Sumselterkini.co.id, -Pertemuan antara Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru dengan Direktur Utama PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri), Daconi Khotob dan jajarannya berlangsung di ruang kerja Gubernur, Rabu (5/3/2025).
Pertemuan itu menjadi momen penting dalam penguatan sektor industri pupuk di wilayah ini. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan pupuk untuk mendukung sektor pertanian nasional, peran PT. Pusri sebagai salah satu produsen pupuk terbesar di Indonesia menjadi semakin krusial.
Oleh karena itu, pembangunan Pabrik Pusri III-B yang sedang berlangsung harus dipastikan berjalan sesuai rencana agar manfaatnya dapat segera dirasakan oleh petani dan perekonomian secara luas.
Dari sisi positif, peningkatan produksi pupuk yang telah dicapai PT. Pusri hingga 1,8 juta ton pupuk urea dan 400 ribu ton pupuk NPK pada tahun 2024 menunjukkan bahwa perusahaan ini masih mampu berkontribusi besar bagi kebutuhan nasional. Keberlanjutan dan peningkatan produksi ini sangat penting, mengingat sektor pertanian masih menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia.
Dengan hadirnya Pabrik Pusri III-B, efisiensi penggunaan gas serta penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan akan menjadi nilai tambah yang tidak hanya meningkatkan daya saing perusahaan tetapi juga mendukung target pembangunan berkelanjutan.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian lebih serius. Selain pendangkalan Sungai Musi yang menghambat distribusi logistik, tantangan lainnya adalah kesiapan infrastruktur pendukung di sekitar lokasi pembangunan pabrik baru. Keterbatasan akses jalan, kapasitas pelabuhan, serta ketersediaan energi yang stabil menjadi faktor penting yang harus diperhitungkan agar operasional pabrik dapat berjalan optimal.
Selain itu, faktor regulasi dan perizinan juga dapat menjadi hambatan jika tidak dikelola dengan baik, sehingga perlu adanya sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, pusat, dan pihak swasta. Salah satunya adalah masalah pendangkalan Sungai Musi, yang selama ini menghambat kelancaran distribusi logistik. Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Herman Deru menegaskan bahwa solusi jangka panjang yang tengah diupayakan adalah pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat. Hal ini memang menjadi langkah strategis, tetapi percepatan realisasi proyek tersebut harus diiringi dengan perencanaan yang matang serta koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya. Jangan sampai proyek ini berlarut-larut dalam tumpukan kebijakan tanpa kepastian realisasi.
Selain itu, pengembangan anak usaha PT. Pusri, terutama di bidang kesehatan, juga menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan. Keinginan Gubernur agar rumah sakit yang dikelola oleh PT. Pusri memiliki keunggulan tertentu adalah saran yang sangat relevan. Dalam era persaingan rumah sakit yang semakin ketat, memiliki layanan spesialis yang unggul dapat menjadi faktor pembeda yang tidak hanya menarik pasien tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan di Sumatera Selatan. Investasi dalam teknologi medis, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, serta kemitraan dengan institusi kesehatan ternama bisa menjadi strategi yang diterapkan agar rumah sakit ini tidak hanya sekadar eksis tetapi benar-benar mampu menjadi pilihan utama masyarakat.
Sementara itu, gagasan untuk membangun pabrik baru di Palembang New Port sebagai ekspansi PT. Pusri juga menjadi hal yang layak didukung. Pembangunan ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar, terutama dalam peningkatan kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal. Dengan proyek ini, ribuan tenaga kerja sektor informal dan profesional dapat terserap, mengurangi angka pengangguran di Sumatera Selatan.
Selain itu, keberadaan pabrik baru akan mendorong pertumbuhan sektor pendukung seperti logistik, jasa, dan industri kecil menengah yang berkaitan dengan rantai pasok pupuk.
Hal ini berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan lokasi yang lebih strategis, akses logistik yang lebih baik, serta peluang untuk meningkatkan kapasitas produksi tanpa harus menggantikan pabrik lama, ini bisa menjadi langkah besar dalam menjadikan PT. Pusri lebih kompetitif di pasar global. Namun, perlu diingat bahwa pembangunan ini juga harus memperhatikan dampak sosial dan lingkungan. Kajian AMDAL yang komprehensif serta keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan harus menjadi bagian yang tidak boleh diabaikan.
Selain itu, penting bagi PT. Pusri dan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa setiap proyek yang dijalankan memiliki dampak positif yang merata bagi masyarakat. Tidak hanya dalam bentuk penciptaan lapangan kerja tetapi juga dalam peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan kontribusi terhadap ekonomi daerah. Upaya ini bisa dilakukan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang lebih terarah, baik dalam bidang pendidikan, pelatihan keterampilan, maupun pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang dapat menjadi mitra bisnis bagi industri pupuk.
Sebagai saran, pemerintah daerah dan PT. Pusri perlu lebih aktif dalam membuka komunikasi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Transparansi dalam pelaksanaan proyek, keterlibatan akademisi dalam riset dan inovasi, serta kerja sama dengan sektor swasta dalam pengembangan infrastruktur akan menjadi faktor penentu keberhasilan proyek-proyek besar ini. Jangan sampai proyek-proyek strategis ini hanya terlihat menjanjikan di atas kertas tetapi terhambat oleh birokrasi yang panjang atau ketidaksiapan dalam implementasi.
Dengan komitmen yang kuat, perencanaan yang matang, serta pelaksanaan yang transparan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, pengembangan industri pupuk di Sumatera Selatan dapat menjadi contoh sukses dalam membangun ekosistem industri yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Langkah-langkah strategis yang diambil saat ini akan menentukan masa depan PT. Pusri sebagai pilar utama industri pupuk nasional dan motor penggerak ekonomi Sumatera Selatan.[***]
