MENTERI Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa situasi pandemi COVID-19 terus terkendali pada tingkat yang rendah.
Dilansir dari InfoPublik.id, kasus konfirmasi Indonesia dan Jawa Bali masing-masing telah turun hingga 99 persen dari kasus puncaknya pada 15 Juli lalu.
“Selain itu, angka reproduksi efektif Bali akhirnya turun di bawah 1, mengikuti angka nasional dan pulau Jawa, yang mengindikasikan terkendalinya pandemi COVID-19,” kata Menko Marves Luhut dalam keterangan persnya, Senin (18/10/2021).
Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan rendahnya kasus konfirmasi harian menyebabkan kasus aktif nasional dan Jawa Bali terus menunjukkan penurunan.
“Saat ini hanya tersisa kurang dari 20 ribu kasus aktif di nasional dan kurang dari 8 ribu kasus aktif di Jawa Bali. Jauh menurun dibandingkan lebih dari 570 ribu kasus aktif pada puncak varian Delta Juli 2021 lalu,” ujarnya.
Menko Marves Luhut menjelaskan, situasi yang terus membaik juga tercermin dari kasus kematian di beberapa provinsi Jawa Bali yang mencatat nol kematian akibat COVID-19. Pada 17 Oktober 2021 lalu, DKI, Jawa Barat, DIY, dan Bali mencatat nol kematian. Provinsi lain di Jawa Bali hanya mencatat <5 (di bawah, red) kematian per hari.
Dengan tingkat kematian yang rendah ini, menurut Menko Marves pihaknya yakin akan mampu dijaga, seiring dengan capaian vaksinasi lansia Jawa Bali yang meningkat tajam sejak cakupan vaksinasi lansia dijadikan indikator untuk penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Namun langkah akselerasi tetap perlu dilakukan karena saat ini cakupan vaksinasi lansia Jawa Bali baru mencapai 43 persen. Kita ingin cakupan vaksinasi lansia dapat mencapai 70 persen
Menko Marves Luhut menegaskan bahwa pemerintah terus melakukan evaluasi dalam pelaksanaan PPKM, termasuk dalam penentuan level di kabupaten kota.
Selama 1 bulan terakhir, imbuhnya, penurunan level untuk wilayah aglomerasi tertahan karena beberapa kabupaten kota yang belum mampu mencapai target vaksinasi.
“Sebagai contoh, sebagian besar kabupaten kota di wilayah Jabodetabek yang seharusnya bisa turun ke level 2 tidak bisa turun level karena cakupan vaksinasi di kabupaten Bogor dan Tangerang belum mencapai target,” jelasnya.
Berkaca dari kondisi tersebut dan atas persetujuan dari Presiden, syarat vaksinasi kabupaten/kota di aglomerasi diubah berdasarkan pencapaian kab/kota itu sendiri, selama keseluruhan aglomerasi sudah memenuhi syarat WHO untuk turun level
“Dengan perubahan syarat vaksinasi untuk aglomerasi, mulai besok akan ada 54 kabupaten kota di level dua dan 9 kabupaten kota di level 1. Terkait detail mengenai keputusan ini akan dituangkan melalui Inmendagri,” paparnya.
Uji Coba Kota Blitar Berhasil
Menko Marves Luhut menambahkan, pada 4 Oktober 2021 lalu, Kota Blitar menjadi kota yang pertama masuk ke level 1. Kota Blitar kemudian dijadikan sebagai uji coba menuju “new normal” di mana sebagian besar aktivitas masyarakat dapat dilakukan mendekati kehidupan normal.
Dalam kesempatan ini, Menko Marves mengaku mendapat laporkan bahwa hasil evaluasi terhadap Kota Blitar menunjukkan hasil yang positif. Sejak masuk ke level 1, situasi COVID-19 di Kota Blitar tetap rendah dan terkendali.
“Terkendalinya kasus didorong oleh tingkat tracing, vaksinasi, dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang terus meningkat meski sudah masuk level 1,” ujarnya.
Menko Luhut menuturkan, pemerintah pusat memberikan apresiasi yang tinggi kepada Wali Kota, Dandim, Kapolres, Dinkes, dan seluruh pihak lainnya yang telah berkontribusi dalam penanganan pandemi COVID-19 di Kota Blitar.
“Contoh baik di Kota Blitar perlu menjadi contoh dan pembelajaran bagi penanganan pandemi COVID-19 di kabupaten kota lainnya di Indonesia,” tuturnya.(***)