua, dan Bhinneka Tunggal Ika?, itu kayak playlist Spotify lagunya beda-beda, tapi kalau diputar bareng, tetap enak didengar.

Herman Deru juga kasih apresiasi ke para guru, yang tiap hari jadi “teknisi moral” bagi murid. Kalau nggak ada guru, mungkin banyak siswa yang bisa lebih hafal nama pemain Mobile Legends ketimbang nama pahlawan nasional.

Kalau Empat Pilar tertanam di hati, maka generasi Sumsel nggak cuma jadi jagoan ranking kelas, tapi juga tahan banting, tahan hoaks, dan tahan godaan jadi buzzer bayaran.

Dan jangan lupa pepatah Jawa yang di-remix “Jer basuki mawa Pancasila” -segala keberhasilan harus dengan Pancasila.

LCC ini bukan cuma lomba rebutan poin, tapi semacam vaksin moral biar generasi muda Sumsel siap menghadapi penyakit digital, mulai dari toxic comment sampai fake news.

Pada akhirnya, Empat Pilar ini ibarat kuota internet, kalau habis, kita bisa nyasar ke mana-mana. Tapi bedanya, kuota bisa dibeli di konter, sedangkan nilai kebangsaan cuma bisa ditanam sejak dini.

Jadi, kalau generasi muda Sumsel sudah melek Empat Pilar, bukan cuma siap hadapi soal cerdas cermat, tapi juga siap hadapi soal kehidupan yang jauh lebih sulit, mulai dari hoaks, toxic netizen, sampai cicilan KPR.[***]

Terpopuler

To Top