ROADSHOW TV Kampus episode 01 bersama Insitut Teknologi Sepuluh Nopember TV menjadi sarana Kementerian Pendidikan, Kebuadayaan, Riset dan Teknologi untuk mendekatkan diri kepada dosen dan mahasiswa, untuk berkolaborasi membentuk SDM Indonesia yang unggul.
Kegiatan Roadshow TV Kampus ini dihadiri oleh 7 narasumber yang memberikan insight secara komprehensif mengenai Kampus Merdeka.
Program Kampus Merdeka ini, bisa dikatakan sangat fenomenal mengingat tujuan atau kompetensi yang diinginkan tidak hanya menjadi engineer atau scientis jika di ITS, namun dengan program Kampus Merdeka mahasiswa menjadi lebih punya empati, creativity, skill, dan experience.
Dengan adanya program ini, mahasiswa selain mereka menjadi jagoan di bidangnya masing-masing, juga memiliki empat lajur atau empat keahlian yang mendukung bidangnya tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Mochamad Ashari. “Mahasiswa selain menjadi jagoan di bidangnya, engineer atau scientist mahasiwa dapat kompeten di bidang eksekutif seperti menjadi karyawan atau menjadi direktur utama nantinya di BUMN atau swasta. Kami sampaikan terima kasih kepada kementerian yang sudah selama ini membuat program tersebut. Dalam metode MBKM kita melakukan konversi beberapa macam mata kuliah yang bisa kita konversikan, sehingga nanti menjadi total 20 SKS, dan hingga saat ini ada 8.300 mahasiswa yang sudah berpartisipasi dalam program MBKM,” katanya.
Insan Merdeka dan Berbudaya
Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan sebuah konsep yang sudah lahir 100 tahun yang lalu saat Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan insan yang merdeka dan berbudaya.
Insan merdeka yang nomor satu adalah mandiri, berdikari, tidak bergantung pada orang lain, dan mampu untuk merancang dan menentukan masa depannya sendiri. Itulah yang diterjemahkan dengan konteks kekinian di era revolusi industri keempat ini.
“Model pembelajaran yang sesuai dengan revolusi industri keempat memberikan peluang fleksibilitas yang luas bagi mahasiswa untuk bisa menyiapkan dirinya memasuki profesi yang bersama-sama kita ciptakan dengan dunia kerja, yaitu kira-kira tentang prinsip operasionalnya. Kampus Merdeka merupakan pembelajaran yang kita keroyok dengan bergotong-royong,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, seperti dikutip dalam rilis Ditjen Dikti di Jakarta, Minggu (11/7/2021).
Disebutkan, Program Kampus Merdeka ini diimplementasikan dengan dua kelompok, yaitu yang diselenggarakan secara terbuka nasional dan secara instansi (PT). Kelompok secara terbuka nasional berarti bahwa program bisa diakses oleh mahasiswa dari Sabang sampai Merauke, dan terbuka bagi semua mahasiswa asal terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang bisa mengikuti program Kampus Merdeka.
Dengan disiapkan sekitar 80.000 peluang untuk mengikuti program-program tersebut dan nanti ada seleksi sesuai dengan masing-masing yang menawarkan program tersebut.
“Program nasional ini, kita akurasi dengan dipastikan bobotnya 20 SKS dan kita pastikan juga intensitas serta program impactnya, sehingga program itu diakui hasilnya oleh dunia kerja. Program ini menaikkan nilai tambah yang signifikan bagi kompentisi mahasiswa, yang nanti dikurasi secara nasional dengan catatan penting nomor induknya terdata oleh PDDikti,” sambung Nizam.
Salah satu program Kampus Merdeka ialah Kampus Mengajar dan merupakan salah satu menu kegiatan-kegiatan untuk memfasilitasi jagoan-jagoan teknologi calon-calon pemimpin masa depan, untuk memberikan ruang supaya siap lebih awal untuk memasuki kehidupan. Jadi bukan lulus baru bersiap, tetapi sebelum lulus sudah siap.InfoPublik (***)
Ril