HANYA dalam hitungan jam, Idulfitri 1443 Hijriah akan tiba dan hari kemenangan itu disambut dengan gembira. Umat muslim, di seantero tanah air, pun bersiap menghelat serangkaian ritual keagamaan dan tradisi yang melengkapi penyambutan atas datangnya hari kemenangan tersebut.
Dimulai dari tradisi pulang ke kampung halaman atau mudik menjelang hari raya, kemudian mengisi malam terakhir Ramadan dengan takbiran, melaksanakan ritual keagamaan berupa salat Idulfitri secara berjamaah di tanah-tanah lapang yang telah dipersiapkan atau di masjid-masjid pada keesokan harinya, dan disusul dengan kelaziman silaturahmi ke rumah sanak keluarga dan kerabat yang ada di kampung halaman.
Apakah selesai sampai di situ? Biasanya tidak. Sebab sekembalinya dari mudik, mereka biasanya akan mengadakan atau menghadiri acara halalbihalal bersama rekan kerja, tetangga, ataupun kerabat lain yang ada di kota.
Sudah dua lebaran lamanya, rangkaian kegiatan baik yang berupa ritual maupun tradisi itu tidak dapat dilaksanakan sebagaimana lazimnya oleh Muslim di tanah air. Virus penyebab wabah Covid-19 yang berkelindan di antara manusia di Nusantara telah memaksa pemerintah memberlakukan beragam aturan khusus berkaitan dengan pelaksanaan ritual keagamaan ataupun tradisi. Pembatasan demi pembatasan diberlakukan.
Baru pada 2022 ini, agaknya kerinduan atas suasana Ramadan dan Idulfitri yang berlangsung sejak lama, bisa kembali dirasakan umat Islam di tanah air. Mulai dari salat tarawih berjamaah di masjid, buka puasa bersama, mudik lebaran, salat Ied berjamaah, bersilaturahmi ke tempat sanak kerabat, serta halal bihalal agaknya tidak akan lagi dibatasi secara ketat.
Pemerintah hanya mensyaratkan penegakan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi lengkap, termasuk booster. Kontan sejak beberapa pekan sebelum mudik berlangsung, kerap ditemui kepadatan tempat-tempat vaksinasi oleh pengunjung, yang boleh jadi adalah para calon pemudik.
Pemandangan serupa itu tentunya menggembirakan. Pasalnya, ada harapan tercipta imunitas yang lebih tinggi di diri masyarakat Indonesia, khususnya para pemudik yang jumlahnya mencapai hampir 100 juta orang itu. Dari situ, diharapkan pula akan terbentuk herd immunity yang lebih masif, yang bakal melindungi para insan rentan dari virus berbahaya yang tampaknya masih terus akan bermutasi.
Namun di tengah tingginya harapan, menyusul adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi, tentu harus diingat satu hal penting lainnya. Yakni, keharusan untuk senantiasa melakukan hal-hal sesuai dengan aturan di dalam protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berkerumun, tetap menjadi syarat kesehatan dalam menjauhkan diri dari paparan virus SARS COV-2.
Itu pulalah sebabnya, pemerintah mengimbau masyarakat tidak makan dan minum saat hadir dalam acara halalbihalal. Catatan tersebut disampaikan dalam rapat terbatas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka, Jakarta, bersama para menteri.
“Terutama untuk kegiatan halalbihalal, diselenggarakan dengan protokol kesehatan dan diimbau untuk tidak ada makan minum,” kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 Airlangga Hartarto selepas rapat bersama Presiden Jokowi, Senin, (18/4/2022).
Belajar dari Jiran
Tanpa adanya kesadaran protokol kesehatan yang mumpuni, ancaman gelombang berikut dari Covid-19 berada di depan mata. Vaksinasi lengkap yang menjadi ikhtiar pemerintah dalam melindungi warganya tidak menutup risiko penularan. Sejauh ini, dosis vaksinasi lengkap telah terbukti mampu meringankan gejala yang dialami penderita Covid-19, termasuk mampu menekan potensi fatalitas akibat virus berbahaya tersebut.
Sebagaimana terjadi di sejumlah negara lain di belahan dunia ini, sebut saja di Tiongkok, bahaya serangan Covid-19 memang masih terlihat nyata. Pada 29 April 2022, angka penambahan kasus baru per hari masih mencapai di atas 26 ribu. Gelombang keempat Covid-19 di negeri jiran itu juga menyebabkan otoritas memberlakukan penguncian di sejumlah titik.
Penularan secepat kilat yang terjadi akibat varian Omicron, tampak masih sulit dikendalikan karena virus itu juga terus bermutasi menjadi beberapa varian. Di Tiongkok, meruap dugaan, varian yang menginfeksi puluhan ribu orang per hari itu adalah varian terbaru Omicron, yakni B 2.3.
Virus corona varian baru itu ditemukan di Yantai, Provinsi Shandong, Tiongkok. Melansir The Global Times, Selasa (26/4/2022), sebanyak 16 kasus ditemukan di wilayah tersebut pada saat diumumkan oleh otoritas kesehatan Tiongkok dalam konferensi pers pada Senin (25/4/2022).
“Varian baru ini terbukti lebih menular dengan masa inkubasi yang lebih singkat,” tulis The Global Timesseperti dikutip, Selasa (26/4/2022).
Menurut hasil sekuensing global gen Covid-19, Omicron BA.2.3 dilaporkan telah terdeteksi sebanyak 49.000 sekuens di seluruh dunia, atau terhitung sebanyak 6,2 persen dari seluruh strain yang ada. Menurut ahli imunologi yang berbasis di Guangzhou Zhuang bernama Shilihe, kemungkinan besar kasus tersebut datang dari luar Tiongkok. Dia juga mengatakan, sebagian besar kasus tersebut sebelumnya ditemukan di Eropa.
Jadi apapun aktivitas mudik dan libur anda, pastikan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Semoga upaya itu mewujudkan mudik aman dan sehat. Selamat Lebaran dan liburan!. Indonesia.go.id (***)